$DADA LK Q2 2025: Proyek yang Mau Rampung dan Gagal?
Request salah satu user Stockbit member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Diamond Citra Propertindo Tbk dan entitas anaknya adalah pengembang properti yang lahir pada 29 Desember 2014 lewat akta notaris Dewi Kusumawati, S.H., kemudian disahkan oleh Menteri Hukum dan HAM pada 6 Januari 2015, dan mulai beroperasi secara komersial sejak Januari 2015. Perusahaan ini sempat melantai di bursa pada 2020 setelah mendapat pernyataan efektif dari OJK untuk melakukan IPO dengan melepas 2,147 miliar saham di harga Rp104 per saham dengan nominal Rp20 per saham, plus 1,61 miliar Waran Seri I. Saham dan waran ini resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 14 Februari 2020. Terakhir, anggaran dasarnya mengalami perubahan pada 30 Juni 2023 terkait peningkatan modal disetor dari pelaksanaan Waran Seri I.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kepemilikan perusahaan ini cukup terkonsentrasi, dengan PT Karya Permata Inovasi Indonesia menjadi pengendali utama yang memegang 67,21% saham atau setara 4,995 miliar lembar. Tjandra Tjokrodiponto memiliki 35 juta lembar atau 0,47%, sedangkan publik menggenggam 2,401 miliar lembar atau 32,32%. Total saham beredar mencapai 7,432 miliar lembar. Struktur manajemen terdiri dari komisaris utama Anisah, komisaris Tjandra Tjokrodiponto, dan komisaris independen Iwan Gunarwan Baroto. Direksi dipegang Adam sebagai direktur utama bersama Bayu Setiawan. Komite audit diketuai Iwan Gunarwan Baroto dengan anggota Dedeh Ermida Lindra dan Vivi Shahab. Sekretaris perusahaan dijabat Maria Aruan dan Ermida Lindra.
Bisnis utamanya adalah real estate, khususnya pengembangan apartemen dan lahan. Selain itu, mereka juga punya izin di sektor perdagangan, jasa, transportasi, hingga percetakan meski kontribusinya tidak besar. Anak usaha mereka ada dua, yakni PT Arba Propertindo yang mayoritas sahamnya 99,44% dikuasai dan sudah beroperasi sejak 2018, serta PT Kalibata Inovasi Maju dengan kepemilikan 99,90% yang aktif sejak 2020. Proyek yang dikembangkan mencakup Dave Apartment, Apple 1, Apple 3, serta beberapa lahan di Cilodong, Cijujung, Pejaten Barat, dan Sepinggan Raya. PT Kalibata Inovasi Maju juga terlibat dalam kerja sama operasional dengan PT Javateafurn, di mana Javateafurn menyediakan lahan seluas 4.800 m2 dan KIM mengurus operasional, pembiayaan, serta pemasaran dengan pembagian hasil 65% untuk KIM dan 35% untuk JAV.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi aset, per Juni 2025 total aset konsolidasian Rp639,95 miliar, sedikit turun dibanding Rp643,38 miliar akhir 2024. Aset lancar Rp155,71 miliar, terdiri dari kas Rp4,26 miliar, piutang Rp6,80 miliar yang hampir seluruhnya sudah dibentuk cadangan kerugian Rp6,05 miliar, persediaan Rp142,99 miliar berupa unit apartemen Dave, Apple 1, Apple 3, dan tanah siap bangun, serta pajak dibayar di muka Rp1,46 miliar. Aset tidak lancar Rp484,24 miliar, di mana Rp404,93 miliar merupakan uang muka pembelian tanah di berbagai lokasi, Rp66,58 miliar adalah proyek dalam pembangunan yang sebagian besar untuk Apple 3 yang progresnya 87,5% pada Juni 2025, dan Rp10,24 miliar berupa properti investasi berupa guest house, ruang rapat, kios, dan area bisnis di Dave Apartment.
Liabilitasnya Rp287,56 miliar, sedikit lebih rendah dari Rp291,22 miliar di akhir 2024. Liabilitas jangka pendek Rp258,29 miliar, terdiri dari utang usaha Rp26,80 miliar, pendapatan diterima dimuka Rp158,40 miliar dari cicilan pembeli unit, serta bagian utang bank jangka panjang yang jatuh tempo Rp71,27 miliar. Liabilitas jangka panjang Rp29,28 miliar, terutama utang bank Rp28,21 miliar dan kewajiban imbalan kerja Rp1,07 miliar. Rasio utang terhadap ekuitas 0,80 masih relatif aman di bawah covenant bank 2,5 kali. Tapi ada masalah serius di likuiditas karena aset lancar tidak cukup untuk menutup liabilitas jangka pendek, defisit modal kerja Rp261,94 miliar.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kinerja laba memang tampak membaik. Pendapatan naik jadi Rp5,39 miliar di Juni 2025 dari Rp3,82 miliar tahun sebelumnya. Laba kotor meningkat ke Rp3,41 miliar dari Rp2,69 miliar, laba usaha Rp746 juta dari Rp60 juta, dan laba bersih Rp220 juta dari Rp72 juta. Sumber utama tetap dari penjualan unit apartemen yang memang inti bisnis mereka, jadi secara akuntansi ini tergolong recurring. Ada juga properti investasi yang memberi tambahan pendapatan walau porsinya kecil.
