Apakah Sinarmas Mas Punya Tambang $EMAS?
Diskusi di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kita tahu bersama bahwa rata rata konglomerat di Indonesia itu punya tambang emas. Contohnya Salim punya tambang emas di $BRMS bareng Bakrie, Salim juga ada saham di AMMN, Prajogo ada tambang emas di Intam, Boy Thohir punya emas di $MDKA, Hapsoro punya emas di ARCI. Pertanyaannya adalah Sinarmas yang notabene ada kata Mas atau Emas di namanya, apakah punya tambang emas? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jawabannya iya. Sinarmas melalui Golden Energy and Resources atau GEAR memiliki 50% kepemilikan pada tambang Ravenswood Gold di Queensland Australia. Kepemilikan ini didapat pada tahun 2020 bersama EMR Capital. Ravenswood adalah tambang skala besar yang punya cadangan sekitar 2,6 juta oz dan resources mencapai 3,9 juta oz. Kapasitas pengolahan bijih mencapai 5 juta ton per tahun dengan target produksi tahunan lebih dari 200 ribu oz emas. Umur tambangnya diproyeksikan bisa bertahan hingga setelah tahun 2035 sehingga ini adalah aset yang benar benar strategis.
Bukti bahwa tambang ini menguntungkan cukup jelas. Pada 2021 Ravenswood mencetak laba bersih sebesar 15,2 juta AUD dengan margin 11%. Tahun 2022 masih tercatat untung 9,9 juta AUD dengan margin 8,7%. Memasuki 2024, pendapatan meningkat pesat hingga kisaran 500%600 juta AUD. Bahkan pemilik lama menerima pembayaran kontinjensi emas sebesar 50 juta AUD, sebuah klausul yang hanya aktif jika produksi dan harga emas memenuhi syarat arus kas tertentu. Artinya operasi Ravenswood memang menghasilkan kas nyata, bukan hanya proyeksi.
Rekor produksi juga membuktikan kinerja yang solid. Pada kuartal ketiga 2024, tambang ini mampu menghasilkan 54,5 ribu oz emas hanya dalam tiga bulan. Angka ini menegaskan bahwa Ravenswood bukan tambang tidur, melainkan aset yang mampu bekerja optimal. Sinarmas lewat GEAR dengan demikian punya pegangan yang kuat di sektor emas, bukan hanya lewat nama atau reputasi semata.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Namun cerita kepemilikan Ravenswood sempat berwarna lain ketika pada akhir 2024 pemiliknya mencoba menjual. EMR sebagai private equity memang tipikalnya masuk lalu keluar setelah nilai aset naik, sementara GEAR juga membuka opsi divestasi. Target harga di atas 1 miliar AUD dipasang karena harga emas sedang tinggi. Akan tetapi pada 30 Mei 2025 rencana penjualan resmi dibatalkan.
Alasannya sederhana, gap harga terlalu jauh. Calon pembeli menawar jauh di bawah ekspektasi karena ada masalah teknis di portofolio lindung nilai. Sekitar 300 ribu oz emas terkunci pada harga yang lebih rendah dari harga pasar sehingga laba jangka pendek tidak mencerminkan reli harga emas global. Faktor ini membuat valuasi jatuh dan transaksi tidak menemukan titik temu.
Setelah batal dijual, manajemen memutuskan untuk kembali fokus pada pengembangan Ravenswood. Ada rencana investasi tambahan sekitar 100 juta AUD untuk memperkuat kapasitas pengolahan dan memperpanjang umur tambang. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemilik untuk menjaga agar tambang tetap produktif dan menghasilkan arus kas berkelanjutan.
Supaya lebih jelas, mari bandingkan dengan tambang emas di Indonesia. Di papan atas ada Grasberg di Papua yang mencetak produksi sekitar 1,84 juta oz pada 2024, jauh di atas Ravenswood. Ada juga Batu Hijau di Sumbawa dengan output 802 ribu oz, masih jauh lebih besar. Dua tambang ini kelas dunia dan menduduki papan elit global.
Di level menengah ada Martabe UNTR di Sumatra Utara dengan produksi tahunan sekitar 230 ribu oz serta cadangan 3,2 juta oz dan resources 6,1 juta oz. Skala ini hampir identik dengan Ravenswood sehingga keduanya bisa dikatakan setara. Sementara tambang tambang seperti Toka Tindung ARCI di Sulawesi Utara dengan produksi 93 ribu oz pada 2024, Tujuh Bukit MDKA di Banyuwangi dengan produksi puluhan ribu oz per kuartal, serta Gosowong di Halmahera dengan cadangan 1,4 juta oz tapi produksi menurun, jelas lebih kecil dibanding Ravenswood. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Jadi nama Sinarmas yang punya kata Mas atau Emas ternyata benar benar punya makna nyata. Mereka memiliki tambang emas kelas menengah atas dengan catatan laba, pendapatan ratusan juta AUD, produksi stabil, dan bukti pembayaran kontinjensi emas yang hanya keluar bila kinerja keuangan kuat. Jika dibandingkan dengan tambang emas di Indonesia, Ravenswood setara Martabe, lebih kecil dari Grasberg dan Batu Hijau, tapi jauh di atas Toka Tindung, Tujuh Bukit, dan Gosowong. Dengan profil seperti ini, tambang emas Sinarmas bisa disebut bagus, bukan yang terbesar di dunia, tetapi jelas aset yang menghasilkan dan bernilai tinggi.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/8