imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berkshire itu punya 35-40 posisi, tapi 75% asetnya ada di 5 posisi, dan 25% asetnya ada di 1 conviction terbesarnya, yaitu Apple. Setiap kali ada posisinya yang mencapai 40-60%, akan berangsur-angsur dicukur kembali ke 25%. Jadi bisa dibilang 25% posisi sisanya adalah 'nitip sendal' di 30an saham

80% porto saham Indonesia saya ada di 4 conviction. Lalu bedanya, saya punya 1-1,5% alokasi porto untuk nitip sendal untuk bereksperimen dengan semua strategi yang pernah saya temukan, misalnya strategi bandarmology ada banyak alirannya, strategi teknikal juga ada banyak alirannya, begitu pula strategi momentum, trend following, buy on weakness, "barang kering", dll.

Strategi entry dan exit saya dalam nitip sendal adalah beli selot, lalu tambah selot-selot jika conviction bertambah, baik saat lagi fase sepi atau diabaikan market, atau bahkan saat lagi dihujat. Tapi conviction ini saya batasi sampai 400 ribu - 1 juta saja. Saat conviction berkurang atau saya merasa strategi yang sedang diuji tidak sukses, saya juga fade out selot-selot. Jadi win-rate-nya 50:50, tapi profit factor terjaga di 10-50x

Hasil pengujian saya lumayan konsisten. Pertama saya mengobservasi perbedaan antara strategi yang umumnya dipakai untuk scalping vs untuk investasi untuk tujuan keuangan jangka panjang seperti fat FIRE

Misalnya, saham yang menurut analisis broker summary "sedang diakumulasi bandar", secara probstat, tidak ada kecenderungan untuk terapresiasi. Ada yang kebetulan naik, ada yang kebetulan turun, ya 50:50 lah. TAPI, saham yang menurut analisis broker summary "sedang diguyur bandar," memang beneran punya kecenderungan untuk turun 馃ぃ

Tapi ada kesamaan juga antara strategi bandarmology, teknikal, trend following, momentum, dll., dengan strategi tradisional seperti value investing: walaupun ada satu atau beberapa hari bearish, tapi pada akhirnya akan bullish lagi JIKA moat dan story-nya tetap intact. Dari eksperimen-eksperimen ini, saya simpulkan bahwa ketakutan tentang "nyangkut di pucuk" itu bukan sesuatu yang reasonable, karena ATH akan selalu kejemput selama moat atau story tetap intact

Bursa saham tidak beda dengan kehidupan sehari-hari. Misalnya, saya kadang-kadang melihat istri saya nonton tips-tips rumah tangga dari mulai masak sampai bersih-bersih di FYP. Beberapa works, tapi kebanyakan tidak. Lalu selang satu-dua pekan, di FYP ada konten kreator lain yang mencoba tips-tips di FYP, lalu debunk apakah dia mitos atau fakta. Bagi saya, tidak sulit untuk memprediksi tips mana yang works dan mana yang tidak. Kalau istri saya bilang, "dengan cara begini, kita akan berhasil begitu," saya selalu tanya balik, "kenapa?"

Kalau dia bisa menjelaskan saya reasoning di balik trik tersebut, peluang besar trik tersebut akan works. Sebaliknya, kalau jawabannya hanya, "ya emang gitu," peluang besar nggak akan works

Begitu pula semua tesis dari bandarmology, teknikal, trend following, momentum, itu sekalipun dalam jangka pendek salah, tapi dalam jangka panjang tetap bisa kejemput kalau kita bisa menjawab "why" nya. Bagi yang teknikal, mungkin why-nya adalah demand area dan take profit zone secara psikologis. Bagi bandarmology, kalau melihat sebuah broker akum, dia harus tahu "why" nya, kalau melihat sebuah broker mengguyur, dia juga harus tahu "why" nya. Begitu pula tren, momentum, dll.

Yang membedakan antara sebuah strategi yang reasonable dengan strategi "kayaknya"-mology adalah "why" nya

random tag kelinci percobaan saya $SMMT $KEJU $IHSG

Read more...
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy