imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Dari konsumen suatu produk menjadi investornya: Apa plus minusnya?

Salah satu cara untuk menemukan saham yang potensial adalah mencari perusahaan yang produknya kita sukai.

Cara ini memang relatif mudah. Kita sudah paham dan menyukai produk-produknya. Hal tersebut akan memudahkan kita ketika mendalami bisnisnya. Setidaknya kita tahu bagaimana perusahaan memperoleh pendapatannya.

Kemudahan lainnya, kita bisa dengan cepat tahu ketika ada produk baru yang menjanjikan. Kita juga akan tahu ketika produk-produknya mulai kurang diminati.

Intinya, membeli saham emiten yang produknya kita sukai akan membuat learning curve untuk memahami bisnisnya tidak terlalu terjal.

Dan juga, kita cenderung akan berada di dalam lingkaran core competence karena dengan cepat memahami bisnisnya seperti apa.

But there's a catch.

Hal tersebut bisa menjadi bumerang ketika kita tidak membuka mata untuk melihat bisnis lain yang lebih potensial. Kita terlalu terpaku pada saham tersebut dan tidak menyadari bahwa bisnisnya bagus namun tidak bagus-bagus banget. Akibatnya, kinerjanya so so saja dan harga sahamnya juga tidak banyak beranjak naik.

Akhirnya, kinerja investasi kita bukan beat the market tapi jadi beaten by the market.

Akan lebih buruk lagi jika kita membeli sahamnya hanya semata karena mengetahui produknya. Ini bisa menjadi fatal sekali dan bisa lebih berbahaya daripada jika kita tidak mengetahui produk dan bisnisnya sama sekali.

Kita bisa terjebak pada situasi "Merasa paham padahal sebenarnya tidak paham". Menyukai produknya bisa membuat kita mengalami bias emosional dan cenderung menutup mata ketika melihat alarm bahaya yang muncul di laporan keuangan.

Ada seorang teman yang sangat mengagumi layanan $GIAA (ini cerita pada tahun 2015 atau sekitar 10 tahun yang lalu). Memang benar nyaman sih. Dan layanan yang baik secara intuitif akan menarik konsumen sehingga pendapatan meningkat.

Tapi tentu saja terlalu naif jika kita menilainya dari aspek tersebut saja. Airline business is tough. Persaingan harga yang sangat ketat ditambah dengan biaya bahan bakar yang sangat fluktuatif serta tingginya fixed costs membuat profit margin sulit untuk bisa stabil (walaupun tentu ada airlines yang bagus kinerjanya).

Walaupun begitu, terlepas dari aspek negatifnya, jika memang bisnisnya bagus, pemahaman terhadap produknya (yang juga kita sukai) akan menjadi modal yang berharga.

Kita akan lebih cepat tahu ketika kinerja akan membaik atau memburuk.

Kita akan bisa melihat pertanda baik ketika sekeras apapun kompetitor mempromosikan produknya, ternyata masih gagal juga menggoyang market share perusahaan.

Kita juga bisa dengan cepat mencium adanya masalah ketika produk yang baru launching ternyata kualitasnya jauh di bawah ekspektasi kita.

Kita akan mengetahui pertanda, entah itu baik atau buruk bahkan sebelum laporan keuangannya muncul. Kita juga bisa memiliki kesempatan membeli dengan harga yang murah sebelum banyak orang mengetahui apa bagusnya saham tersebut.

Kemewahan tersebut tidak kita miliki jika kita hanya sekadar mengetahui produknya. Kita tidak akan memiliki sense seperti jika kita menyukai produknya.

Sampai di sini, mestinya sudah jelas ya apa plus minusnya.

Ada beberapa strategi agar bisa lebih objektif terhadap saham seperti itu:

1. Tanamkan dalam pikiran bahwa produk yang bagus bukan berarti bisnisnya juga bagus. Selalu baca laporan keuangannya untuk memahami kinerja bisnisnya.

2. Pengalaman pribadi terhadap produk atau layanan suatu perusahaan tidak serta merta bisa menjadi gambaran bisnis dan industrinya. Jika kita menyukai suatu produk, bukan berarti semua orang juga menyukai produk tersebut.

3. Buat checklist untuk memastikan bahwa perusahaan sedang baik-baik saja dan tidak memiliki red flags. Checklist akan meminimalkan bias emosional terhadap suatu saham. Ini memang penyakit umum investor dan kadang saya juga mengalaminya. "Saya sudah paham sih bisnisnya. Tidak perlu cek lebih lanjut."

4. Sikapi peluang investasi dengan skeptis. "Memang benar sebagus ini?"
"Masa tidak ada kelemahannya sama sekali?"
"Kalau memang bagus, kenapa harganya tidak naik juga? Ada sesuatu yang belum gw ketahui?"

5. Coba diskusi dengan orang lain. Saya sering mendapatkan sudut pandang lain yang mungkin terlewatkan dengan cara ini.

Just my 2 cents.

Disclaimer: Tulisan ini adalah media edukasi dan bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Do your own research.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy