$MCOL LK Q2 2025: PKP2B Hingga Tahun 2034 Kontrak Penambangan dan Armada Kapal Baru Menjadi Fondasi Jangka Panjang Bagi Operasional dan Logistik MCOL
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Prima Andalan Mandiri Tbk atau MCOL adalah salah satu pemain besar di sektor batubara Indonesia yang sudah menancapkan kakinya sejak tahun 2005 dan mulai beroperasi penuh di 2011. Perusahaan ini menjadi emiten di Bursa Efek Indonesia sejak 7 September 2021 dengan harga IPO Rp1.420 per saham. Kendali penuh perusahaan berada di tangan PT Edika Agung Mandiri dengan porsi saham 61,20% dan PT Prima Andalan Utama 27,90%. Direksi dipimpin Handy Glivirgo bersama jajaran profesional lainnya, sementara dewan komisaris diketuai oleh Eddy Sugianto. MCOL memiliki model bisnis terintegrasi lewat tiga anak usaha utama, yaitu PT Mandiri Intiperkasa sebagai penambang batubara, PT Mandala Karya Prima sebagai kontraktor tambang, serta PT Maritim Prima Mandiri yang mengurus logistik dan pelayaran. Struktur seperti ini membuat MCOL bisa mengendalikan rantai pasok dari hulu sampai hilir dengan efisiensi tinggi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bisnis batubara tentu saja tidak bisa lepas dari volatilitas harga komoditas global. Pada semester pertama 2025, MCOL merasakan kerasnya dampak penurunan harga batubara yang membuat pendapatannya turun 24,5% dari 402,5 juta dollar di H1 2024 menjadi 304 juta dollar di H1 2025. Selain itu, biaya produksi seperti bahan bakar dan jasa kontraktor juga terus bergerak naik, sehingga margin pun tertekan. Di luar itu, MCOL harus menghadapi kewajiban ke negara berupa royalti 13,5% dari produksi, kewajiban Domestic Market Obligation sebesar 25% dengan harga yang lebih rendah dibanding ekspor, serta kewajiban reklamasi tambang. Risiko kurs juga menghantui karena mayoritas pendapatan dalam dolar AS sedangkan sebagian biaya dalam rupiah. Meski begitu, MCOL tetap punya keunggulan penting berupa kontrak jangka panjang hingga 2034 dan posisi kas yang sangat kuat, yaitu 158,6 juta dollar per Juni 2025, hampir setara dengan total liabilitasnya 159 juta dollar.
Jika kita lihat neraca keuangannya, aset terbesar MCOL adalah aset tetap senilai 201,9 juta dollar atau 28% dari total aset, sebagian besar berupa alat berat. Aset signifikan lain adalah hak guna senilai 116,5 juta dollar atau 16% dari total aset, yang juga didominasi sewa alat berat. Struktur bisnis ini memang sangat padat modal. Dari sisi liabilitas, yang terbesar adalah liabilitas sewa 72,7 juta dollar, diikuti utang usaha kepada pihak ketiga sebesar 38,2 juta dollar. Yang menarik, MCOL relatif tidak memiliki utang bank maupun obligasi besar, sehingga struktur keuangannya lebih sehat dibanding banyak pesaingnya.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Pendapatan utama MCOL datang dari ekspor batubara yang menyumbang 213,5 juta dollar atau 70,2% dari total pendapatan. Penjualan domestik hanya 30,7 juta dollar, sedangkan jasa kontraktor tambang memberikan 59,1 juta dollar. Pelanggan besar MCOL di periode ini antara lain HK Golden Sand International, Glencore, dan Adani Group. Komposisi ini menunjukkan MCOL masih sangat bergantung pada pasar ekspor yang volatil, walaupun jasa kontraktor memberi tambahan arus pendapatan yang cukup stabil.
Jika kita bedah margin, Gross Profit Margin MCOL di H1 2025 hanya 19,0% dengan operating margin 8,2% dan net margin 7,6%. Sekilas terlihat kecil, namun kalau dilihat dari arus kas justru cerita berbeda. Cash Flow from Operation margin mencapai 26,1% atau 79,4 juta dollar, sedangkan Free Cash Flow margin 24,9% setelah dikurangi belanja modal 3,7 juta dollar. Jadi meskipun laba akuntansi tertekan karena depresiasi dan amortisasi besar, kas yang masuk justru sangat melimpah. Bahkan CFO margin naik dari 16% di H1 2024 ke 26,1% di H1 2025, didorong efisiensi modal kerja dan restitusi pajak 41,4 juta dollar.
Soal investasi, MCOL pada H1 2025 hanya mengeluarkan 3,7 juta dollar untuk capex, yang berarti 1,2% dari revenue atau 4,6% dari CFO. Angka ini rendah sekali, tanda perusahaan sedang tidak ekspansi besar. Bandingkan dengan tahun 2024 di mana capex mencapai 110,9 juta dollar, jelas sudah ada investasi besar di masa lalu. Dengan CFO disetahunkan 158,9 juta dollar dan total liabilitas 159 juta dollar, rasio utang terhadap CFO hanya 1,0 kali, sangat aman. Utang terhadap laba sebelum pajak 2,5 kali juga masih sehat. Ini memperlihatkan MCOL tidak kesulitan sama sekali dalam membayar kewajibannya.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita uji kualitas laba, hasilnya luar biasa. CFO terhadap net profit ratio mencapai 344% dan Free Cash Flow terhadap net profit ratio 328%. Artinya setiap 1 dollar laba akuntansi didukung lebih dari 3 dollar kas nyata. Kualitas laba seperti ini jarang dimiliki perusahaan tambang, apalagi yang sedang menghadapi tekanan harga komoditas. Dengan kas setara liabilitas, MCOL berada dalam posisi sangat aman baik untuk bertahan di masa sulit maupun untuk ekspansi.
Dari sisi tenaga kerja, MCOL memiliki 1.173 karyawan tetap per Juni 2025. Kalau disetahunkan, revenue per employee mencapai 518.333 dollar, net profit per employee 39.387 dollar, dan CFO per employee 135.447 dollar. Produktivitas kas per karyawan yang tinggi ini menjadi bukti efisiensi operasional perusahaan, meski pendapatan per karyawan turun karena kondisi pasar global.
Secara keseluruhan, MCOL adalah mesin kas yang solid di tengah badai komoditas. Posisi kas hampir setara dengan total utang, margin arus kas jauh di atas margin laba, serta kualitas laba yang ditopang kas nyata, membuat MCOL lebih siap menghadapi turbulensi harga batubara dibanding banyak pemain lain. Keunggulan terintegrasi dari hulu sampai hilir, kontrak jangka panjang hingga 2034, serta basis pelanggan besar di pasar ekspor juga menjadi tameng tambahan. Namun tetap saja, ketergantungan besar pada ekspor batubara adalah risiko utama, sehingga diversifikasi atau strategi baru akan menentukan masa depan MCOL.
Dengan kata lain, MCOL adalah contoh perusahaan batubara yang meski terlihat laba akuntansinya tipis, ternyata menyimpan kekuatan besar di arus kasnya. Investor yang cermat akan melihat bahwa nilai utama MCOL bukan pada laporan laba rugi semata, tetapi pada kemampuan menghasilkan kas riil yang deras, yang pada akhirnya menentukan daya tahan dan peluang pertumbuhan jangka panjangnya.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Valuasi saham MCOL di harga Rp 3.610 memang menarik untuk dibedah karena perusahaan ini berada di sektor yang sangat siklikal, yaitu batubara. Kalau kita proyeksikan kinerja semester pertama 2025 untuk setahun penuh, maka laba bersih yang bisa diraih MCOL sekitar 46,2 juta dollar, pendapatan 608 juta dollar, arus kas operasi 158,9 juta dollar, dan free cash flow 151,5 juta dollar. Dengan kurs Rp 16.300, kapitalisasi pasarnya di harga ini adalah sekitar Rp 12,8 triliun dengan jumlah saham beredar 3,56 miliar lembar. Dari sisi ekuitas, MCOL punya 562,7 juta dollar atau setara Rp 9,2 triliun, sementara liabilitasnya 159 juta dollar dengan kas 158,6 juta dollar, artinya secara neraca sangat solid karena kas hampir sama dengan utang.
Kalau dihitung pakai PER, hasilnya 12,66x. Ini angka moderat, tidak murah tapi juga tidak terlalu mahal untuk sektor komoditas. Masalahnya laba MCOL di semester pertama 2025 anjlok 67,1% dibanding tahun lalu, sehingga PEG ratio-nya negatif -0,34x. Artinya, valuasi berbasis laba agak riskan karena growth-nya justru minus. Kalau kita lihat PBV, nilainya 1,40x, jadi pasar menghargai MCOL lebih tinggi dari nilai bukunya Rp 2.579 per saham. Tidak berlebihan sebenarnya, karena perusahaan tambang umumnya memang diberi premi di atas nilai buku. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Menariknya, kalau dilihat dari arus kas operasional, valuasinya sangat murah. P/CFO hanya 4,96x dan P/FCF 5,20x. Dengan kata lain, pasar menghargai kemampuan menghasilkan kas MCOL dengan harga rendah. EV/EBITDA juga 5,82x, angka yang biasanya dianggap menarik untuk perusahaan padat modal. Namun EV/EBIT 11,30x lebih tinggi karena depresiasi dan amortisasi yang besar menekan laba operasional. Jadi, dari perspektif arus kas MCOL undervalued, tapi dari perspektif laba MCOL fair value bahkan cenderung mahal kalau laba tidak segera pulih.
Bagian lain yang jadi daya tarik adalah dividen. Pada 2025, MCOL membagikan dividen 41,3 juta dollar yang setara dengan dividend yield 5,25% di harga sekarang. Ini lebih tinggi dari bunga deposito. Namun payout ratio jadi tidak berkelanjutan, bisa mencapai 178% kalau dibanding laba semester pertama 2025. Artinya dividen tahun depan bisa turun jika laba tidak membaik. Jadi investor tidak boleh berharap yield setinggi itu bisa konsisten terus menerus.
Kalau kita perhatikan struktur keuangan, MCOL punya kas per saham Rp 727 dan utang per saham Rp 729. Artinya kas hampir sama dengan utang, sehingga risiko finansial minim. Ini juga menjadi bantalan keamanan yang membuat investor lebih tenang. Namun, untuk mencapai valuasi ideal misalnya PER 10x, laba MCOL harus naik sampai 78,7 juta dollar atau sekitar 70% lebih tinggi dari kondisi sekarang. Kalau PBV turun ke 1x, maka harga sahamnya idealnya Rp 2.579. Jadi harga sekarang bisa dibilang premium dibanding nilai buku, tapi premium itu ada alasannya karena kas dan arus kas yang sangat kuat.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masalah utamanya adalah tren laba yang sedang menurun karena harga batubara jatuh dari level puncaknya. Kalau harga batubara tidak pulih, laba akan tetap rendah dan valuasi berbasis PER akan terlihat mahal. Strategi yang bisa dilakukan MCOL adalah menekan biaya produksi, renegosiasi kontrak dengan kontraktor tambang, serta mencari diversifikasi hilirisasi agar tidak semata bergantung pada harga batubara. Selain itu, perusahaan perlu menyesuaikan kebijakan dividen agar lebih realistis.
Kalau investor menghitung return jangka panjang, untuk BEP dalam 10 tahun hanya dari arus kas, MCOL butuh menghasilkan Rp 361 per saham per tahun. Dengan kondisi sekarang, secara arus kas target itu relatif bisa dicapai karena CFO sangat kuat, tapi dari sisi laba masih jauh. Jadi pilihannya kembali ke preferensi investor, apakah lebih percaya pada arus kas atau pada laba akuntansi.
Di harga Rp 3.610, MCOL terlihat undervalued dari sisi arus kas dengan P/CFO dan P/FCF di bawah 6x. Tapi kalau pakai laba bersih, saham ini fair value dengan PER 12,66x ditambah pertumbuhan laba negatif yang membuat PEG ratio merah. Investor yang cari yield dividen tinggi dan neraca kokoh bisa tertarik, tapi investor yang lebih mengutamakan growth sebaiknya berhati-hati. Kunci MCOL ke depan adalah apakah harga batubara bisa stabil atau naik kembali, karena itulah faktor penentu terbesar laba dan kelanjutan kebijakan dividennya.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lokasi tambang utama MCOL dikelola melalui anak usahanya PT Mandiri Intiperkasa (MIP) yang beroperasi di Kalimantan Utara. Area tambangnya berada di daerah Sungai Krassi, Kecamatan Sesayap dan Sembakung. MIP menjalankan operasional tambang berdasarkan Kontrak Karya PKP2B yang berlaku hingga 4 Juni 2034. Luas wilayah konsesinya mencapai 9.240 hektar, sebuah area yang cukup besar untuk mendukung operasi penambangan batubara jangka panjang.
Namun, berbeda dengan beberapa emiten batubara lain yang secara eksplisit mencantumkan angka cadangan dalam jutaan ton, laporan keuangan interim MCOL tidak memuat data rinci mengenai besaran cadangan yang dimiliki. Yang dijelaskan hanya bahwa estimasi cadangan dilakukan sesuai standar Komite Cadangan Mineral Indonesia (KCMI). Proses ini cukup kompleks karena melibatkan analisis geologis, termasuk hasil pengeboran yang digunakan untuk menentukan ukuran, bentuk, dan kedalaman lapisan batubara. Selain itu, perhitungan juga dipengaruhi oleh asumsi biaya produksi, biaya transportasi, tingkat permintaan, serta harga komoditas global yang berlaku.
Dengan kata lain, meskipun lokasi dan status kontraknya jelas, angka pasti cadangan batubara MCOL tidak tersedia di laporan yang ada. Hal ini sejalan dengan sifat estimasi cadangan yang dinamis, bisa berubah seiring bertambahnya data geologi maupun pergeseran asumsi ekonomi. Jadi, bagi investor yang ingin menilai prospek jangka panjang MCOL, kunci ada pada update hasil eksplorasi dan laporan teknis independen berbasis KCMI, karena dari situlah jumlah cadangan yang lebih pasti bisa diperoleh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Perjalanan bisnis MCOL sebenarnya sangat ditopang oleh berbagai perjanjian formal yang mengikat, karena tanpa kontrak-kontrak ini operasi tidak akan bisa berjalan. Yang paling mendasar tentu saja adalah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara atau PKP2B yang dimiliki anak usahanya, PT Mandiri Intiperkasa (MIP). Kontrak inilah yang menjadi dasar hukum sekaligus payung utama aktivitas tambang MCOL di Kalimantan Utara, tepatnya di area Sesayap dengan luas 9.240 hektar. PKP2B berlaku 30 tahun, dari 2004 sampai 4 Juni 2034, dan memberikan hak eksklusif bagi MIP untuk menambang dengan sistem bagi hasil 86,5% untuk MIP dan 13,5% untuk pemerintah, yang disetor tunai berdasarkan penjualan. Semua biaya eksplorasi, operasional, pajak, dan pungutan lain menjadi tanggung jawab penuh MIP.
Namun, MCOL tidak bekerja sendirian di lapangan. Untuk urusan pengerjaan tambang, MIP menunjuk kontraktor eksternal PT Riung Mitra Lestari (RML) melalui perjanjian jasa penambangan. Kontrak ini mencakup pekerjaan berat mulai dari pengupasan tanah, penggalian batubara, sampai revegetasi untuk pemulihan lingkungan. Kontraknya diperpanjang secara rutin dan yang terakhir berlaku sepanjang tahun 2025, tepatnya dari 1 Januari sampai 31 Desember 2025. Artinya, setiap tahun MIP dan RML harus duduk bersama untuk menegosiasikan ulang volume pekerjaan dan persyaratan kontrak.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Selain penambangan, pengangkutan batubara juga punya kontrak tersendiri. Untuk urusan logistik ini, MIP bekerja sama dengan PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk (MHA) $MAHA yang masih satu grup kepemilikan. MHA bertugas mengangkut batubara hasil tambang ke titik serah. Kontrak ini sudah diamendemen dan berlaku jangka menengah, mulai 1 Januari 2023 sampai 31 Desember 2027. Jadi, untuk sektor angkutan, MCOL relatif aman karena tidak perlu pusing memperbarui kontrak setiap tahun.
Di sisi lain, Grup MCOL juga mendapatkan pemasukan tambahan dari perjanjian sewa alat berat. Misalnya, MIP menyewakan alat berat, suku cadang, dan bahan bakar kepada RML untuk mendukung aktivitas tambang. Kontrak ini berlaku hingga 31 Desember 2025. Tidak hanya MIP, anak usaha lainnya yaitu PT Mandala Karya Prima (MKP) juga punya kontrak serupa dengan RML untuk penyewaan alat berat, dan yang ini lebih panjang, berlaku hingga 31 Desember 2027. Jadi, selain sebagai penyewa, MCOL juga berperan sebagai penyedia jasa sewa peralatan kepada kontraktornya.
Di luar kontrak operasional, MCOL punya komitmen penjualan batubara yang juga patut dicatat. Sepanjang 2025, perusahaan sudah mengunci beberapa kontrak penjualan ke berbagai pembeli dengan volume yang bervariasi, mulai dari 15.000 sampai 1.125.000 metrik ton. Harga jual yang terikat dalam kontrak ini pun cukup lebar rentangnya, antara 42,65 dollar per ton sampai 73,47 dollar per ton. Artinya MCOL tidak sepenuhnya bergantung pada harga spot pasar, karena sebagian volume sudah terkunci di harga kontraktual yang lebih stabil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Terakhir, ada komitmen belanja modal yang cukup signifikan di sektor logistik. Anak usaha MCOL, PT Maritim Prima Mandiri (MPM), sejak 2022 dan 2023 meneken kontrak pembangunan kapal dengan PT Karya Teknik Utama (KTU). Nilai kontraknya mencapai puluhan juta dolar. Investasi ini tentu untuk memperkuat armada logistik internal, sehingga perusahaan bisa lebih efisien mengangkut batubara hasil tambang ke pasar ekspor maupun domestik.
Dari seluruh kontrak ini terlihat jelas bahwa MCOL membangun fondasi bisnisnya dengan kombinasi hak tambang jangka panjang lewat PKP2B, dukungan kontraktor eksternal, kolaborasi entitas sepengendali, serta investasi di sektor logistik. Dengan struktur kontrak yang rapi seperti ini, MCOL bisa fokus pada pengendalian biaya, kepastian pasokan, dan kestabilan penjualan meskipun pasar batubara di luar sana sangat fluktuatif.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/8