imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Perpres sampah selesai akhir bulan ini. Harga listrik naik jadi 20c dan tipping fee dihapus. Danantara menjadi lead untuk proyek WTE, termasuk untuk permodalan. PLN melakukan FS. Ijin disentralisasi di KESDM. Pemerintah akan subsidi biaya listrik yang lebih tinggi.

Tapi tanpa tipping fee, 20c tidak cukup untuk membuat WTE menjadi profitable. Jadi apakah proyek WTE di Indonesia akan mangkrak lagi?

Banyak yang bertanya mengapa saya invest di $TOBA, bukan $OASA. Jawaban saya adalah kunci untuk berhasil di proyek WTE adalah untuk mengamankan feedstock yang cukup dan berkalori tinggi (sudah disortir). Kalo anda tidak control feed in nya, bagaimana proyek WTE anda bisa jalan? Kalo pemain WTE lainnya yang tidak punya integrated platform, masa mau berharap kepada Pemda untuk ngirim feed?

Di TOBA, mereka punya ARAH yang sudah bergerak di waste management jadi secara supply akan aman dibandingkan kompetitor lain yang hanya membangun proyek WTE.

Prediksi saya dengan adanya Perpres Sampah, mayoritas proyek WTE mangkrak akan tetap mangkrak. Yang berhasil hanya beberapa 3-4 lokasi dan itu perlu di dukung oleh platform integrated waste management seperti milik TOBA. Nanti setelah pilot project di 3-4 kota ini berhasil, barusan akan direplikasi ke 40 kota lainnya di seluruh Indonesia.

Dalam 5-10 tahun, waste management akan menjadi salah satu industri yang sangat hot. Yang kerjain TOBA, Yang modalin Danantara. Partai biru akan menjadi tameng politiknya.

Disclaimer on: Opini menentukan posisi. Posisi menentukan prestasi.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy