$NPGF langganan Sinarmas, bagaimana kinerjanya saat ini.

Laporan keuangan NPGF untuk kuartal kedua (Q2) 2025 menunjukkan sinyal positif. Penjualan dan laba kembali tumbuh setelah kinerja yang kurang memuaskan di tahun sebelumnya. Namun, di balik angka-angka yang membaik, ada beberapa hal penting yang perlu dicermati, terutama terkait dengan profitabilitas yang masih tipis dan struktur pendanaan yang berisiko.

Pertumbuhan Penjualan dan Laba
Perusahaan mencatat penjualan sebesar Rp 71,57 miliar selama paruh pertama tahun 2025, naik signifikan 37,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Peningkatan ini juga tercermin pada laba per saham (EPS) yang melonjak 33% menjadi Rp 0,44 per saham.
Hal ini menunjukkan adanya pemulihan operasional yang kuat, seolah-olah perusahaan berhasil bangkit dari keterpurukan tahun 2024, di mana laba bersih tahunan anjlok tajam dari Rp 60,13 miliar di 2023 menjadi hanya Rp 2,99 miliar.

Pergeseran Strategi Produk
Salah satu kunci di balik kenaikan penjualan adalah perubahan drastis pada bauran produk. Di tahun 2025, perusahaan tampaknya berfokus penuh pada NPK Granul, yang kini menjadi produk andalan dengan kontribusi sekitar 78% dari total penjualan. Pergeseran strategi ini tampaknya berhasil mendorong pertumbuhan pendapatan perusahaan.

Untuk memahami kesehatan finansial perusahaan secara keseluruhan, mari kita lihat beberapa indikator penting lainnya.

Neraca Keuangan
Pada 30 Juni 2025, total aset NPGF tercatat sebesar Rp 317,06 miliar, sedangkan total liabilitasnya (utang) sebesar Rp 80,84 miliar. Artinya, perusahaan membiayai sebagian besar operasionalnya dengan ekuitas (modal sendiri). Dengan rasio utang terhadap ekuitas (Debt-to-Equity Ratio atau DER) sebesar 0,34x, ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu bergantung pada utang.
Namun, yang perlu diwaspadai adalah struktur utang jangka pendek yang cukup besar, yaitu Rp 73,98 miliar. Utang ini menggunakan suku bunga mengambang, sehingga sangat rentan terhadap kenaikan suku bunga bank.

Rasio Profitabilitas: ROA dan ROE
Rasio profitabilitas mengukur seberapa efisien perusahaan dalam menghasilkan laba dari aset dan ekuitas yang dimilikinya.
* ROA (Return on Assets): ROA mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan total asetnya untuk menghasilkan laba bersih. ROA dihitung dengan membagi laba bersih dengan total aset.
* Perhitungan: Rp 1,42 miliar (laba bersih 6M25) / Rp 317,06 miliar (total aset) = 0,45%.
* Angka ROA yang sangat rendah ini menunjukkan bahwa setiap Rp100 aset yang dimiliki perusahaan, hanya menghasilkan Rp0,45 laba bersih. Ini menandakan efisiensi yang sangat rendah dalam memanfaatkan aset.
* ROE (Return on Equity): ROE mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan modal dari pemegang saham untuk menghasilkan laba bersih. ROE dihitung dengan membagi laba bersih dengan ekuitas.
* Perhitungan: Rp 1,42 miliar (laba bersih 6M25) / Rp 236,21 miliar (ekuitas) = 0,60%.
* Sama seperti ROA, angka ROE yang sangat rendah ini menunjukkan bahwa perusahaan belum mampu memberikan imbal hasil yang signifikan dari modal yang diinvestasikan oleh para pemegang saham.

Potensi dan Prospek Kedepannya
Melihat kinerja 6 bulan pertama, NPGF memiliki potensi untuk melanjutkan momentum pemulihan. Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah perusahaan ini bisa berkontribusi pada program pemerintah yang serius menangani ketahanan pangan, ataukah mereka hanya akan terus bergantung pada relasi bisnis dengan Sinar Mas Group.
* Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan: Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor pupuk, NPGF secara langsung berhubungan dengan sektor pertanian, yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan nasional. Jika NPGF mampu meningkatkan produksi, distribusi, dan inovasi produk, mereka berpotensi besar menjadi salah satu pemain kunci dalam mendukung program pemerintah. Pupuk yang berkualitas dan terjangkau sangat penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
* Ketergantungan pada Relasi Bisnis: Selama ini, banyak yang mengaitkan kinerja NPGF dengan bisnis di bawah naungan Sinar Mas Group. Ketergantungan ini bisa menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, relasi yang kuat dapat memberikan jaminan pasar yang stabil. Di sisi lain, jika ketergantungan ini terlalu besar, perusahaan mungkin akan kesulitan untuk berkembang secara mandiri dan memasuki pasar yang lebih luas. Diversifikasi pelanggan menjadi kunci untuk pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan.

$PSDN $SAMF

Tulisan ini hanya bersifat informasi untuk menambah wawasan, bukan rekomendasi jual atau beli. Harap teman-teman tetap mengedepankan analisa secara pribadi

Terimakasih sudah bersedia membaca
Semoga bermanfaat 馃槉.



N/B
Kami tidak buka kelas dan tidak terima titip dana apapun. Terimakasih

Read more...
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy