Alur selanjutnya pada PT Tunas Baru Lampung Tbk, salah satu perusahaan yang memproduksi biodiesel jenis Fatty Acid Methyl Ester (FAME) dalam jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan $JARR.

Sejarah singkat dari perusahaan ini, $TBLA didirikan pada 1973 dan listing di bursa saham Indonesia tahun 2000. Secara lini bisnis, emiten ini tidak hanya berfokus pada minyak kelapa sawit, tetapi juga ada gula tebu.

Untuk penjualan produk biodiesel sendiri, selama 3 tahun terakhir dapat jumlahkan sebagai berikut:

Tahun 2022, kontrak penjualan biodiesel ke PT Kilang Pertamina Internasional sebanyak 218.855 KL, PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 108.062 KL, dan PT AKR Corporindo Tbk sebanyak 20.360 KL. Tidak ada penjelasan mengenai jumlah uang kontrak pada PT Kilang Pertamina Internasional dan yang lainnya, namun terdapat penjelasan jumlah uang yang didapatkan dari hasil penjualan tersebut ialah Rp2.25 T. Jika kita asumsikan bahwa kontrak penjualan terpenuhi 100 %, maka harga beli nya Rp10.284/liter

Tahun 2023, kontrak penjualan biodiesel ke PT Kilang Pertamina Internasional sebanyak 211.269 KL, PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 123.707 KL, dan PT AKR Corporindo Tbk sebanyak 30.208 KL. Berdasarkan laporan keuangan, jumlah uang yang diterima TBLA dari PT Pertamina Kilang Internasional adalah Rp2.12 T. Jika kita menghitung menggunakan asumsi sama seperti sebelumnya maka nilai jual biodiesel menjadi Rp10.049/liter

Tahun 2024, kontrak penjualan biodiesel ke PT Kilang Pertamina Internasional sebanyak 200.009 KL, PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 152.425 KL, dan PT AKR Corporindo Tbk sebanyak 26.656 KL. Jumlah uang yang diterima oleh TBLA dari PT Pertamina Kilang Internasional adalah Rp1.78 T. Dengan menggunakan asumsi yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, maka nilai jual biodieselnya menurun drastis hingga Rp8.944/liter.

Pada tahun 2025, jumlah kontrak penjualan meningkat drastis yaitu 213% dengan penjualan terbanyak beralih ke PT Pertamina Patra Niaga sebanyak 532.404 KL, kemudian PT Kilang Pertamina Internasional sebanyak 246.989 KL, dan PT AKR Corporindo Tbk sebanyak 29.356 KL. Karena data penjualan terakhir hanya sampai semester 1 2025, maka perhitungan penjualan per liter masih belum diketahui, begitupun pada LK juga tidak menyertakan seberepa banyak kuota biodiesel yang telah terpenuhi per kontrak penjualan (Tidak seperti JARR yang menyebutkan secara detail nilai kontrak tahunannya).

Hal menarik lain ialah jumlah persediaan yang dicantumkan pada LK TBLA dari tahun 2022 hingga 2024, produk gula selalu menjadi yang terbanyak, namun untuk semester 1 2025 ini, jumlah persediaan berbalik arah ke biodiesel. Secara rincinya persediaan gula senilai Rp673 Miliar dan biodiesel Rp879 Miliar.


Berdasarkan komposisi penjualan, terdapat 3 produk tertinggi secara persentasenya yaitu, gula, minyak goreng dan biodiesel. Dari tahun 2022 – 2024 untuk produk gula dan minyak goreng saling berganti di posisi pertama, contohnya di tahun 2022, minyak goreng menjadi produk pejualan tertinggi dengan 28%, di tahun 2023 kemudian berubah menjadi gula sebanyak 36%, dan ditahun 2024 masih gula yang menjadi prioritas dengan 39%. Biodiesel sendiri cendrung stabil berkisar 25 – 26% dari tahun 2022 sampai 2024.


Selain itu, di dalam materi pubex yang dipaparkan oleh pihak manajemen juga menyertakan komposisi bisnis mereka terhadap pendapatan perusahaan per tahun. Jika diperhatikan secara detail, persentase produk sawit dan turunanya terus menurun, sedangkan produk gula dan turunannya kian naik. Di tahun 2022, produk sawit dan turunannya berkontribusi sebanyak 73% dari total pendapatan kemudian menurun lagi ke 64% di tahun 2023 dan menjadi 60% di tahun 2024. Hal yang berbeda pada produk gula, yang mulanya dari 27% di tahun 2022, kemudian naik hingga 40% di tahun 2024.


Apakah hal tersebut mungkin bisa menjadi tanda bahwa pihak menajemen akan mengubah lini bisnis nya secara perlahan? Dari kelapa sawit ke gula tebu?

Sumber: LK dan Pubex TBLA

*Disclaimer On❗️

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy