imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Inflasi AS yg rendah di bulan Juli. Apa implikasinya utk Fed Rate?

Kemarin keluar data inflasi AS bulan Juli. Nilainya rendah, 2.7%. Membuka peluang bagi Fed utk turunkan suku bunga wkt meeting bulan 16-17 Sept nanti. Ditambah lagi laporan tenaga kerja AS yang jelek bbrp wkt lalu. Ditambah lagi Trump yg terus tekan Powell utk turunkan suku bunga. Perkiraan Fed akan turunkan suku bunga pada meeting Sept sudah mencapai 96% per hari ini.

Tapi inflasi yang rendah ini sebetulnya aneh. AS baru mengenakan tariff utk hampir semua barang impor. Bagaimana mungkin inflasi rendah? Menurut Taimur Baig, MD & Chief Economist, DBS Bank, inflasi rendah ini hanya utk sementara. Berita lengkap di sini https://cutt.ly/crGUfBLo

Jadi ceritanya begini. Inflasi AS yang sekarang terlihat rendah ini sebetulnya belum sepenuhnya memasukkan dampak dari kebijakan tarif baru yang akan berlaku. Menurut Baig, efek penuh dari tarif ini baru akan terasa di kantong konsumen sekitar 6 sampai 12 bulan lagi.
Kenapa ada jeda waktu?
โ€ข Banyak perusahaan AS sudah mengantisipasi dengan menumpuk stok barang (front-loading) sebelum tarif berlaku.
โ€ข Untuk sementara, ada perusahaan yang memilih menanggung sendiri biaya tarif tersebut untuk menjaga harga jual.
โ€ข Ada juga yang berhasil menekan supplier mereka untuk ikut menanggung beban tarif.

Jeda waktu inilah yang menjadi "jendela kesempatan" bagi The Fed. Karena inflasi saat ini terlihat terkendali, The Fed punya ruang untuk menurunkan suku bunga. Baig bahkan memperkirakan The Fed bisa memangkas suku bunga sebanyak dua atau tiga kali dalam beberapa bulan ke depan.

Masalah Timbul 6-12 Bulan Lagi
Bayangkan skenario ini:
1. The Fed sukses menurunkan suku bunga beberapa kali sampai akhir tahun.
2. Masuk tahun 2026, stok barang perusahaan habis dan mereka tidak bisa lagi menanggung biaya tarif. Harga-harga barang pun mulai dinaikkan ke konsumen.
3. Akibatnya, inflasi di AS tiba-tiba melonjak lagi.

Pada titik ini, The Fed sudah dalam posisi yang sulit. Suku bunga sudah terlanjur rendah. Seharusnya, untuk melawan inflasi yang naik, Fed harus menaikkan suku bunga lagi. Tapi menaikkan suku bunga secara drastis akan sangat menyakitkan bagi ekonomi.

Apalagi, momen ini bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Gubernur The Fed saat ini, Jerome Powell pada Mei 2026. Ada kemungkinan Trump akan menempatkan gubernur yang lebih penurut dan pro-penurunan suku bunga. Jika ini terjadi, kita mungkin akan melihat kombinasi inflasi yang tinggi dibarengi dengan suku bunga yang rendah, atau bahkan QE.

Kalau skenario di atas terjadi, ini akan menjadi resep sempurna untuk mempercepat de-dolarisasi. Kepercayaan terhadap Dolar AS akan terkikis jika nilainya terus merosot akibat inflasi yang tidak terkendali sementara imbal hasil (suku bunga) sangat rendah. Negara-negara lain akan makin gencar mengurangi cadangan devisa mereka dalam bentuk Dolar.

Tentu skenario di atas agak ngawur, mengasumsikan AS akan buat blunder. Tapi kalau kita lihat akhir2 ini, banyak kebijakan2 AS yg memang ngawur. Jadi ya bisa saja skenario ini yg terjadi ๐Ÿ˜†

Apa untungnya buat kita?
โ€ข Positif untuk Emas ๐Ÿ˜Ž: Ketika kepercayaan pada mata uang kertas utama dunia goyah, ke mana orang akan lari? Tentu saja ke emas. Ini akan menjadi bahan bakar super bagi harga emas.
โ€ข Positif untuk Emerging Market (termasuk IHSG): Dana akan keluar dari AS mencari tempat berinvestasi yang lebih aman dan menguntungkan. Negara-negara berkembang dengan fundamental ekonomi yang relatif lebih sehat, seperti Indonesia, akan menjadi tujuan utama aliran dana ini.

Jadi, meskipun ada potensi gejolak besar di ekonomi AS, kita sebagai investor di Indonesia justru bisa melihat peluang dari situasi ini. Story emas belum selesai, masih akan lama.

Semoga bermanfaat ๐Ÿ™‚
Disclaimer: Bukan ajakan untuk membeli atau menjual, hanya sebagai bahan diskusi. DYOR.
Tag: $IHSG $HRTA $BRMS

Read more...
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy