IHSG 8000 Bukan Suatu Anomali

Kalau kita mau berpikir jernih dan optimis, seharusnya pencapaian IHSG di level 8000 tidak dianggap sebagai sesuatu yang aneh atau mustahil. Justru hal ini bisa menjadi momentum penting bagi kebangkitan ekonomi Indonesia. Lebih dari sekadar angka, IHSG 8000 adalah simbol dari tumbuhnya kepercayaan publik—baik dari masyarakat Indonesia sendiri maupun dari komunitas internasional—bahwa perekonomian kita mampu berkembang, bahkan di tengah berbagai tantangan global.

Mari kita tarik pelajaran dari sejarah. Kembali ke tahun 1949, saat Serangan Umum 1 Maret dilancarkan oleh TNI di Yogyakarta. Banyak yang mungkin bertanya, “Untuk apa menduduki ibu kota hanya dalam hitungan jam? Apa artinya kalau hanya sebentar?” Tapi kenyataannya, aksi tersebut adalah sebuah pesan strategis yang sangat besar: menunjukkan kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih ada, masih berdaulat, dan masih memiliki kekuatan militer untuk melawan penjajah. Nyawa dipertaruhkan, tenaga dikerahkan, semua bukan semata-mata untuk menang pertempuran, melainkan untuk menang dalam membangun kepercayaan.

Begitu pula dengan IHSG yang menembus 8000. Angka ini tidak sekadar statistik pasar modal, melainkan bukti bahwa Indonesia mampu menarik perhatian dan minat dunia. Kita ingin menunjukkan bahwa negeri ini masih memiliki potensi luar biasa untuk menjadi tujuan investasi, baik investasi langsung (direct investment) maupun investasi portofolio (non-direct investment). Dengan pencapaian tersebut, kita sedang mengirimkan sinyal bahwa Indonesia adalah negara yang stabil, punya prospek cerah, dan layak diperhitungkan.

Namun, jangan dikira jalan menuju kepercayaan publik—apalagi publik internasional—itu mudah. Membangun kembali kewibawaan bangsa tidak bisa instan. Hal ini harus tercermin dari kepemimpinan nasional yang berintegritas, konsistensi dalam kebijakan ekonomi, serta keseriusan dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan adil. Kepercayaan investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, hanya akan tumbuh jika mereka melihat bahwa negara ini dikelola dengan baik, transparan, dan visioner.

Karena itu, IHSG 8000 bukanlah sebuah anomali. Ia adalah hasil dari perjalanan panjang, kerja keras, dan kepercayaan yang perlahan mulai tumbuh. Sama seperti peristiwa sejarah yang mengubah arah bangsa, pencapaian ini seharusnya menjadi pemantik semangat—bahwa Indonesia bisa terus maju, bukan hanya karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena kepercayaan dunia terhadap kapasitas bangsa ini. $BBRI $ADRO