An exit call THESIS
WAKE ME UP WHEN SEPTEMBER - OCTOBER ENDS
Teman - teman yang mengikuti instagram @Prabaniswara atau yang ikut di GoInvest pasti tahu beberapa waktu lalu saya ngepost tentang saya exit the market perlahan akhir - akhir ini. Berikut thesis lengkapnya, saya tidak mau membiarkan kalian terjebak lalu kapok di saham. At least tidak ada kekagetan di antara kita di tengah pesta IHSG.
Para pemabuk pesta saham IHSG, mungkin saatnya sadar dan beristirahat. Di depan (september - oktober) saya melihat potensi penurunan signifikan risk assets. Alasannya:
*Kontraksi Likuiditas Global
Indikator utama menunjukkan likuiditas global sedang menuju pengetatan cukup signifikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi:
- Pengetatan suku bunga masih terasa dampaknya, meskipun pasar sempat berharap pada rate cut.
- Penurunan neraca likuiditas (global liquidity proxy: Fed balance sheet, TGA, RRP) memberi sinyal penurunan daya dorong terhadap aset berisiko.
- Aliran modal ke emerging markets melambat, mencerminkan sikap investor yang lebih defensif.
Kontraksi ini biasanya berdampak langsung pada risk assets seperti saham teknologi, kripto (BTC), hingga perbankan besar (big banks) yang sensitif terhadap siklus likuiditas.
*Kontraksi PMI sebagai Leading-Delayed Indicator
Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis pada periode akhir Q1 - Q2 memperkirakan ekspektasi kondisi ekonomi yang lemah pada Q3. PMI merupakan indikator yang memengaruhi ekspektasi pasar terhadap arah ekonomi. Penurunan PMI di periode ini akan memicu repricing ekspektasi pertumbuhan yang lebih bearish, memperburuk sentimen risk assets di bulan September akhir hingga Oktober.
*Potensi FED Rate cut sebagai momen exit liquidity
Rate cut sudah membuat pasar saham termasuk pasar saham Indonesia berpesta karena front run pricing terhadap hal ini. Potensi selanjutnya justru negatif, karena rate cut adalah delayed intervention dan data ekonomi sudah mengalami pelemahan signifikan. Justru setelah cut rate September, ekonomi tidak akan berubah haluan secepat itu, arahnya masih akan melemah.
Kalau ga ngerti kesimpulannya, gambaran mudahnya:
September–Oktober 2025 berpotensi menjadi periode crash akibat kombinasi kontraksi likuiditas global dan dampak pelemahan PMI yang lalu.
Saran:
Strategi defensif: kurangi eksposur di saham dan crypto sebelum pertengahan September.
Reentry window: November–Desember setelah konfirmasi data makro terbaru atau DCA justru saat penurunan September - Oktober.
Perlakukan ini sebagai kesempatan bukan ketakutan.
The most accurate date untuk entry dan exit saya berikan untuk teman - teman GoInvest. Mungkin bisa tanya temen - temen yang sudah join.
REMEMBER:
YOU DON'T NEED TO TAKE PROFIT AT THE TOP AND BUY A THE BOTTOM.
Gabung GoInvest melalui:
https://cutt.ly/qrKNCeDv
$BBCA $BBRI $BMRI
1/4