imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$ARCI LK Q2 2025: Shine Bright Like Gold, Bleed Cash Like Water

Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Archi Indonesia Tbk atau ARCI adalah perusahaan tambang emas besar yang berdiri sejak 14 September 2010 melalui akta notaris Fatma Agung Budiwijaya dan langsung menjalankan operasi komersial di tahun yang sama. Perusahaan ini kemudian berkembang hingga akhirnya pada 2021 resmi menjadi perusahaan publik, diikuti dengan perubahan nama dan pelaksanaan stock split dari Rp100 menjadi Rp10 per saham. Stock split ini membuat jumlah saham beredar naik signifikan menjadi 94,37 miliar lembar. Kantor pusat ARCI berada di Rajawali Place Jakarta, sebuah alamat yang sekaligus mencerminkan kedekatannya dengan pemegang saham utama Rajawali Corpora. Manajemen perusahaan saat ini dipimpin oleh Presiden Direktur Rudy Suhendra bersama Christian Emanuel David Sompie dan Hidayat Dwiputro Sulaksono. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Komposisi pemegang saham ARCI menunjukkan bahwa ini bukan perusahaan kecil dengan pemilik tidak jelas. Sebaliknya, ARCI berada di bawah kendali penuh Rajawali Corpora dengan porsi 85% saham. Rajawali adalah konglomerat besar yang didirikan oleh Peter Sondakh sejak 1984 dan memiliki portofolio bisnis yang tersebar luas mulai dari agrikultur, properti, energi, telekomunikasi, hingga hotel-hotel mewah kelas dunia. Grup Rajawali punya sejarah panjang dalam dunia bisnis Indonesia, mulai dari meluncurkan RCTI sebagai televisi swasta pertama, mengakuisisi Bentoel di sektor rokok, hingga sempat masuk ke industri telekomunikasi lewat XL. Dengan basis sebesar ini, wajar jika Archi hanya menjadi salah satu bagian dari strategi diversifikasi besar Rajawali di bidang sumber daya alam dan energi.

Selain Rajawali, ada PT Basis Utama Prima yang menggenggam 6,17% saham. Perusahaan ini dikendalikan hampir 99% oleh Happy Hapsoro, suami dari Ketua DPR Puan Maharani, sedangkan sisanya dimiliki oleh Arsjad Rasjid. Basis Utama mungkin kecil secara modal resmi karena hanya memiliki modal dasar Rp300 juta dan modal disetor Rp76 juta, tetapi sepak terjangnya besar di pasar modal. Basis telah mengoleksi saham berbagai emiten, termasuk 45,71% saham PT Sanurhasta Mitra Tbk, kepemilikan di PT Rukun Raharja Tbk, PT Fortune Indonesia Tbk, PT Red Planet Indonesia Tbk, hingga PT Singaraja Putra Tbk. Total transaksi akuisisi saham oleh Basis dalam kurun 2022–2023 mencapai hampir Rp1 triliun. Sayangnya nama Basis juga tercoreng karena Direktur Utamanya, Muhammad Yusrizki, sempat menjadi tersangka kasus BTS 4G, meskipun Happy sendiri tetap berada di balik layar sebagai pemilik.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Sosok Happy Hapsoro atau Hapsoro Sukmonohadi memang menarik untuk dibicarakan. Ia dikenal sebagai pengusaha yang low profile tetapi punya langkah besar di pasar modal. Happy adalah anak dari Bambang Sukmonohadi, seorang pengusaha properti dan forwarding yang memiliki aset di kawasan Kemayoran. Lewat Basis, Happy mengendalikan banyak emiten publik dengan portofolio lintas sektor mulai dari properti, perhotelan, migas, logistik, hingga periklanan. Walaupun jarang muncul di media, sepak terjangnya menunjukkan ambisi besar untuk membangun jaringan bisnis yang luas. Ia juga tidak bisa dilepaskan dari konteks politik karena posisinya sebagai suami Puan Maharani, yang otomatis membuat keterlibatannya di bisnis publik selalu diperhatikan.

Sementara itu, Arsjad Rasjid yang memegang porsi kecil di Basis juga punya kiprah luar biasa. Lahir pada 16 Maret 1970, Arsjad menempuh pendidikan di Amerika Serikat dengan gelar Bachelor of Business Administration dari Pepperdine University dan memperdalam ilmu lewat program eksekutif di Yale, Harvard, Oxford, dan INSEAD. Ia menjadi Presiden Direktur Indika Energy sejak 2005 dan berhasil melipatgandakan aset perusahaan dari Rp2,78 triliun menjadi Rp18,28 triliun. Portofolionya meluas hingga ke Grab Indonesia, Petrosea, Kideco Jaya Agung, dan Kopi Kenangan. Pada 2025 ia juga menjabat Presiden Komisaris XL Smart, perusahaan telekomunikasi hasil merger XL Axiata dan Smartfren. Arsjad juga pernah menjabat Ketua Umum Kadin periode 2021–2025, memimpin ASEAN Business Advisory Council, dan saat ini menjadi Ketua Umum PB Perpani. Bahkan ia sempat turun ke politik sebagai Ketua Tim Pemenangan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi operasional, ARCI bergerak di sektor tambang emas dengan model bisnis terintegrasi. Ada tiga segmen utama yaitu penambangan emas, pengolahan dan perdagangan emas, serta jasa penunjang. Anak usahanya antara lain PT Meares Soputan Mining dan PT Tambang Tondano Nusajaya yang beroperasi di Sulawesi Utara dengan izin operasi hingga 2041 dan opsi perpanjangan. Selain itu ada PT Karya Kreasi Mulia dan PT Jasa Pertambangan Perkasa di jasa pertambangan, PT Elang Mulia Abadi Sempurna yang fokus pada perdagangan emas, serta Archipelago Resources di Singapura yang berfungsi sebagai investment holding. Bahkan ARCI juga punya investasi 25% di PT Geopersada Mulia Abadi yang sekaligus menjadi vendor jasa tambang.

Pelanggan ARCI terbilang terkonsentrasi. Hampir 80% revenue semester pertama 2025 hanya datang dari dua pembeli besar, yaitu PT Swarnim Murni Mulia dengan kontribusi 49,35% dan PT Indo Prosperity International dengan kontribusi 29,54%. Meski kebijakan pembayaran tunai atau uang muka membuat risiko piutang kecil, ketergantungan pada dua pelanggan utama tetap berbahaya jika salah satunya berhenti membeli. Dari sisi vendor, ARCI juga punya kontrak jangka panjang dengan PT Simba Jaya Utama untuk refining, PT AKR Corporindo Tbk untuk solar, serta PT Samudera Mulia Abadi dan GMA untuk jasa tambang load and haul. Namun hubungan dengan GMA yang juga entitas asosiasi menciptakan potensi konflik kepentingan, apalagi jasa GMA menyumbang 26,28% COGS di semester pertama 2025.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Cadangan dan produksi emas ARCI juga menarik dicermati. Estimasi cadangan dilakukan berdasarkan data geologi yang kompleks. Cadangan ini menentukan amortisasi aset tambang karena metode yang digunakan adalah unit-of-production. Semester pertama 2025, produksi emas MSM dan TTN mencapai 53 kilo ounces, sementara sejak awal operasi hingga Juni 2025 total produksi sudah mencapai 2.447 kilo ounces. Angka ini mencerminkan konsistensi produksi sekaligus potensi pendapatan jangka panjang.

Keuangan ARCI per 30 Juni 2025 menunjukkan total aset USD898,2 juta naik tipis dari Desember 2024. Aset non-lancar mendominasi, dengan mine properties USD530,5 juta. Total liabilitas USD589,9 juta sedikit turun, namun current liabilities USD213,4 juta jauh lebih tinggi daripada current assets USD83,1 juta. Ini menghasilkan current ratio hanya 0,39, sebuah tanda tekanan likuiditas jangka pendek yang serius. Meski covenant pinjaman masih dipatuhi, secara kas perusahaan ini terlihat berat di jangka pendek.

Di laporan laba rugi, semester pertama 2025 adalah titik balik besar. ARCI berhasil mencatat laba USD35,3 juta, berbalik dari rugi USD4 juta di periode sama 2024. Revenue naik menjadi USD192,5 juta, gross profit melonjak ke USD79,2 juta, operating income mencapai USD75,1 juta, dan EPS positif di USD0,0014. Laba ini lebih berkualitas karena bukan hasil dari pos non-recurring, bahkan gain forex justru turun tajam dari USD5 juta menjadi hanya USD0,75 juta. Artinya, rebound laba memang berasal dari operasi inti.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun jika melihat arus kas, ceritanya tidak semanis laba. Operating cash flow justru turun menjadi USD41,6 juta dari USD47,3 juta tahun sebelumnya. Dengan capex besar USD40,6 juta, free cash flow hanya tersisa sekitar USD1,1 juta. Ini sangat tipis, memperlihatkan bahwa laba di atas kertas tidak langsung terkonversi menjadi kas nyata. Untuk perusahaan padat modal seperti tambang, hal ini sangat riskan karena membuat mereka bergantung pada pembiayaan eksternal.

Untuk mendukung keberlangsungan usaha, ARCI mengamankan berbagai kontrak penting. Refining agreement dengan Simba Jaya Utama berlaku hingga 2026, fuel supply agreement dengan AKR diperpanjang sampai 2027, serta perjanjian suplai listrik jangka panjang dengan PLN. MSM dan TTN juga punya perjanjian kepemilikan bersama atas pabrik pengolahan yang sudah disetujui ESDM sejak 2005. Di luar emas, ARCI mulai menapaki diversifikasi dengan mendirikan PT Toka Tindung Geothermal pada 2024 bersama Ormat Geothermal Indonesia, sebuah langkah strategis masuk ke energi panas bumi.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

ARCI berada dalam posisi yang penuh warna. Dari sisi laba, perusahaan menunjukkan peningkatan besar yang terlihat lebih sustainable. Dari sisi pemegang saham, ada kombinasi Rajawali yang mapan, Basis Utama Prima milik Happy Hapsoro yang penuh manuver, dan Arsjad Rasjid yang membawa jejaring bisnis nasional dan regional. Namun kelemahan struktural masih ada, terutama di likuiditas, kualitas arus kas, konsentrasi pelanggan, dan transaksi berelasi. Dengan izin tambang jangka panjang hingga 2041 dan diversifikasi ke energi terbarukan, prospek ARCI masih terbuka. Tetapi ujian terbesar ada pada kemampuan mereka mengubah rebound laba menjadi arus kas nyata untuk memperkuat struktur finansial dan menurunkan risiko utang.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$INDY $EXCL

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy