imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$INKP LK Q2 2025: Persediaan Diskon?

Pertanyaan salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Posisi persediaan per 30 Juni 2025 berada di kisaran USD 411 juta. Angka ini sedikit lebih rendah dari akhir Desember 2024 yang masih USD 416 juta, jadi penurunannya sekitar USD 5 juta atau 1,1%. Secara kasat mata memang bukan angka besar, tapi kalau dibandingkan dengan penjualan bersih semester I 2025 yang juga turun dari USD 1,60 miliar menjadi USD 1,56 miliar, jelas kelihatan perusahaan sedang menyesuaikan level inventory dengan kondisi pasar yang sedikit melambat. Mereka tidak mau terlalu banyak barang mengendap di gudang, karena itu sama saja mengikat kas yang sebenarnya bisa dipakai untuk hal lain. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dipecah lebih rinci, pergerakan komponennya cukup menarik. Bahan baku justru naik lumayan, dari USD 96 juta di Juni 2024 menjadi USD 108 juta di Juni 2025. Barang dalam proses juga naik tipis, dari USD 19 juta menjadi USD 20 juta. Sebaliknya, barang jadi yang tersisa di akhir periode malah turun, dari USD 116 juta ke USD 107 juta. Pola ini seperti menunjukkan bahwa manajemen menambah cadangan bahan baku dan menyalurkan lebih banyak ke proses produksi, tapi stok barang jadi keluar lebih cepat entah karena permintaan yang sehat atau karena mereka ingin menekan risiko penumpukan barang jadi di gudang. Dengan komposisi seperti ini, ada dua kemungkinan besar, yaitu perusahaan sedang mempersiapkan lonjakan produksi ke depan atau memang barang jadi sedang cukup laku sehingga habis lebih cepat dari biasanya.

Dari sisi beban pokok penjualan, ada dinamika lain yang perlu dicatat. COGS di semester I 2025 tercatat USD 1,09 miliar, naik dari USD 1,06 miliar di semester I 2024. Kenaikan ini terjadi meskipun total inventory justru turun. Artinya, bahan baku yang dipakai mungkin lebih mahal atau jumlah yang dikonsumsi lebih banyak dibanding periode sebelumnya. Total biaya produksi juga membesar, sehingga margin bisa agak tertekan walaupun stok barang tidak menumpuk. Kalau kita lihat dari sisi pembelian bahan baku, nilainya tidak banyak berubah, sekitar USD 736 juta di semester I 2024 menjadi USD 735 juta di semester I 2025, artinya tekanan ada pada biaya per unit atau efisiensi produksi yang menurun.

Namun dari kacamata kas, justru ada kabar yang lebih positif. Arus kas operasi naik signifikan, dari USD 245 juta pada semester I 2024 menjadi USD 288 juta pada semester I 2025. Salah satu penyebabnya jelas karena inventory turun, yang artinya lebih banyak barang keluar jadi penjualan dan berbalik menjadi kas. Efek tambahannya, pembayaran ke pemasok juga berkurang dari USD 938 juta ke USD 878 juta, jadi pengeluaran kas buat biaya produksi lebih terkendali. Kombinasi inventory yang turun tipis dan pembayaran ke pemasok yang menurun inilah yang bikin kas operasi lebih lega.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Kalau berbicara soal cadangan untuk barang usang atau penurunan nilai, manajemen tetap pada sikapnya, tidak membentuk cadangan sama sekali. Mereka yakin tidak ada kerugian karena persediaan usang atau turun nilai. Produk yang dijual memang berupa kertas budaya, pulp, tissue, dan kertas industri yang secara umum selalu punya pasar. Jadi wajar kalau mereka berani klaim semua stok bisa dijual tanpa masalah. Namun dari perspektif konservatif, biasanya di industri besar wajar ada sebagian kecil barang yang tidak bisa dijual atau nilainya turun. Bisa jadi mereka memang benar-benar disiplin dalam mengelola rotasi stok sehingga tidak ada yang usang, atau bisa juga mereka cenderung konservatif dalam menilai risiko inventory obsolescence.

Peran inventory di perusahaan ini lebih dari sekadar barang di gudang. Inventory juga dijadikan sebagai agunan pinjaman, baik pinjaman bank jangka pendek maupun pembiayaan musyarakah. Jadi nilainya punya fungsi ganda, selain menopang produksi juga sebagai aset strategis untuk menjaga likuiditas dan akses pembiayaan. Praktik ini lazim di industri manufaktur besar yang padat aset, karena inventory dianggap aset yang cepat berubah jadi kas sehingga bisa dipercaya bank untuk jaminan kredit. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau ditarik ke struktur penjualan, cultural paper dan pulp mendominasi dengan kontribusi sekitar 68% dari total penjualan, sisanya 32% berasal dari industrial paper, tissue, dan produk lain. Jadi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi semuanya langsung terkait dengan produk utama yang menopang revenue perusahaan. Artinya, sedikit saja perubahan di level inventory bisa berdampak langsung pada kelancaran revenue dan arus kas. Kalau cultural paper dan pulp laku keras, stok barang jadi bisa cepat habis, tapi kalau demand tiba-tiba turun, stok yang menumpuk justru akan menekan kas.

Pola yang terlihat di semester I 2025 sebetulnya agak campuran. Total persediaan turun tipis, barang jadi makin sedikit, tapi bahan baku dan barang dalam proses naik. Dari sisi manajemen, ini bisa dibaca sebagai strategi menyiapkan produksi lebih besar untuk kuartal selanjutnya, atau sinyal bahwa produk jadi cepat habis di pasaran. Kalau yang terjadi adalah skenario pertama, mereka sedang berjudi pada permintaan masa depan yang lebih tinggi, tapi itu penuh risiko kalau ternyata pasar meleset. Kalau skenario kedua, itu justru sinyal sehat karena barang cepat diserap oleh konsumen. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx


Anomali yang perlu dicatat adalah posisi COGS yang naik walaupun inventory turun. Biasanya kalau inventory keluar lebih cepat, COGS bisa lebih terkendali. Tapi di sini justru sebaliknya, beban bahan baku dan biaya produksi membengkak. Ini artinya margin operasional bisa tergerus kalau perusahaan tidak segera mencari cara entah dengan menaikkan harga jual atau memperbaiki efisiensi. Kalau tidak, kenaikan arus kas operasi yang sehat di semester I bisa tergerus di semester berikutnya karena margin makin tipis.

Kalau dilihat secara keseluruhan, strategi inventory perusahaan di semester I 2025 bisa dibilang cukup hati-hati. Mereka menjaga stok barang jadi agar tidak terlalu banyak, menyiapkan bahan baku dan barang dalam proses lebih banyak, sekaligus menjaga kas operasi tetap sehat. Dari sisi arus kas, hasilnya positif, tapi dari sisi margin ada tekanan. Jadi situasi ini masih seimbang, tergantung bagaimana mereka memanfaatkan stok bahan baku yang menumpuk di periode berikut untuk menghasilkan produk yang cepat terserap pasar.

Inventory semester I 2025 mencerminkan perusahaan yang berusaha menjaga keseimbangan antara arus kas dan operasional. Mereka berhasil mendorong arus kas operasi naik berkat penurunan inventory dan efisiensi pembayaran pemasok, tapi harus menghadapi tantangan biaya produksi yang lebih tinggi. Jika permintaan tetap kuat dan barang jadi bisa cepat habis, strategi ini bisa berhasil. Tapi kalau demand melemah, mereka bisa terjebak dengan stok bahan baku dan barang dalam proses yang menumpuk, dan itu bisa balik jadi beban.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy