$ASLC memiliki fondasi keuangan solid: utang minim, kas besar, serta dukungan ekosistem Astra. Model bisnis terintegrasi (https://cutt.ly/XrZPv4qc untuk e-commerce mobil bekas & JBA Indonesia untuk lelang) memberi peluang ekspansi jangka panjang. Neraca kuat & prospek besar, tapi profit tipis & valuasi premium.
Tantangan utama ada di profitabilitas. Margin bersih masih sangat tipis (<3%) dan laba bersih anjlok YoY. Valuasi juga relatif mahal (P/E tinggi) sehingga rawan terkoreksi jika pertumbuhan tidak konsisten.
Berikut penjabaran dari keystat Stockbit berdasarkan bagian-bagiannya. Data, 4 September 2025:
📊 1. Valuasi Pasar
EV yang lebih rendah dari market cap menunjukkan POSISI KAS BERSIH (net cash) POSITIF, keuangan sehat tanpa beban utang. Dengan free float rendah, pergerakan harga bisa cepat naik/turun. Umumnya free float di bawah 20% sering membuat saham kurang menarik bagi investor institusional, tapi stabil untuk kontrol manajemen:
- Market Cap: Rp1,287 triliun
- Enterprise Value (EV): Rp1,065 triliun (lebih rendah dari market cap karena kas besar & utang kecil)
- Saham Beredar: 12,75 miliar
- Free Float: 16,96% (cukup kecil, rawan volatilitas, mudah digoreng).
__________________________________
📈 2. Current Valuation
Valuasi mahal secara PE, tapi PEG ratio rendah artinya pasar masih menghargai potensi pertumbuhan tinggi:
- PE Ratio (TTM): 32,75x tergolong tinggi dibanding median IHSG (8,98x)
- Earnings Yield (TTM): 3,05% (relatif kecil)
- PBV: 1,73 tergolong wajar untuk sektor consumer/retail
- P/Sales: 1,37 cukup sehat (harga tidak terlalu premium dibanding penjualan)
- Price to Cashflow (TTM): 31,34 & P/FCF 79,23 (relatif tinggi)
- EV/EBITDA: 13,00 agak tinggi, rata-rata industri otomotif (~10x)
- PEG Ratio: 0,37 menarik masih undervalued terhadap pertumbuhan.
__________________________________
💵 3. Per Share
Laba yang dihasilkan masih rendah harus ditingkatkan. Harga saham jauh di atas BVPS artinya investor membayar premi untuk growth story https://cutt.ly/mrZPv4dR & JBA. Tapi FCF per share kecil yang artinya cash diinvestasikan ulang untuk ekspansi pertumbuhan jangka panjang:
- EPS (TTM): Rp3,08
- Revenue per Share: Rp73,89
- Book Value per Share: Rp58,28
- Cash per Share: Rp20,77
- FCF per Share: Rp1,27
__________________________________
🏦 4. Solvabilitas
Neraca keuangan yang sangat sehat hampir tanpa beban utang, Altman Z-Score >3 (6.64) jauh dari kebangkrutan. Leverage minim = fundamental kuat, jauh lebih baik dari industri otomotif yang sering bergantung utang:
- Current Ratio: 3,03 artinya sangat likuid
- DER: 0,04 bisa dibilang hampir ga ada utang (sangat sehat.
- Total Debt/Assets: 0,03 (rendah)
- Interest Coverage: 16,66 beban bunga sangat kecil
- Altman Z-Score: 6,64 –› aman jauh dari risiko bangkrut.
__________________________________
📌 5. Management Effectiveness
Efisiensi operasional cukup baik terutama dalam management inventori (asset turnover 0.96x) mampu menghasilkan penjualan hampir setara total asset. Tapi secara umum masih rendah (di bawah cost of equity rata-rata sekitar 8-12%). Perlu waktu untuk tingkatkan profitabilitas:
- ROA: 3,98%
- ROE: 5,29%
- ROCE: 4,75%
- ROIC: 3,80%
- Asset Turnover: 0.96x
- Inventory Turnover: 6.94x
_________________________________
💹 6. Profitabilitas
Margin bersih tipis karena memakan hampir seluruh margin kotornya. Ini adalah ciri khas perusahaan yang sedang berinvestasi besar-besaran untuk ekspansi dan merebut pangsa pasar dengan persaingan ketat & sensitif terhadap harga beli/jual mobil:
- GPM: 28,07% (cukup tinggi untuk bisnis mobil bekas)
- OPM: 2,36% (tiipis)
- NPM: 2,79% (margin bersih kecil)
__________________________________
📈 7. Pertumbuhan
Pertumbuhan secara umum masih positif, tapi profit turun tajam (kemungkinan cost operasional) dan tekanan harga mobil. Potensi rebound jika suku bunga turun.:
- Revenue YoY: +13,16% (tumbuh positif)
- Gross Profit YoY: -2,32% (margin turun)
- Net Income YoY: -30,65% (laba turun)
_________________________________
📑 8. Income Statement
Secara umum profitabilitas stabil, net margin tipis hanya 3–4% dari revenue, harus digenjot untuk tingkatkan bottom line:
- Revenue (TTM): Rp942 miliar
- Gross Profit: Rp273 miliar
- EBITDA: Rp84 miliar
- Net Income: Rp39 miliar
_________________________________
📊 9. Balance Sheet
Balance sheet super sehat, kas besar jadi bantalan, mendukung ekspansi tanpa utang baru:
- Cash: Rp265 miliar
- Assets: Rp987 miliar
- Liabilities: Rp229 miliar
- Equity: Rp743 miliar
- Debt: Rp27 miliar –› Net Cash Rp238 miliar.
__________________________________
DYOR. Bukan ajakan beli-jual saham. Bukan celana dalem. Bukan organ dalem.
$ASSA $ASII