imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MERK LK Q2 2025: Laba Anjlok Berat

Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Merck Tbk (MERCK) di paruh pertama 2025 sedang berada di jalan anomali cappuccino assasino. Penjualannya naik tipis sekitar 1,9% dari Rp471,21 miliar di H1 2024 menjadi Rp480,16 miliar di H1 2025. Secara teori, kenaikan penjualan harusnya ikut mengangkat laba, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Laba bersih anjlok dari Rp47,20 miliar menjadi Rp22,51 miliar atau turun 52,3%. Penurunan ini bukan karena penjualan jeblok, melainkan karena kombinasi masalah biaya inti yang membengkak, pendapatan non-operasional yang menyusut, dan hilangnya pendapatan sekali waktu yang sebelumnya ikut mengangkat angka di tahun lalu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Biaya pokok penjualan naik signifikan 10,8% menjadi Rp353,50 miliar. Lonjakan paling dramatis ada pada biaya overhead pabrik yang melesat lebih dari dua kali lipat dari Rp17,63 miliar menjadi Rp36,70 miliar. Lonjakan ini adalah alarm keras bahwa ada tekanan di inti produksi, entah dari harga bahan baku yang melonjak, biaya energi yang naik, atau masalah efisiensi proses produksi. Beban administrasi juga ikut menggerus margin, naik hampir 20% dari Rp31,66 miliar menjadi Rp37,93 miliar. Di dalamnya, ada kenaikan biaya jasa profesional, honor konsultan, dan kompensasi karyawan. Dampak gabungan dari kenaikan biaya ini membuat laba kotor turun 16,8% dan laba usaha amblas lebih dari 47%.

Pendapatan keuangan juga mengalami tekanan, merosot 75% dari Rp5,87 miliar menjadi Rp1,48 miliar. Penurunan ini kemungkinan besar terkait perjanjian cash pooling dengan Merck Financial Services GmBH yang membuat eksposur pendapatan bunga lebih rendah. Tahun lalu, perusahaan juga sempat mencatat keuntungan penjualan aset sebesar Rp100 juta yang tahun ini tidak ada. Walaupun jumlahnya kecil, absennya kontribusi ini tetap ikut memperlebar selisih laba bersih. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Di sisi neraca, ceritanya agak berbeda. Kas dan setara kas melonjak dari Rp87,68 miliar di akhir 2024 menjadi Rp237,93 miliar di Juni 2025. Peningkatan ini didorong oleh arus kas operasi yang meroket dari Rp26,98 miliar di H1 2024 menjadi Rp160,49 miliar di H1 2025. Lompatan ini terjadi karena penerimaan kas dari pelanggan naik drastis dari Rp394,61 miliar menjadi Rp539,65 miliar, sementara pembayaran ke pemasok turun. Posisi kas yang tebal ini semakin aman karena manajemen memangkas pembayaran dividen secara ekstrem, dari Rp142,87 miliar di H1 2024 menjadi hanya Rp364 juta di H1 2025. Imbasnya, ekuitas naik dari Rp807,27 miliar menjadi Rp829,78 miliar walau laba bersih turun.

Tetapi di balik kas yang kuat, ada beberapa titik rawan. Piutang dagang memang turun secara total, tetapi ada Rp1,57 miliar yang sudah masuk kategori lewat jatuh tempo 91 hari hingga 1 tahun, padahal di akhir 2024 pos ini nol. Penyisihan kerugian persediaan juga naik dari Rp19,95 miliar menjadi Rp24,80 miliar, tanda ada stok yang makin berisiko usang atau tidak laku. Total liabilitas bertambah dari Rp149,66 miliar menjadi Rp177,44 miliar, dengan kenaikan terbesar di kewajiban lancar lain-lain yang melonjak dari Rp10,06 miliar menjadi Rp30,14 miliar. Kewajiban imbalan kerja jangka panjang juga naik dari Rp27,96 miliar menjadi Rp30,96 miliar, menambah beban masa depan.

Belanja modal ikut meningkat tajam dari Rp1,05 miliar menjadi Rp5,56 miliar, menunjukkan adanya investasi di aset produksi atau peralatan baru, walaupun nilai buku bersih aset tetap justru sedikit turun. Transaksi dengan pihak berelasi masih dominan. Penjualan ke pihak berelasi naik, sedangkan pembelian dari pihak berelasi memang turun nominalnya, tetapi proporsinya terhadap total pembelian justru naik. Gaji dan tunjangan direksi juga meningkat dari Rp7,20 miliar menjadi Rp8,58 miliar, yang ikut mendorong kenaikan beban administrasi. Di sisi perjanjian bisnis, kontrak distribusi bahan baku farmasi dengan PT Merck Chemicals and Life Sciences sudah dihentikan sejak 31 Maret 2023, sedangkan kontrak manufaktur dengan Procter & Gamble diperpanjang sampai 30 Juni 2027, memberi kepastian order di segmen solid products untuk jangka menengah.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Modal kerja perusahaan tetap kuat. Pada Juni 2025, current assets mencapai Rp753,3 miliar, jauh di atas current liabilities yang sebesar Rp135,3 miliar, sehingga modal kerja bersih berada di Rp618,0 miliar, naik dari Rp600,7 miliar di akhir 2024. Artinya secara likuiditas jangka pendek, posisi keuangan sangat sehat. Tetapi jika bicara profitabilitas, masalah yang bersifat permanen justru ada di struktur biaya, terutama overhead pabrik dan beban administrasi yang membengkak. Risiko piutang yang menua dan persediaan yang terimpair juga perlu dibenahi agar tidak memicu kerugian tambahan di masa depan. Sementara itu, penurunan pendapatan bunga dan absennya keuntungan penjualan aset hanya bersifat temporer, dan potensi dampak aturan pajak global Pillar Two masih menjadi faktor ketidakpastian yang belum terasa di 2025. Kesimpulannya, kas tebal dan modal kerja besar memang memberi ruang napas, tetapi jika biaya inti ini tidak segera diatasi, margin yang tergerus bisa menjadi masalah jangka panjang bagi MERCK.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/7

testestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy