imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Prabowo Belum 1 Tahun Menjabat, $IHSG Sudah All Time High

Jujur saja, saya salah satu orang yang ragu sama IHSG bisa All Time High lagi di 2025. Apalagi waktu periode Maret - April 2025, IHSG nyungsep, bad news di mana - mana. Outflow asing tembus 62 Triliun. Saya pikir IHSG akan nyungsep ke 5000 atau malah 4000. Tapi ternyata saya salah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

IHSG malah All Time High lagi. Meskipun banyak yang bilang IHSG itu pakai cheat code untuk ke all time high pakai saham konglomerat Salim DCII dkk, Prajogo TPIA dkk, dan Sinarmas DSSA dkk, tapi ya all time high is all time high. Apapun caranya.

Cari saham yang sunyi investornya lalu goreng setinggi langit agar bisa goreng saham dengan modal minimal. Itu DSSA dan DCII bisa terbang ke langit tidak pakai modal ratusan Triliunan. Tapi dampaknya ke IHSG sangat kuat.

Kalau ada investor yang heran kenapa IHSG bisa all time high tapi porto malah ndak gerak? Kamu ndak sendirian. Saham yang kalian beli itu artinya bukan DCII TPIA DSSA. Kalau beli 3 saham itu tahun lalu maka otomatis ikutan all time high bareng IHSG 馃椏

Fenomena ini sebenarnya bukan hal baru di pasar saham Indonesia. IHSG itu sifatnya market-cap weighted, artinya saham-saham dengan kapitalisasi besar dan bobot tinggi bisa menggerakkan indeks jauh lebih kuat dibanding ratusan saham lain. Jadi meskipun mayoritas saham di BEI mungkin lagi nyungsep atau stagnan, selama beberapa saham kunci digaspol, indeks bisa terlihat super bullish. Ini ibarat menghias etalase toko, padahal gudang di belakang masih berantakan.

Strategi ini makin efektif kalau saham-saham yang digoreng punya free float rendah dan investor ritel sedikit. Modal untuk mengangkat harga jadi minimal, tapi dampak ke indeks maksimal. Contoh DCII, yang free float-nya sempit, harga bisa digeser naik puluhan persen tanpa perlu keluar dana besar. Begitu juga DSSA yang punya likuiditas tipis, tapi bobotnya di indeks cukup signifikan. TPIA juga sering jadi senjata pamungkas karena bobotnya besar di sektor petrokimia dan konglomerasi Prajogo memang punya daya dorong modal yang luar biasa.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Masalahnya, euforia IHSG All Time High seperti ini kadang menipu psikologis investor. Banyak yang melihat indeks di puncak lalu mengira semua saham sedang naik, padahal data breadth market justru menunjukkan mayoritas saham stagnan atau malah turun. Tahun ini saja, sektor perbankan dan konsumer besar belum semua kembali ke level puncak, apalagi saham-saham mid dan small cap. Jadi All Time High ini lebih tepat disebut technical high karena pendorongnya hanya segelintir saham unggulan, bukan reli menyeluruh.

Kalau polanya berlanjut, investor ritel yang ingin ikut arus harus paham dulu saham mana yang punya potensi jadi alat pengungkit indeks. Tapi ini juga bukan strategi tanpa risiko, karena begitu gorengannya selesai dan harga balik turun, yang nyangkut bisa sama sakitnya seperti yang tidak ikut sama sekali. Jadi ya, All Time High kali ini memang manis dilihat di headline, tapi rasa di portofolio masing-masing investor belum tentu sama manisnya.

Di sisi lain, All Time High yang ditopang segelintir saham ini juga punya implikasi terhadap persepsi pasar internasional. Investor asing yang melihat indeks di puncak bisa saja mengira pasar modal Indonesia sedang dalam kondisi super sehat, padahal kalau dibedah, kenaikan ini tidak merata. Mereka yang jeli akan melihat rasio advancers-decliners yang timpang dan volume transaksi yang berat di saham tertentu saja, tanda bahwa rally ini tidak didorong oleh broad market participation.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Bagi pelaku pasar domestik, ini seperti pesta eksklusif yang cuma diundang untuk tamu-tamu tertentu. Kalau kamu pegang saham yang masuk daftar pengungkit indeks seperti DCII, DSSA, atau TPIA, wajar saja kalau ikut merasakan portofolio terbang. Tapi kalau pegangnya saham-saham big caps lain seperti BBRI, BMRI, TLKM, atau UNVR, besar kemungkinan grafiknya masih lesu walaupun headline bilang IHSG sudah rekor. Bahkan beberapa sektor seperti properti, konstruksi, dan otomotif belum pulih dari koreksi tahun lalu, jadi ikut meramaikan pesta pun tidak.

Efek domino dari strategi ini adalah potensi gap antara sentimen pasar dan realita fundamental. Saham-saham pengungkit indeks tidak selalu punya kinerja fundamental yang sebanding dengan lonjakan harganya, sehingga risiko reversal cukup tinggi. Kalau diibaratkan, ini seperti menarik karet gelang terlalu kencang, suatu saat akan mental balik dengan keras. Dan ketika itu terjadi, IHSG yang tadinya di puncak bisa turun cepat hanya gara-gara 2-3 saham tersebut dibuang oleh pemain besarnya.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Jadi, meskipun secara teknis kita boleh bangga IHSG mencetak All Time High di bawah setahun masa jabatan Prabowo, realitas di lapangan tetap perlu dicermati. Bagi investor, ini adalah pengingat bahwa indeks hanyalah cermin sebagian kecil wajah pasar. Yang penting bukan seberapa tinggi indeks memantul di layar, tapi seberapa sehat dan cuan isi portofolio masing-masing.

Kalau mau jujur, pola All Time High yang digerakkan segelintir saham ini juga bisa bikin indeks jadi lebih rapuh dari kelihatannya. Sebab kalau salah satu saham pengungkit tiba-tiba anjlok, efeknya ke IHSG bisa langsung terasa dalam hitungan menit. Apalagi kalau penurunan itu dipicu sentimen negatif yang spesifik, misalnya laporan keuangan jeblok, masalah hukum, atau aksi jual besar-besaran dari pemegang mayoritas. Tanpa dukungan dari sektor lain, indeks bisa tergelincir cukup dalam hanya karena satu atau dua saham tersebut dilepas.

Fenomena ini juga menimbulkan efek psikologis ganda di kalangan investor ritel. Di satu sisi, ada rasa penasaran dan FOMO karena melihat saham-saham pengungkit terbang ratusan persen. Di sisi lain, ada rasa takut ikut nyemplung karena sadar bahwa lonjakan tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan fundamental. Banyak investor yang akhirnya memilih menonton dari pinggir, tapi hasilnya justru hanya merasakan nikmat visual IHSG naik tanpa ada dampak positif ke saldo portofolio mereka.

Bagi trader jangka pendek, kondisi ini sebenarnya surga peluang. Mereka yang lihai membaca pola pergerakan dan mengidentifikasi saham-saham pengungkit bisa memanfaatkan momentum untuk cuan cepat. Tapi untuk investor jangka panjang yang berorientasi pada fundamental, ini lebih ke medan ranjau yang harus dilalui dengan hati-hati.

Akhirnya, All Time High kali ini bisa dibilang sebagai pengingat bahwa pasar saham itu tidak selalu bergerak berdasarkan logika fundamental murni. Ada faktor teknikal, ada sentimen, ada permainan bobot indeks, dan tentu saja ada strategi dari pemain besar. Buat yang portofolionya belum ikut naik, jangan buru-buru panik atau minder. Bisa jadi saham yang dipegang sedang menunggu gilirannya, atau justru akan lebih aman dari risiko jatuhnya pengungkit indeks ketika pesta ini selesai.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BBRI $CDIA

Read more...

1/9

testestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit 路AboutContactHelpHouse RulesTermsPrivacy