@wilyan Penjelasan tentang ROIC kira-kira begini.
Umpama Andi memutuskan mau jual bakso pake gerobak keliling. Dia hitung taksiran modal 20 juta untuk beli gerobak, kompor, kulkas, alat masak, alat makan, bahan baku. Tapi dia punya uang cuma 10 juta. Karena kurang, dia ambil kredit 10 juta ke bank dengan bunga 8%/tahun. Jadi, modal awal adalah 50% ekuitas dan 50% hutang. Setelah selesai berbelanja semua, tersisa uang 2 juta, cuma kepake 18 juta. Maka invested capital nya adalah Ekuitas + Hutang – Cash = 10 juta + 10 juta – 2 juta = 18 juta. Ini sama artinya dengan value of operating assets = nilai mesin utama pencetak uang.
Setelah berjualan setahun, ia berhasil mencatatkan laba operasional bersih 12 juta (asumsi tanpa pajak biar gampang). Maka ROIC nya adalah 12 juta/18 juta. = 67%. Tapi kalau pakai ROE, 12 juta itu kepotong lagi 800.000 beban bunga, sehingga laba bersih hanya 11,2 juta. ROE nya menjadi 11,2/10 juta = 112%.
Coba bayangkan skenario gerobak bakso kompetitor yang dijalankan Budi. Labanya setahun bisa mencapai 13,5 juta, namun dia pakai modal 100% ekuitas tanpa hutang. Maka ROIC nya = 13,5 juta/18 juta = 75%. ROE nya = 13,5 juta/20 juta = 67,5%.
Kalau anda bandingkan dari sudut pandang ROE, kelihatannya Andi lebih cuan dari Budi. Tapi kalau dilihat dari ROIC nya, maka kinerja operasional Budi lebih bagus dari Andi. Jadi, membandingkan ROIC antara 2 kompetitor akan memberikan gambaran mengenai seberapa bagus bisnis inti sebuah unit usaha. Selain itu bisa juga memberi gambaran apakah industrinya saat ini sedang booming atau sedang lesu. Dengan mesin yang sama senilai 18 juta, mesin Budi lebih menghasilkan cuan ketimbang mesin Andi. Ini belum lagi menghitung seandainya masing-masing ambil dividen, maka ROE akan semakin mendistorsi value yang sebenarnya.
Mudah-mudahan bisa mengerti konsepnya.
$BBRI $ADRO $HMSP