Salah satu alasan apestor ketika diajak untuk invest long term berbasis kesabaran adalah, "kalau rungkad, habis modal."
Kawan, kalau modal habis, yang salah bukan perusahaannya, tapi cash flow kamu. Cash flow itu sesederhana faktor penghasilan dan money management. Kalau kamu nggak bisa invest long term dengan sabar, yang salah antara:
1. Penghasilan kamu yang kurang
2. Penghasilan kamu cukup, tapi money management kamu yang kurang, atau
3. Dua-duanya kureng
Solusi masalah nomor 1 adalah investasi leher ke atas untuk meningkatkan penghasilan. Investasi yang murah meriah misalnya buat beli kuota, harganya lebih murah daripada satu lot $BRMS atau $TOTL, kuota bisa kamu pakai buat belajar skill yang bisa meningkatkan penghasilan dari mulai di platform gratisan hingga di YouTube
Kalau ada modal lebih, bisa tingkatkan ke kursus berbayar yang kredibel, atau MOOC seperti udemy. satu kursus udemy itu harganya lebih murah daripada satu lot $TAPG
Solusi masalah nomor 2 adalah baca buku-buku personal finance, yang paling saya sarankan adalah Millionaire Next Door. Tapi kalau kamu nggak terbiasa baca buku tebal dengan topik berat, kamu bisa mulai dari Psychology of Money, itu buku tipis banget, satu bab ada yang cuma 2 halaman, kontennya sangat ringan dan menghibur, tapi cakupannya amat sangat luas, bahkan bisa dibilang terluas dibandingkan semua buku personal finance
Kalau cash flow kamu udah cukup nyaman untuk sabar di market, baru kamu bisa menambah wawasan dengan belajar analisis kompetisi bisnis dalam sebuah sub-industri, baca balance sheet & income statement, menghafalkan perilaku-perilaku top brokers, belajar charting untuk menemukan demand area, TP zone, dan support-resistance, dll.
Kalau logikamu terbalik, niscaya kamu akan jadi mangsa empuk influencers pompom pump & dump, dalam bentuk apapun gorengannya