imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BTC $BBCA $PANI

Kisah Han Ji Pyeong KW dari Indonesia

Di sebuah kota kecil di Indonesia, hiduplah seorang pemuda yang penuh percaya diri. Ia memperkenalkan dirinya ke dunia maya dengan nama Han Ji Pyeong versi lokal, padahal wajahnya lebih cocok disebut Han Ji Pengkolan.

Pada masa pandemi COVID-19, ia menemukan keberuntungan pemula: membeli saham-saham random saat harga jatuh. Tanpa analisis mendalam, tanpa laporan keuangan, tanpa paham apa itu PER atau PBV—ia hanya ikut-ikutan tren. Ajaibnya, ia meraup cuan besar.

Sejak itu, ia berubah.
Dari seorang pemula, tiba-tiba ia menjelma menjadi "guru saham". Di media sosial, ia bikin konten edukasi:

“Jangan takut! Saham selalu naik kalau sabar!”

“Lihat saya, portofolio hijau semua. Saya Han Ji Pyeong Indonesia!”

Para pengikutnya percaya. Ia dielu-elukan, seolah ia titisan Warren Buffett.

Namun, kepercayaan diri adalah pintu menuju kehancuran.

Saat IPO perusahaan teknologi terbesar di Indonesia (sebut saja “Gojang-Gojing”), ia memutuskan untuk all-in.
"Ini kesempatan sekali seumur hidup!" katanya dengan senyum sok yakin.
Hasilnya? Saham itu jeblok seperti lift yang kabelnya putus. Tabungannya hilang separuh, reputasinya ikut tenggelam.

Sejak saat itu, ia dendam pada dunia saham. Ia merasa pasar modal itu busuk, penuh tipu daya, dan dikuasai bandar.
Maka ia pun pindah ke dunia baru: kripto.

Tapi tentu saja, bukan untuk belajar.
Alih-alih menjadi investor bijak, ia membuka kelas eksklusif kripto premium. Biaya jutaan rupiah, isinya sekadar:

Copy-paste artikel luar negeri,

Screenshot profit fiktif,

Cerita-cerita palsu tentang dirinya yang “sudah finansial freedom dari Bitcoin sejak 2017.”

Padahal, waktu 2017 ia bahkan belum punya dompet digital—yang ada cuma dompet kulit berisi uang receh parkiran.

Tak berhenti di situ, ia mulai merekomendasikan koin-koin absurd dengan nama aneh. Yang paling legendaris adalah koin MANTIS, koin micin yang katanya “punya masa depan cerah” karena “didukung komunitas global dan teknologi blockchain tercanggih.”

Pengikutnya percaya lagi.
Mereka beli di harga pucuk.
Dan… seperti takdir koin micin, MANTIS ambruk rungkad sampai inti bumi.

Orang-orang marah. Grup telegramnya penuh sumpah serapah.
Namun si Han Ji Pyeong KW tetap berkelit:

“Saya sudah take profit di pucuk, kalian aja monyet-monyet yang nggak disiplin.”

Lucunya, saat orang-orang menanyakan bukti transaksi, ia selalu punya alasan: dompetnya kena hack, histori transaksi sudah hilang, atau laptopnya kebetulan rusak.

Akhirnya, ia jadi bahan ejekan.
Dari yang dulu dipanggil mentor, kini ia dipanggil “Han Ji Rungkad”.
Tapi entah kenapa, ia masih terus bikin konten motivasi investasi.
Dengan wajah serius ia berkata:

“Ingat, jangan salahkan instrumen, salahkan mental kalian. Saya sukses bukan karena beruntung, tapi karena disiplin.”

Di belakang layar, ia sedang menunggu uang iuran kelas batch berikutnya masuk rekening.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy