Teori Phillips Curve dan expectations-augmented inflation menjelaskan bahwa inflasi inti yg masih tinggi menandakan tekanan harga jangka panjang blm reda. The Fed kemungkinan ttp berhati-hati, sehingga pasar tdk langsung mendapat stimulus moneter penuh.
Inilah yang menciptakan reaksi “netral-bullish” pada $IHSG, ada dorongan naik, tapi tertahan oleh ketidakpastian kebijakan.
Jdi, bagi IHSG, sentimen ini berpotensi menciptakan tekanan beli moderat di sektor-sektor yg sensitif terhadap arus modal asing, sprti perbankan, konsumer, dan properti.
Alasannya, arus dana global biasanya mencari imbal hasil lebih tinggi di emerging markets ketika prospek suku bunga AS melunak.
Namun, kenaikan core inflation membuat euforia investor tertahan, sehingga reli IHSG kemungkinan lebih bersifat bertahap, bukan lonjakan tajam.
Ke depannya, arah IHSG akan sangat dipengaruhi oleh dua faktor. Yg pertama, yaitu data makro AS berikutnya (sperti PCE, tenaga kerja, dan rilis inflasi) yg akan membentuk ekspektasi pasar terhadap langkah The Fed.
Yg kedua, tentu saja kondisi domestik, termasuk rilis data inflasi Indonesia, nilai tukar rupiah, serta kinerja laporan keuangan emiten kuartal berjalan.
Random TAG: $BREN $RATU