$KIJA
Fakta Utama
1. Jumlah saham treasuri yang dijual: 262,5 juta lembar.
2. Harga penjualan: Rp148/lembar.
3. Harga pasar sekarang: Rp216/lembar.
4. Masa distribusi: 10 September 2025 – 20 Juni 2026 (±9 bulan).
5. Underwriter/penjamin pelaksana: NH Korindo Sekuritas.
6. Asal saham: hasil buyback tahun 2020, harga akuisisi rata-rata Rp147,79/lembar.
Pandangan Negatif :
1. Perusahaan sebenarnya tidak memaksimalkan potensi keuntungan karena menjual jauh di bawah harga pasar (Rp148 vs Rp216).
Bisa dipersepsikan investor sebagai kurang percaya diri terhadap prospek harga saham (kenapa jual lebih murah daripada harga pasar?).
2. Potensi supply melimpah : penjualan bertahap 262,5 juta saham dalam 9 bulan bisa memberi tekanan psikologis pada harga pasar.
Efek psikologis:
1. Investor bisa melihat ini sebagai sinyal negatif karena:
2. Ada tambahan supply saham cukup besar.
3. Harga jual yang lebih rendah bisa dipersepsikan "saham sebenarnya tidak layak Rp216".
Efek fundamental:
Secara EPS (earning per share), jumlah saham beredar akan naik → EPS terdilusi sedikit.
Namun karena jumlahnya hanya ±3,7% dari total saham beredar KIJA (7 miliar lebih), efek dilusi tidak signifikan.
3. Dari sisi harga saham
Jangka pendek (0–3 bulan):
Ada potensi tekanan jual (overhang) karena pasar tahu ada supply baru. Investor takut harga turun → bisa memicu koreksi atau sideways.
Jangka menengah (3–9 bulan):
Tergantung siapa pembelinya.
Kalau saham ini diborong investor institusi/strategis → bisa jadi positif (stabilkan harga, tambah kredibilitas).
Kalau dilepas ke publik → berpotensi menekan harga (tekanan supply).
Jangka panjang (>9 bulan):
Efek netral, karena sebenarnya saham treasuri hanyalah "dilepas kembali ke pasar". Nilai fundamental perusahaan tidak berubah signifikan.
---
Kesimpulan
Efek jangka pendek = lebih ke arah negatif (tekanan supply + persepsi undervalue karena harga jual < harga pasar).
Efek jangka menengah/panjang = netral sampai positif, tergantung siapa pembeli utamanya (publik biasa atau investor strategis).
