$HGII saham mutiara terpendam???

PT Hero Global Investment Tbk mengelola pembangkit Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 dan Parmonangan-2 melalui anak perusahaan:

PLTM Parmonangan-1 (9 MW) dikelola oleh anak usaha mereka, **PT Seluma Clean Energy (SCE)**.

PLTM Parmonangan-2 (10 MW) dikelola oleh anak usaha lainnya, **PT Bina Godang Energi (BGE)**.

Selain itu, pada 2 Juli 2025, HGII bersama SCE menjalankan opsi saham di BGE, memperkuat kontrol atas entitas yang mengelola PLTM Parmonangan-2. Ini menunjukkan manajemen yang semakin terintegrasi dalam struktur kepemilikan HGII.

Menjalin kemitraan dengan PLN

HGII telah memiliki Perjanjian Jual Beli Listrik (Power Purchase Agreement, PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait operasional kedua PLTM Parmonangan-1 & 2.

Kolaborasi dalam konteks RUPTL

HGII menyatakan kesiapan untuk mendukung dan berkolaborasi dengan PLN sebagai bagian dari pelaksanaan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Mereka siap mendukung percepatan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia.
Hubungan ini lebih bersifat fungsional daripada MoU formal jangka panjang

Pernyataan HGII tentang "kerja sama" dengan PLN saat ini lebih menggambarkan bahwa mereka siap berkontribusi dalam pembangunan EBT sesuai rencana RUPTL—bukan perjanjian strategis jangka panjang yang secara resmi diikat melalui kontrak atau MoU khusus.

🔎 Apakah PLTM Parmonangan & relasi PLN bisa mendongkrak pendapatan HGII dimasa mendatang?

1. PLTM = Pendapatan Jangka Panjang yang Stabil

Karena HGII sudah punya PPA (Power Purchase Agreement) dengan PLN, artinya listrik yang dihasilkan dari PLTM Parmonangan 1 (9 MW) dan PLTM Parmonangan 2 (10 MW) sudah ada pembeli tetap.

Kontrak PPA biasanya berlaku jangka panjang (bisa 20–30 tahun), sehingga ini jadi sumber pendapatan berulang (recurring income).

Semakin stabil debit air dan faktor kapasitas pembangkit, semakin besar kinerja PLTM dalam menyumbang revenue.

2. Ekspansi Kapasitas = Tambah Potensi

HGII menargetkan menambah kapasitas EBT sampai 100 MW ke depan (dari total sekarang ±19 MW).
Kalau proyek PLTA 25 MW + PLTM 10 MW yang direncanakan di Sumut terealisasi, skala bisnis bisa tumbuh 2×–3× lipat.

3. Dukungan PLN & RUPTL

Karena PLN adalah offtaker utama (pembeli listrik), dukungan lewat RUPTL 2025–2034 bikin peluang ekspansi HGII lebih jelas.
PLN masih butuh tambahan kapasitas EBT besar untuk mengejar target bauran energi bersih 23% di 2025 dan >30% di 2030.
Artinya, proyek-proyek HGII relatif punya "jaminan pasar" selama memenuhi syarat teknis.

4. Dampak ke Laporan Keuangan

Tahun 2024, HGII catat laba bersih ±Rp38 miliar.
Dengan target 2025 pendapatan Rp95–100 miliar dan laba Rp35–40 miliar, kontribusi PLTM jelas sudah jadi tulang punggung.

Jika ekspansi 35 MW tambahan berhasil, potensi revenue bisa naik jauh lebih besar (konservatif bisa >Rp200 miliar per tahun dalam 2–3 tahun ke depan).

⚖️ Risiko yang Perlu Diperhatikan

Faktor alam
• PLTM sangat bergantung pada debit air, sehingga musim kemarau panjang bisa turunkan produksi listrik.
• Pendanaan
Proyek PLTA/PLTM baru butuh investasi ratusan miliar, sehingga HGII bisa perlu cari utang atau right issue.
• Regulasi PLN
Walaupun PPA memberi kepastian, negosiasi tarif listrik EBT dengan PLN biasanya ketat.

$COIN $CUAN

Tulisan ini hanya bersifat informasi untuk menambah wawasan, bukan rekomendasi jual atau beli. Harap teman-teman tetap mengedepankan analisa secara pribadi

Terimakasih sudah bersedia membaca
Semoga bermanfaat 😊.



N/B
Kami tidak buka kelas dan tidak terima titip dana apapun. Terimakasih

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy