Jika Saham Tersebut Dimiliki 99% Masyarakat, Gimana Mau RUPS?
Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Contoh saham yang jumlah investor nya >90% adalah $HKMU ENVY. Dulu $LPPF dan ¢BUMI juga pernah punya saham publik >70%.
Kalau saham masyarakat atau publik lebih dari 70% gitu, gimana RUPS nya?
RUPS nya seperti biasa. Direktur dan komisaris yang menjalankan RUPS.
Tinggal pilih mau RUPS di mana?
Hotel mahal? Atau kantor saja atau rumah makan padang?
Tergantung itu perusahaan ada dana atau tidak.
Pas RUPS kalau tidak kuorum maka akan diadakan RUPS lagi, kalau tidak kuorum lagi, maka nanti tinggal minta izin PN dan OJK untuk sahkan RUPS yang tidak kuorum.
Gampang aja sebenarnya. Yang penting ada direktur dan komisaris yang mau mengadakan. Tidak perlu RUPS mahal - mahal. Kalau tidak mampu sewa gedung mahal ya cukup RUPS di tempat tongkrongan aja. Bayar notaris untuk legalisasi, juga.
Coba buka buku UUPT dan POJK 15/2020. RUPS itu organ resmi perusahaan. Yang jadi host tetap Direksi, bukan masyarakat pemegang saham. Jadi meskipun investor ritel numpuk sampai 99,9%, kursi host RUPS tetap diisi Direksi yang kadang wajahnya cuma terpampang di website tanpa kita kenal siapa. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bayangkan situasinya kalau itu saham publik 99%, isinya investor receh yang nyangkut di harga atas. RUPS diadakan. Pertanyaannya siapa yang maju ke podium? Jawabannya bukan ribuan investor yang bawa poster, tapi Direksi dan Komisaris. Mereka yang buka acara, bacain agenda, dan pura-pura senyum sambil berharap rapat cepat selesai biar bisa makan siang. Pemegang saham publik? Tinggal angkat tangan atau klik e-voting. Praktis, kan.
Ada yang bilang kalau kepemilikan publik terlalu besar, RUPS jadi repot. Padahal tidak juga. Tempat RUPS bisa fleksibel. Kalau ada dana, ya di hotel bintang lima dengan prasmanan lengkap. Kalau dananya cekak, ya cukup di kantor kecil, atau kalau mau lebih irit lagi bisa di restoran Padang. Bayar notaris, beres. Lagipula, isi RUPS biasanya formalitas. Hasilnya sudah disiapkan sebelumnya.
Masalah kuorum sering jadi drama. RUPS pertama tidak kuorum? Biasa. Nanti bikin lagi RUPS kedua. Masih tidak kuorum? Santai, tinggal minta pengesahan ke OJK dan Pengadilan Negeri. Jadi jangan bayangkan tanpa kuorum perusahaan bakal bubar. Aturannya memang sudah menyediakan jalan tikus supaya keputusan tetap bisa diambil walau pemegang saham ribuan orang sibuk kerja atau malas datang.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Kalau Direksi bandel tidak mau bikin RUPS, ada jalurnya juga. Pemegang saham dengan minimal 10% suara bisa menekan Komisaris. Kalau Komisaris juga malas, baru pengadilan turun tangan. Jadi sistemnya berlapis. Tidak ada cerita perusahaan mati gaya cuma karena Direksi cuek. Tinggal sabar saja mengikuti prosedur yang kadang lebih panjang dari antrean warteg saat jam makan siang.
Kalau sekarang RUPS bisa lewat elektronik, makin gampang lagi. Ada eASY.KSEI yang nyediain e-voting dan e-proxy. Jadi tidak perlu ribuan investor datang fisik bawa map merah ke hotel. Tinggal klik dari rumah sambil rebahan. Tapi ingat, meskipun sistemnya online, host tetap Direksi. KSEI cuma jadi penyedia platform, bukan MC acara.
Banyak yang heran, kok bisa ya perusahaan dengan publik lebih dari 70% masih punya RUPS. Jawabannya karena organ perseroan tidak berubah. Direksi dan Komisaris tetap ada, meski mungkin saham mereka nyaris nol. Mereka dipilih di RUPS sebelumnya, jadi sah memimpin. Publik hanya bisa hadir, bersuara, atau setidaknya diam sambil menunggu dividen yang entah kapan datangnya.
Lucunya, sering kali pemegang saham publik jumlahnya ribuan tapi yang hadir di RUPS cuma segelintir. Sisanya malas repot. Akibatnya, keputusan besar perusahaan bisa ditentukan hanya oleh sebagian kecil investor atau bahkan proxy. Jadi jangan kaget kalau keputusan RUPS kadang tidak mencerminkan suara mayoritas, karena mayoritasnya sibuk scroll aplikasi saham ketimbang ikut rapat.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dilihat dengan kacamata sarkastik, RUPS itu seperti acara keluarga besar. Direksi jadi tuan rumah, Komisaris jadi sesepuh, pemegang saham publik ribuan orang itu seperti sepupu jauh yang sebenarnya punya hak bicara, tapi malas datang karena jauh dan tidak ada konsumsi menarik. Hasil akhirnya ya ditentukan oleh yang datang saja.
Tidak peduli publik pegang 70%, 90%, bahkan 99,9%, RUPS tetap jalan. Hostnya Direksi, tempatnya tergantung bujet, kuorumnya kalau gagal bisa minta izin PN, dan kalau online bisa klik eASY.KSEI. Jadi kalau ada yang panik, gimana mau RUPS kalau publik segitu besar? Jawabannya, gampang saja. Yang penting ada Direksi yang mau mengadakan, ada notaris yang mencatat, dan ada pemegang saham yang peduli untuk hadir. Selebihnya? Formalitas yang tetap sah di mata hukum. Semua bisa aturan itu bisa diatur apalagi kalau ada paman di eMKa.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/9