Ada yang sedih ketika $IHSG benar-benar menyentuh 8000 bertepatan saat pembukaan pidato sidang tahunan Bapak Presiden di MPR. Orang-orang mengartikan bahwa indeks kita gampang digoreng, terlepas dari siapa yang goreng apakah pihak yang memang mengeluarkan statement target tersebut atau pihak ketiga yang hanya memanfaatkan sentimennya.
Kalau sedih silahkan, ya sah-sah saja. Tapi selalu ingat bahwa market tidak pernah salah dalam artian harga yang tertera tidak pernah salah karena saat itu terjadi memang betul ada yang beli dan jual di harga itu. Dan ya memang harus diakui indeks ini relatif gampang digerakkan dengan saham marketcap jumbo namun free float atau transaksi harian relatif kecil seperti $DCII, $SMMA atau DSSA. Kenaikannya memang seperti balon.
Lalu bagaimana? Ya tetaplah jadil investor yang memang mencari profit bukan mencari utopia, sesuaikan dengan kondisi yang ada. Kalau kebijakan pemerintah pro dengan sesuatu dan akan menguntungkan suatu sektor/perusahaan, ya investlah di sana. Kalau ekonomi Indonesia dianggap tidak baik, ya jangan invest di emiten yang memang menjadi penggerak ataupun indikator ekonomi kita, kecuali kita invest jangka panjang dan kita percaya ekonomi wajar selalu bergerak naik turun.
Lagian dikira emiten-emiten berfundamental baik tidak bisa digoreng? Bank-bank besar pun di mata asing dianggap bisa digoreng karena bagi mereka nilainya kecil. Digoreng nya salah satu contohnya bisa dengan dari rating underweight/overweight para analis di JP Morgan, UBS atau Morgan Stanley dll. Mereka keluarin statement underweight gk tahunya mereka akumulasi, mereka keluarin overweight gk tahunya jualan distribusi.
Kalau masalah ekonomi, satu dunia mengalami dan pasti naik turun. Seumur hidup saya di setiap pemerintahan siapapun presidennya, pasti akan selaku ada orang/pihak yang bilang ekonomi kita tidak baik-baik saja. Kalau memang ingin IHSG naik dengan sehat, kuncinya bukan disitu saja tapi perbanyak investor supaya banyak saham berfundamental baik juga memperoleh aliran likuiditas sehingga lebih cepat diapresiasi, bisa rerating di valuasi wajarnya. Sadar diri aja walaupun jumlahnya terus bertumbuh, tapi investor kita jumlahnya masih relatif kecil. (But again, kalau ini terjadi, cost of fund bank-bank besar akan lebih mahal karena lebih sedikit orang yang taruh uang di deposito mereka, jadinya growth mereka pun akan relatif turun juga.)
"In the short run, the market is a voting machine but in the long run, it is a weighing machine."
- Benjamin Graham
Masalahnya, apakah kita ini tipe yang pengen cepat naik atau bisa sabar in the longgggg run?