imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rakyat Indonesia Dilarang Iri Sama Anggota DPR yang Dapat Tunjangan Rumah 50 juta per bulan Karena Anggota DPR Itu Dapat Duit dari Pajak yang Ditarik dari Rakyat dan dari Pajak Investor Saham yang Tiap Hari Trading. Tunjangan Rumah 50 Juta Per Bulan Malah Kurang, Harusnya 3 Juta per Hari, Kata Anggota DPR

Link IG: https://cutt.ly/wrJkq5h4

Pernyataan anggota DPR tentang tunjangan DPR Rp50 juta per bulan itu wajar dan masuk akal, jelas memantulkan logika rakus sekaligus jurus ngeles kelas kakap. Ia membalik kritik publik seolah-olah masalahnya ada pada mental rakyat yang disebut senang melihat orang susah dan tidak senang melihat orang senang. Padahal yang dipersoalkan rakyat bukan soal senang atau susahnya anggota DPR, tapi sumber duitnya. Tunjangan itu diambil dari pajak rakyat, bukan dari hasil keringat pribadi, dagang, atau investasi. Maka wajar publik marah ketika uang rakyat dipakai untuk standar hidup mewah, apalagi di saat ada balita mati cacingan atau rakyat terhimpit harga beras. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau ditelisik, ini model logika rakus defensif. Rakyat kecil menjerit, DPR minta tambah. Rakyat mempertanyakan, malah balik disalahkan karena dianggap iri. Alih-alih transparan soal urgensi anggaran, yang keluar justru klaim kosong bahwa uang mereka akan kembali ke rakyat lewat bantuan sosial yang katanya diberikan diam-diam tanpa publikasi. Itu ngeles dengan jargon moral, padahal kenyataan di lapangan publik tidak bisa mengukur apakah benar uang itu mengalir kembali atau tidak. Menganggap Rp50 juta itu biasa saja juga menunjukkan disconnect total dari realitas rakyat. Buat pekerja UMR, uang segitu bisa setara kerja 4โ€“5 tahun. Buat DPR, katanya cuma angka kecil.

Jadi siapa sebenarnya yang mereka wakili? Kalau cara berpikirnya begini, jelas bukan rakyat kecil. Lebih tepat disebut mewakili rakyat negara neraka, kumpulan elit yang hidup dari pajak rakyat sambil menyalahkan rakyat yang bersuara. Istilah rakyat negara neraka ini adalah sindiran, karena yang dibela DPR bukan rakyat nyata yang tiap hari pusing bayar sewa kos, belanja beras, atau mengurus anak sakit. Yang mereka wakili lebih mirip rakyat imajiner di alam paralel, rakyat versi mereka sendiri, yang standar hidupnya tinggi, yang anggap Rp50 juta itu biasa, yang tidak pernah pusing biaya kesehatan atau sekolah. Rakyat nyata di republik ini malah ditinggal, sementara mereka sibuk melayani rakyat khayalan dengan privilese tak terbatas.

Ironinya, ketika rakyat miskin mati gara-gara gizi buruk, DPR bisa gampang lempar tanggung jawab ke pemda atau ke keluarga miskin. Tapi kalau giliran tunjangan mereka dipertanyakan, langsung main narasi empati dan bantuan diam-diam. Kalau logika mereka cuma berputar di lingkaran rakus dan ngeles, mungkin memang lebih baik AI yang jadi anggota DPR. Setidaknya AI tidak makan gaji buta, tidak minta tunjangan rumah Rp50 juta, tidak nyinyir ke rakyat miskin, dan tidak main standar ganda. AI bisa kerja 24 jam, konsisten, dan transparan tanpa ngeles. Rakyat tidak butuh wakil yang rakus, yang rakyat butuh wakil yang benar-benar peka. Atau pertanyaan sederhana saja, rakyat mana yang mereka wakili? Rakyat miskin di gang kumuh, atau rakyat negara neraka? Hanya sekedar bertanya ๐Ÿ™

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$PTBA $KRAS $BBCA

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy