$IRSX LK Q2 2025: Pengendali Baru Tidak Terkenal?
Request salah satu user Stockbit member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Aviana Sinar Abadi Tbk adalah contoh menarik dari perusahaan digital Indonesia yang perjalanannya penuh dinamika sejak lahir pada 17 Desember 2013 dan langsung beroperasi di tahun yang sama. Perusahaan ini resmi disahkan oleh Kemenkumham pada 10 Januari 2014 dan dalam perjalanannya sudah mengalami beberapa kali perubahan anggaran dasar, dengan revisi terakhir pada Juni 2025 yang mencatat perombakan struktur komisaris dan direksi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Langkah besar mereka datang pada 7 Februari 2023 ketika resmi melantai di Bursa Efek Indonesia melalui IPO. Sebanyak 1 miliar saham atau 20% kepemilikan dilepas ke publik dengan harga Rp101 per saham, disertai penerbitan 1,4 miliar waran seri I dengan harga pelaksanaan Rp91. Sampai pertengahan 2025 hanya 371 ribu waran yang dieksekusi, sehingga potensi dilusi masih tersisa. Modal disetor naik dari Rp60 miliar menjadi Rp75 miliar pasca IPO.
Struktur pemegang saham pada awalnya cukup kuat dipegang oleh beberapa entitas. PT Mitra Digital Investindo memegang 21,60% atau 1,08 miliar lembar, PT Harapan Ruang Investindo 19,20% atau 960 juta lembar, PT Buana Megah Wicaksana 15,20% atau 760 juta lembar, PT Investindo Buana Ultima 12,31% atau 615,6 juta lembar, dan PT Investasi Gemilang Maju 12% atau 600 juta lembar. Sementara publik memegang hampir 20% atau sekitar 984,7 juta lembar.
Namun situasi berubah drastis pada 8 Agustus 2025 ketika Mitra Digital Investindo melepas seluruh 1,08 miliar sahamnya kepada PT Matra Tri Abadi. Transaksi ini setara dengan 17,60% modal ditempatkan dan disetor dan dilakukan lewat pasar negosiasi. Artinya pengendali langsung berpindah tangan. Berdasarkan aturan OJK 9/POJK.04/2018 tentang pengambilalihan perusahaan terbuka, Matra Tri Abadi wajib melakukan mandatory tender offer kepada pemegang saham minoritas. Dengan begitu terjadi perubahan signifikan dalam kontrol Aviana, dari yang sebelumnya dikuasai MDI kini berpindah ke MTA, dengan ultimate beneficial owner bernama Subioto Jingga. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Bisnis Aviana sendiri berpusat pada penerbitan software dan penjualan produk digital, dengan lingkup usaha mencakup bidang profesional, ilmiah, teknis, komunikasi, serta keuangan. Mereka memiliki dua anak usaha yang dikonsolidasikan, yakni Digital Nata Karya yang berbasis di Tangerang Selatan dan bergerak di bidang informasi serta komunikasi sejak 2019 dengan kepemilikan 99,91%, serta Aviana Semesta Anugerah yang berdomisili di Jakarta dan bergerak di bidang periklanan sejak 2022 dengan kepemilikan 99,99%.
Hubungan bisnis dengan mitra cukup luas, di antaranya Sinar Digital Terdepan untuk multipayment sejak 2019, Telkomsel sebagai mitra distribusi produk sejak 2023, Pos Finansial Indonesia untuk layanan B2B finansial, Otoritas Digital Niaga untuk distribusi produk digital, serta Bimasakti Multi Sinergi untuk akuisisi merchant Winpay dan QRIS. Lewat anak usaha DNK, mereka juga menjadi mitra operator besar seperti Telkomsel, XL Axiata, Indosat, Tri, dan Smartfren dalam produk pulsa dan data. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Namun kondisi keuangan menunjukkan tantangan berat. Total aset per Juni 2025 tercatat Rp165,1 miliar, turun tipis dari Rp167,4 miliar pada akhir 2024. Aset lancar didominasi oleh persediaan Rp114,8 miliar, investasi jangka pendek Rp26 miliar, serta kas Rp1,77 miliar. Aset non lancar utamanya berupa aset tak berwujud Rp7,6 miliar dan aset pajak tangguhan Rp1,2 miliar. Liabilitas hanya Rp3,08 miliar, turun dari Rp3,82 miliar di akhir 2024, sehingga gearing ratio nyaris nol di angka 0,01. Dari sisi struktur modal, ini sangat aman karena hampir tidak ada beban utang. Tetapi masalah justru datang dari sisi profitabilitas. Pada semester pertama 2025, Aviana mencatat rugi Rp1,59 miliar, padahal setahun sebelumnya masih untung Rp1,29 miliar. Gross profit jatuh dari Rp3,84 miliar menjadi Rp1,18 miliar, sementara pendapatan anjlok lebih dari 80% dari Rp480,7 miliar menjadi Rp100,4 miliar. Laba sebelum pajak yang tadinya Rp1,69 miliar berubah menjadi rugi Rp1,38 miliar. EPS yang tahun lalu masih positif Rp0,26 per saham kini berubah negatif Rp0,32. Angka ini menunjukkan kerusakan besar di mesin pendapatan yang menekan laba hingga berbalik rugi.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Arus kas juga menunjukkan gejala yang sama. Kas operasi yang tahun lalu positif Rp1,47 miliar kini berbalik negatif Rp948,8 juta. Kas bersih berkurang Rp947 juta dalam enam bulan, sehingga saldo kas turun dari Rp2,72 miliar menjadi Rp1,77 miliar di akhir Juni 2025. Dengan retained earnings yang ikut tergerus, buffer keuntungan masa lalu semakin menipis. Secara kas perusahaan masih bisa bertahan karena nyaris tanpa utang, tetapi bila tren pendapatan tidak pulih maka posisi kas akan terus tergerus dan menjadi masalah.
Paparan publik insidentil pada 11 Agustus 2025 yang dilakukan secara virtual lewat Zoom mencoba memberi gambaran optimisme. Manajemen menegaskan peluang besar di industri Multi Channel Network, dengan contoh omzet TikTok Shop yang diklaim mencapai Rp9 triliun per bulan dan baru 10% yang lewat sistem afiliasi. Artinya pasar masih terbuka luas. Mereka juga menyebut memiliki hubungan kontrak dengan artis yang dibantu dalam mengelola akun, menaikkan follower, dan memonetisasi TikTok. Namun informasi ini tetap normatif karena tidak ada detail jumlah artis, nilai kontrak, atau kontribusi ke revenue. UBO baru Subioto Jingga bahkan menyatakan target membalik kerugian menjadi laba tahun ini, tapi lagi-lagi tanpa penjelasan strategi rinci. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tentang mandatory tender offer, dijawab akan dilakukan 10 September sampai 11 Oktober 2025, tetapi jadwal masih tentative dan harga belum diumumkan, hanya mengikuti aturan OJK. Ketika ditanya soal right issue, manajemen hanya menjawab belum ada keputusan, jika suatu hari dilakukan akan ada keterbukaan informasi sesuai prosedur. Jawaban seperti ini sah secara formal tetapi bagi investor publik masih sangat terbatas, karena tidak ada kepastian harga tender, tidak ada roadmap keuangan, dan tidak ada proyeksi detail.
Aviana adalah perusahaan yang saat ini berada di persimpangan. Struktur keuangan mereka relatif aman karena tanpa utang besar, tetapi di sisi lain mesin bisnisnya sedang macet sehingga revenue anjlok, laba hilang, dan arus kas operasi negatif. Perubahan kendali ke Matra Tri Abadi membawa wajah baru dengan Subioto Jingga sebagai ultimate beneficial owner, membawa janji optimisme dan target turnaround, namun belum ada strategi konkret yang dibuka ke publik. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Pasar MCN memang besar dan kontrak artis bisa jadi jalan baru, tetapi kontribusi riil ke laporan keuangan belum terlihat. Tender offer memang wajib dilakukan dan biasanya bisa memberi sentimen jangka pendek, tetapi harga pelaksanaan masih menjadi misteri. Jadi saat ini investor publik berada pada situasi menunggu, dengan banyak pertanyaan belum terjawab. Semua tergantung bagaimana manajemen bisa membalikkan narasi optimisme ini menjadi bukti nyata di laporan keuangan berikutnya, apakah benar bisa mengubah rugi menjadi laba atau hanya sekadar janji tanpa eksekusi.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$TLKM $EXCL
1/8