Mimpi Besar $OMED
Setiap perusahaan kadang punya cerita besar. Cerita besar PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) saat ini adalah mimpi untuk menembus pasar alat suntik di Amerika. Ini bukan rencana biasa, tapi sebuah mimpi yang sangat besar. Peluang ini terbuka karena adanya tarif impor tinggi untuk produk dari Tiongkok, menciptakan potensi pasar hingga satu miliar dolar. Cerita seperti ini bisa mengubah pandangan orang, dari yang tadinya melihat perusahaan ini ‘stabil tapi membosankan’ menjadi ‘calon bintang masa depan’. Tapi, cerita sehebat apapun pasti punya penahan, dan penahan OMED ada di Indonesia.
Sebelum kita terbawa mimpi Amerika, mari lihat dulu bisnisnya di rumah. Kekuatan utama OMED sesungguhnya ada di sini, dibangun di atas aturan kandungan lokal atau TKDN. Karena sekitar 90% produknya memenuhi syarat, OMED punya jalur khusus untuk berjualan ke pemerintah dan BUMN. Inilah sumber pemasukan utamanya yang menopang seluruh perusahaan. Justru karena bisnis di rumah ini sangat stabil, OMED jadi punya kemewahan untuk bermimpi besar di luar negeri. Anehnya, kekuatan inti ini sering dianggap sepele. Padahal tanpanya, mimpi miliaran dolar itu hanya angan-angan.
Sambil menjaga bisnis di rumah, OMED juga terus berbenah. Mereka memperbarui pabriknya dengan teknologi "High-beam" yang lebih canggih untuk sterilisasi. Tujuannya bukan cuma agar lebih hemat dan cepat. Bisa jadi, ini adalah syarat agar bisa masuk ke pasar Amerika yang standarnya sangat tinggi. Ini langkah yang pintar. Tapi ada satu pertanyaan penting. Kalau prosesnya lebih hemat, kenapa perkiraan keuntungan mereka untuk beberapa tahun ke depan terlihat datar saja di angka belasan persen?. Ke mana perginya uang penghematan itu? Apa ada biaya lain yang tersembunyi, atau pembaruan ini hanya cukup agar mereka tidak tertinggal?
Pasar tampaknya sadar akan masalah ini. Harga saham OMED yang dihargai sekitar 15 kali dari laba prediksinya terasa wajar. Seolah pasar berkata, "Kami tahu bisnismu di sini kuat, tapi kami belum mau bayar lebih untuk mimpimu di Amerika." Harga saat ini adalah untuk bisnisnya yang sekarang, bukan untuk potensi masa depannya. Menariknya, perkiraan para analis seringkali lebih rendah dari perkiraan pasar pada umumnya. Ini pertanda kecil bahwa orang yang fokus pada angka lebih hati-hati daripada yang mudah terbawa cerita.
Jadi sebagai investor, kita melihat saham ini punya dua sisi. Satu sisi adalah perusahaan yang stabil dengan keunggulan jelas di pasar lokal. Sisi lainnya adalah sebuah pertaruhan besar apakah mereka akan berhasil di pasar ekspor. Saat membeli saham OMED, kita harus bertanya pada diri sendiri, kita sebenarnya membayar untuk apa? Apakah kita membeli bisnis yang aman dengan bonus kejutan? Atau kita membeli tiket lotre yang kebetulan punya jaring pengaman? Keduanya terdengar mirip, tapi harapannya bisa sangat berbeda.
Pada akhirnya, ini bukan lagi soal angka atau pertumbuhan. Ini soal memilih risiko mana yang paling bisa kita terima. Risiko dari bisnis lokal yang lebih mudah ditebak? Atau risiko "sukses besar atau gagal total" dari petualangan di luar negeri? OMED menawarkan keduanya sekaligus. Tugas kita bukan menebak hasil akhirnya, tapi mengerti cerita mana yang sebenarnya sedang kita beli.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
$SILO $KLBF