Profil Menteri Keuangan Baru Pengganti Sri Mulyani
1. Identitas & Latar Belakang
➡️ Nama lengkap: Dr. Purbaya Yudhi Sadewa, Ph.D.
➡️ Tempat lahir: Bogor, Jawa Barat
➡️ Tanggal lahir: 7 Juli 1964
➡️ Usia saat dilantik jadi Menteri Keuangan: 61 tahun
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
2. Pendidikan
➡️ S1 Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung (ITB)
➡️ MSc Ilmu Ekonomi, Purdue University, Indiana, AS
➡️ Ph.D. Ilmu Ekonomi, Purdue University, Indiana, AS
3. Karier Awal
➡️ Field Engineer Schlumberger Overseas SA (1989-1994), sektor migas global
➡️ Beralih ke ekonomi setelah studi di AS
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
4. Karier di Danareksa
➡️ Senior Economist Danareksa Research Institute (2000-2005)
➡️ Chief Economist Danareksa Research Institute (2005-2013)
➡️ Direktur Utama PT Danareksa Securities (2006-2008)
➡️ Anggota Direksi PT Danareksa (Persero) (2013-2015)
5. Karier di BUMN
➡️ Komisaris PT Inalum (MIND ID), holding tambang BUMN (ANTM, TINS, PTBA, Freeport)
6. Karier di Pemerintahan
➡️ Staf Khusus Bidang Ekonomi Menko Perekonomian (2010-2014)
➡️ Anggota Komite Ekonomi Nasional (2010-2014)
➡️ Deputi III Pengelolaan Isu Strategis, Kantor Staf Presiden (2015)
➡️ Stafsus Ekonomi Menko Polhukam (2015-2016)
➡️ Stafsus Ekonomi Menko Maritim (2016-2018)
➡️ Deputi Kedaulatan Maritim & Energi, Kemenko Marves (2018-2020)
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
7. Kedekatan Politik
➡️ Orang dekat Luhut Binsar Pandjaitan
➡️ Bagian dari Tim Bravo Lima, relawan Jokowi bentukan Luhut
➡️ Sering ditempatkan di pos strategis lintas kementerian
8. Ketua Dewan Komisioner LPS (2020-2025)
➡️ Mulai menjabat 24 September 2020
➡️ Berhasil melewati krisis pandemi tanpa gejolak perbankan
➡️ Dipuji karena mampu menjaga kepercayaan publik terhadap sistem keuangan
9. Prestasi di LPS – Stabilitas Perbankan
➡️ Tidak ada panic withdrawal meski pandemi COVID-19
➡️ Penjaminan simpanan diperluas hingga Rp2 miliar per nasabah per bank
➡️ Agustus 2024: 99,27% rekening bank umum & 99,78% rekening BPR terjamin penuh
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
10. Prestasi di LPS – Tingkat Bunga Penjaminan (TBP)
➡️ Kelola TBP dengan hati-hati agar sektor riil tidak terbebani
➡️ Periode Okt 2024-Jan 2025: TBP 4,25% (Bank Umum), 6,75% (BPR)
➡️ Tidak ikut-ikutan langsung menaikkan bunga saat global rate naik tajam
11. Prestasi di LPS – Teknologi & Resolusi Bank
➡️ Perkuat sistem IT untuk percepat resolusi bank bermasalah
➡️ Fokus ke early intervention pada BPR sebelum gagal
➡️ Rancang Learning Management System (LMS) untuk penguatan SDM perbankan
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
12. Prestasi di LPS – Perluasan Mandat
➡️ Siapkan perluasan mandat LPS ke sektor asuransi pada 2028
➡️ Tujuannya memperkuat industri asuransi dan dana jangka panjang pembangunan
13. Langkah Konkret per Tahun
➡️ 2020-2021: Jaga stabilitas awal pandemi, hindari rush money
➡️ 2022: Mulai digitalisasi sistem IT untuk resolusi bank
➡️ 2023: Kembangkan early intervention BPR, uji coba LMS
➡️ 2024: Tetapkan TBP strategis saat bunga global naik
➡️ 2025: Finalisasi roadmap perluasan mandat ke sektor asuransi
14. Visi Ekonomi Makro
➡️ Dukung target pertumbuhan ekonomi 8% di 2029 era Prabowo
➡️ Tekankan pentingnya keseimbangan fiskal-swasta
➡️ Kritisi proyeksi IMF, dorong Indonesia percaya diri
Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
15. Ciri Kepribadian & Kepemimpinan
➡️ Pragmatis, realistis, dan berhitung risiko
➡️ Tidak reaktif, lebih kalkulatif dalam ambil kebijakan
➡️ Analisis tajam dan komunikatif ke publik
➡️ Humoris, bikin isu ekonomi rumit jadi mudah dipahami
16. Transisi ke Menteri Keuangan (2025)
➡️ Resmi dilantik 8 September 2025 ganti Sri Mulyani
➡️ Masuk kabinet Prabowo dengan harapan bisa jaga APBN tetap kredibel
➡️ Pengalaman di LPS jadi modal utama hadapi risiko fiskal
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Purbaya Yudhi Sadewa adalah contoh ekonom yang kariernya berlapis dan penuh persimpangan penting. Lahir di Bogor tahun 1964, ia awalnya menekuni teknik elektro di ITB lalu berbelok ke jalur ekonomi setelah meraih MSc dan PhD di Purdue University. Awal kariernya malah di sektor migas sebagai field engineer Schlumberger, sebelum akhirnya pulang ke tanah air dan menancapkan nama lewat Danareksa Research Institute. Di sana ia meniti dari senior economist hingga chief economist, bahkan sempat menjabat Direktur Utama Danareksa Securities dan duduk di jajaran direksi PT Danareksa (Persero). Pengalaman panjang di swasta ini kelak menjadi modal besar ketika masuk ke dunia birokrasi.
Jalur pemerintahannya berliku. Ia pernah menjadi staf khusus di Kemenko Perekonomian, anggota Komite Ekonomi Nasional, lalu ikut rombongan Kantor Staf Presiden ketika Luhut Binsar Pandjaitan masih menjabat Kepala Staf. Relasi dekat dengan Luhut ini membuatnya dipercaya mengisi pos strategis di Kemenko Polhukam, Maritim, hingga Deputi Kedaulatan Maritim dan Energi. Kariernya mencapai titik penting pada September 2020 saat dilantik jadi Ketua Dewan Komisioner LPS, lembaga yang memegang mandat krusial menjaga kepercayaan nasabah perbankan.
Di LPS, Purbaya melewati masa sulit pandemi COVID-19 dengan cukup mulus. Tidak ada panic withdrawal, kepercayaan publik tetap terjaga, dan penjaminan simpanan dinaikkan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank. Data Agustus 2024 menunjukkan 99,27% rekening bank umum atau sekitar 592,42 juta rekening dijamin penuh, begitu juga 99,78% rekening BPR/BPRS atau 15,81 juta rekening. Artinya hampir semua nasabah kecil merasa aman, dan stabilitas perbankan tidak goyah meski situasi global bergejolak.
Ia juga memainkan peran penting lewat kebijakan Tingkat Bunga Penjaminan. Saat bunga global naik tajam, LPS di bawah Purbaya tidak gegabah ikut menaikkan, demi meringankan beban sektor riil. Sebagai contoh, periode Oktober 2024 sampai Januari 2025 TBP dipatok di 4,25% untuk bank umum dan 6,75% untuk BPR. Kebijakan ini cukup hati-hati, menjaga keseimbangan antara stabilitas perbankan dan denyut usaha.
Selain itu, Purbaya mendorong modernisasi LPS. Sistem IT diperkuat agar resolusi bank bermasalah bisa lebih cepat, terutama BPR yang kerap rentan. Ia memperkenalkan konsep early intervention supaya LPS bisa turun tangan sebelum bank benar-benar gagal. Tak hanya itu, ia merancang Learning Management System untuk melatih SDM perbankan, khususnya di industri BPR yang jumlahnya ribuan. Visi jangka panjangnya bahkan lebih besar: mempersiapkan perluasan mandat LPS ke sektor asuransi pada 2028. Jika ini jalan, maka bukan hanya simpanan bank, tetapi polis asuransi pun bisa lebih dipercaya masyarakat.
Gaya kepemimpinan Purbaya relatif unik. Ia dikenal pragmatis, realistis, tidak reaktif, dan lebih suka menghitung risiko sebelum melangkah. Analisisnya tajam, tapi ia punya cara komunikatif menyampaikannya. Dalam wawancara, ia kerap memakai humor agar isu ekonomi yang rumit bisa dipahami orang awam. Tidak heran selama lima tahun di LPS, ia mendapat reputasi sebagai teknokrat yang bukan hanya bisa menyusun angka di kertas, tapi juga menjaga psikologi pasar.
Kini, sejak 8 September 2025, ia resmi dilantik menjadi Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani. Usianya 61 tahun, dan ia datang membawa pengalaman menjaga stabilitas sistem keuangan di LPS. Target ambisius menanti, seperti pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 yang diusung Presiden Prabowo. Purbaya sudah menegaskan pentingnya keseimbangan antara mesin fiskal dan swasta, juga mendorong Indonesia percaya pada kekuatan domestik tanpa selalu tunduk pada proyeksi IMF. Dengan latar belakang swasta, BUMN, dan birokrasi, plus track record menjaga stabilitas perbankan, tantangan barunya adalah bagaimana mengawal APBN di tengah beban utang, defisit, dan risiko global.
Bisa dibilang Purbaya Yudhi Sadewa lebih tepat masuk ke lingkaran Luhut Binsar Pandjaitan ketimbang geng Solo yang biasanya identik dengan figur-figur dekat Jokowi sejak Wali Kota dan Gubernur DKI. Memang benar Purbaya ikut dalam Tim Bravo Lima, yaitu kelompok relawan Jokowi yang dipimpin langsung Luhut, bukan tim inti Solo yang diisi nama seperti Pramono Anung, Andi Widjajanto, Ganjar, atau orang dekat Gibran.
Jadi posisinya lebih ke teknokrat yang diorbitkan oleh Luhut untuk menopang Jokowi, bukan organik dari Solo. Makanya sejak awal dia lebih banyak ditempatkan di pos lintas kementerian strategis, mulai dari Kantor Staf Presiden, Kemenko Polhukam, Maritim, hingga akhirnya jadi Ketua LPS. Ketika Jokowi butuh orang dengan kapasitas teknis ekonomi yang mumpuni, Luhut-lah yang biasanya merekomendasikan Purbaya.
Kalau disebut geng Solo, agak kurang pas. Lebih cocok disebut orang Luhut yang kemudian jadi bagian dari orbit Jokowi, bukan bagian dari lingkar inti Solo yang lebih politis.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$IHSG $BBRI $GGRM
1/10