Laba Bisnis vs Laba Goreng Saham: Case Study $BRPT
Pertanyaan salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau pertanyaannya apakah ekspansi agresif PT Barito Pacific Tbk atau BRPT di bawah kendali Prajogo Pangestu bisa menghasilkan return dalam waktu kurang dari 3 tahun, jawabannya hampir pasti tidak. Dari laporan keuangan sampai catatan proyek dan kondisi industrinya, semua data justru menunjukkan bahwa ini permainan jangka panjang. BRPT bergerak di sektor petrokimia, energi panas bumi, energi terbarukan, hingga properti. Semua bisnis ini padat modal, umur kontraknya panjang, dan butuh fase eksplorasi serta pembangunan yang lama sebelum bisa menghasilkan cash flow stabil. Dengan karakteristik seperti itu, sulit sekali berharap break even cepat, apalagi hanya 3 tahun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi kinerja keuangan, semester I 2025 memang tampak mencengangkan di permukaan. Laba bersih mencapai 539,8 juta dolar AS, atau kalau di-annualized setara 1,08 miliar dolar AS. Angka ini melonjak jauh dibandingkan semester I 2024 yang hanya 34,5 juta dolar AS. Namun kalau dibongkar, lonjakan tersebut terutama datang dari gain akuisisi senilai 1,75 miliar dolar AS yang sifatnya one-off. Kalau pos non-core itu dihilangkan, core business justru mencatat rugi besar sekitar 1,26 miliar dolar AS dalam 6 bulan pertama. Segmen petrokimia yang mestinya jadi mesin utama malah rugi gross margin 99,5 juta dolar AS. Energy and resources memang lebih stabil, mencatat profit before tax 152 juta dolar AS, tetapi skalanya masih jauh dari cukup untuk menopang investasi besar. Segmen properti hanya menyumbang laba 1,5 juta dolar AS, tidak signifikan. Jadi dari jualan produk nyata, jelas tidak ada landasan untuk balik modal cepat.
Arus kas semakin mempertegas kondisi. Net cash from operating activities atau CFO semester I 2025 masih negatif 50 juta dolar AS, sementara tahun sebelumnya lebih parah minus 333 juta dolar AS. Jadi meski laba bersih di atas kertas besar, kas justru keluar, bukan masuk. Kas yang naik ke 3,1 miliar dolar AS pada pertengahan 2025 sebenarnya hasil utang baru sebesar 1,6 miliar dolar AS. Total utang pun membengkak dari 4,7 miliar dolar AS di akhir 2024 menjadi 6,6 miliar dolar AS di Juni 2025. Jadi kenaikan kas tidak mencerminkan kekuatan operasi, melainkan beban pinjaman yang ditarik untuk membiayai ekspansi.
Kalau dilihat dari proyek-proyek yang sedang dikerjakan, makin jelas bahwa horizon waktunya panjang. Kontrak geothermal Darajat berjalan hingga 2041 bahkan 2047 untuk unit tertentu, Salak juga kontraknya penuh 30 tahun, wind farm SBE punya PPA dengan PLN selama 30 tahun sejak 2018. Beberapa entitas baru seperti Sukabumi Bayu Energi dan Lombok Timur Bayu Energi masih di tahap eksplorasi, bahkan statusnya asset acquisition karena belum punya input-proses-output yang bisa disebut bisnis. Anak usaha lain juga banyak yang masih development stage. Manajemen sendiri ketika menguji impairment geothermal menggunakan horizon proyeksi arus kas 5 tahun, lalu diekstrapolasi lebih panjang, menunjukkan kesadaran bahwa dalam 3 tahun tidak mungkin ada return signifikan.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Industri petrokimia secara global pun sedang berat. Semester I 2025 BRPT mencatat gross loss besar karena oversupply dan permintaan melemah, sehingga margin jatuh. Kenaikan laba konsolidasi lebih karena other gains and losses yang mencapai 1,87 miliar dolar AS, bukan hasil penjualan barang. Ada juga share of profit dari entitas asosiasi dan joint venture sebesar 606 juta dolar AS, yang lebih mencerminkan hasil investasi, bukan operasional inti. Semua ini membuat laba besar yang tercatat di laporan keuangan lebih mirip financial engineering ketimbang profit berulang dari bisnis utama.
Jadi untuk return jenis pertama yaitu laba operasional yang bisa dibagikan sebagai dividen, ekspansi BRPT jelas tidak mungkin menghasilkan dalam waktu 3 tahun. Buktinya core profit negatif, CFO minus, kas berasal dari utang, proyek masih tahap pengembangan, dan industri utama sedang lesu. Bahkan dalam horizon 10 tahun pun masih tanda tanya. Tetapi untuk return jenis kedua yaitu capital gain dari pergerakan harga saham, Prajogo sudah membuktikan kemampuannya. Semua saham di bawah kendalinya bisa meroket meskipun laba jumbo lebih banyak hasil finansial engineering. Jadi jawabannya, return cepat dari ekspansi BRPT tidak akan datang dari bisnis inti, melainkan dari narasi pasar dan apresiasi harga saham.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/6