Namun arus kas menunjukkan cerita yang berbeda. Kas bersih dari operasi hanya Rp349 juta di Juni 2025, anjlok dari Rp20,86 miliar di Juni 2024. Penurunan tajam ini terjadi karena penerimaan dari pelanggan turun drastis dari Rp23,8 miliar ke Rp10,9 miliar, sementara pembayaran ke kontraktor naik dari Rp924 juta ke Rp5,7 miliar, dan gaji pegawai melonjak dari Rp258 juta ke Rp2 miliar. Dengan kata lain, walau laba di laporan meningkat, uang nyata yang masuk dari bisnis justru seret. Investasi menyedot kas Rp17,69 miliar untuk proyek konstruksi, wajar untuk developer. Kas akhir periode Rp4,26 miliar, hanya naik tipis dari Rp3,91 miliar akhir 2024.
Perusahaan punya beberapa fasilitas pinjaman. Dari Bank Oke Indonesia Rp38 miliar dengan jaminan 170 unit Dave Apartment. Dari Bank Aceh Syariah fasilitas refinancing syariah Musyarakah Mutanaqishah untuk 45 unit Dave Apartment dengan skema bagi hasil dan kewajiban buyback. Dari BTN ada kredit modal kerja Rp44 miliar dengan jaminan 307 unit Apple Apartment, sementara dari BNI ada Rp37 miliar dengan jaminan tanah, bangunan, unit apartemen, serta cession piutang. Masalahnya, PT Arba Propertindo menunggak cicilan ke BTN Rp34,68 miliar dan ke BNI Rp16,10 miliar, hingga harus mengajukan restrukturisasi 48 bulan. Covenant current ratio juga gagal dipenuhi karena posisinya di bawah 1.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Di sisi lain, PT Kalibata Inovasi Maju sedang membatalkan perjanjian jual beli tanah di Sepinggan Raya dengan nilai uang muka Rp32,55 miliar yang sudah dibayar, namun penjual kini mencari pembeli lain. Jika gagal dikembalikan, ini berpotensi jadi kerugian besar. Kondisi ini makin menekan likuiditas.
Ada hal menarik yang makin memperumit situasi, yakni aksi pemegang saham pengendali PT Karya Permata Inovasi Indonesia yang justru melakukan penjualan saham DADA di pasar. Berdasarkan laporan 31 Juli 2025, KPII menjual 10 juta lembar saham sehingga kepemilikan turun tipis dari 66,10% menjadi 65,96%. Namun setelah itu data KSEI mencatat penjualan berturut-turut sepanjang Agustus 2025, masing-masing 50 juta lembar pada 8 Agustus, 100 juta pada 11 Agustus, 30 juta pada 13 Agustus, dan 70 juta pada 14 Agustus. Akibatnya kepemilikan KPII berkurang signifikan dari 66,10% menjadi 61,79% hanya dalam dua minggu. Meski secara angka KPII masih pengendali karena menguasai lebih dari 60%, tren ini menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa pengendali menjual saham beruntun di tengah kondisi keuangan perusahaan yang sedang tertekan? Bisa jadi ini strategi memperlebar free float agar saham lebih likuid, atau indikasi kebutuhan likuiditas di level pemegang saham utama. Namun dari perspektif investor ritel, penjualan masif seperti ini sering dianggap sinyal negatif karena bisa menekan harga di pasar sekaligus mencerminkan berkurangnya keyakinan pengendali terhadap prospek jangka pendek perusahaan.
Kalau ditanya apakah perusahaan bisa survive, jawabannya masih abu-abu. Di satu sisi mereka berencana menyelesaikan Apple 3 tahun 2025 yang tinggal sedikit lagi selesai agar bisa segera dicatat sebagai pendapatan. Mereka juga mendorong penjualan lewat flash sale dan memperkuat agen. Dukungan finansial dari pemegang saham juga sudah dijanjikan lewat surat resmi. Tapi di sisi lain, masalah likuiditas yang parah, utang bank macet, covenant dilanggar, arus kas operasional yang nyaris habis, ditambah aksi jual pengendali di pasar jelas red flag besar. Laba di atas kertas tidak cukup kuat kalau tidak ditopang kas nyata. Perusahaan harus bergerak cepat menyelesaikan proyek, mempercepat penjualan, berhasil restrukturisasi pinjaman, sekaligus meyakinkan pasar bahwa pengendali masih punya komitmen jangka panjang. Kalau tidak, risiko gagal bayar dan tekanan harga saham bisa makin besar meski laporan laba rugi terlihat baik.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBTN $BBNI
1/9