imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$WIKA Gagal Bayar Utang Rp 4,64 Triliun

Kabar PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) gagal bayar utang triliunan rupiah sebenarnya bukan hal yang aneh. Banyak yang sudah menduga ini akan terjadi. Pengumuman di koran itu hanya penegasan dari apa yang sudah terlihat di laporan keuangannya. Ini jadi pukulan telak bagi para investor yang menganggap utang BUMN itu pasti aman. Anggapan itu ternyata keliru. Mereka tidak hanya kehilangan potensi keuntungan, tapi juga kepercayaan yang selama ini mereka pegang.

Menjadi BUMN itu posisinya enak, tapi juga menjebak. WIKA sering kali harus ikut persaingan dapat proyek pemerintah yang gila-gilaan, bahkan sampai rela ambil untung yang tipis sekali. Kenapa? Biar portofolio proyeknya kelihatan mentereng dan terus dipercaya pemerintah. Karena merasa ada negara di belakangnya, mereka jadi berani mengambil utang sebanyak-banyaknya tanpa pikir panjang. Lahirlah kebiasaan untuk terus tumbuh dan berekspansi, meskipun keuangan perusahaan makin tidak sehat.

Cara bisnisnya, kalau mau jujur, persis seperti gali lubang tutup lubang. Uang yang masuk dari operasional selalu lebih sedikit dari uang yang keluar. Untuk membiayai proyek baru, mereka terbitkan utang. Nanti saat utang itu jatuh tempo, mereka terbitkan utang baru lagi untuk membayarnya. Di atas kertas laporan laba rugi, perusahaan kelihatan untung besar. Tapi kalau dilihat laporan arus kasnya, ceritanya beda jauh, lebih mirip catatan harian seorang yang kecanduan utang. Ini bukan bisnis bangunan, ini bisnis putar-memutar utang.

Pasar saham juga ikut berperan dalam masalah ini. Selama bertahun-tahun, cerita tentang hebatnya pembangunan infrastruktur selalu jadi andalan untuk dijual ke investor. Semua pihak di pasar saham, dari sekuritas sampai manajer investasi, ikut dapat untung dari setiap penerbitan utang baru. Investor kecil pun ikut membeli karena merasa ikut membangun negara. Padahal tanpa sadar, semua risiko paling besar sebenarnya dilempar ke mereka.

Sekarang, mari kita bahas pertanyaan yang jarang diungkap. Apakah semua proyek besar itu benar-benar dibutuhkan, atau cuma buat gagah-gagahan saja? Kalau sebuah proyek lebih mementingkan citra politik ketimbang keuntungan, itu bukan investasi, tapi cuma tugu peringatan. Inilah masalah mendasar BUMN Karya. Mereka diminta menuruti kemauan pemerintah, tapi di sisi lain juga harus cari untung. Dua hal ini sering kali tidak sejalan, dan akhirnya urusan untung rugi yang dikorbankan.

Jadi, masalah WIKA ini bukan cuma soal hitung-hitungan angka. Ini tentang cerita-cerita bagus yang selama ini ingin kita dengar. Cerita kalau BUMN itu tidak mungkin bangkrut, dan pembangunan bisa dicapai dengan mudah lewat utang. Kejadian ini memaksa kita berhenti dan berpikir. Sebenarnya, berapa sih biaya asli dari semua kemegahan yang dibangun ini? Dan yang lebih penting, setelah sadar dari mimpi ini, kita mau percaya cerita yang seperti apa lagi?

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Tag : $WSKT $ADHI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy