imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Saat Negara Ikut Ngurus 'Celengan' Kita

Setiap orang rasanya punya simpanan yang sengaja tidak diusik. Entah itu di rekening terpisah atau celengan fisik. Uang itu diam di sana untuk tujuan tertentu di masa depan, seperti biaya sekolah anak atau dana darurat. Kita sengaja melupakannya agar tidak terpakai. Suasananya tenang. Sampai tiba-tiba pemerintah, lewat PPATK, datang dan mengumumkan kalau semua simpanan yang diam itu sedang diawasi. Ketenangan kita pun sedikit terganggu, dan niat baik untuk menabung malah jadi urusan.

Pemerintah tentu punya alasan kuat. Rekening-rekening yang diam ini ternyata menjadi sarang bagi pasar gelap. Di internet, rekening bank diperjualbelikan dengan mudah, lengkap dengan kartu ATM-nya. Rekening ini menjadi alat untuk berbagai kejahatan, mulai dari transaksi narkoba, korupsi, hingga yang paling besar, menampung uang judi online. Jadi, ketika PPATK bergerak, mereka sebenarnya sedang mencoba membongkar sebuah jaringan yang sudah berjalan sangat rapi. Langkah ini sama saja seperti mengakui kalau maling sudah telanjur membangun jalan tikus yang terlalu banyak di dalam rumah kita.

Di sinilah masalahnya. Kebijakan ini seolah pukul rata dan lupa dengan kebiasaan kita menabung. Kita ini kan seringnya begitu, uang untuk kebutuhan A ditaruh di rekening X, uang untuk kebutuhan B ditaruh di rekening Y, supaya tidak tercampur. Ini cara sederhana kita menjaga keuangan. Lalu mengapa jadi kita yang repot, hanya karena sistem perbankan punya kelemahan yang dimanfaatkan penjahat? Rasanya seperti satu kompleks perumahan disemprot disinfektan semua, padahal yang sakit hanya beberapa rumah.

Bagi yang suka memperhatikan perputaran uang, data dari PPATK menunjukkan ada yang salah dengan arah uang kita. Saat Lebaran, uang THR yang harusnya dipakai belanja malah lari ke judi online sampai triliunan rupiah. Ini bukti ada kebocoran besar. Begitu rekening-rekening tidur diblokir, aliran uang judi itu langsung anjlok. Dana itu seolah dipaksa kembali ke jalur yang benar. Ini menunjukkan ada masalah besar yang selama ini tidak terlihat.

Maka, kita perlu melihat masalah ini lebih dalam. Judi online ini bukan cuma soal dosa, tapi soal uang negara yang terus mengalir ke luar negeri. Bantuan pemerintah seperti bansos pun bisa ikut tersedot ke sana. Tentu, memblokir rekening nasabah bukanlah solusi sampai ke akarnya. Rasanya kita hanya mengobati gejalanya, bukan penyakitnya. Kita sibuk mengejar pemainnya, sementara penyedia layanan internet, aplikasi pembayaran, dan media sosial yang menjadi lapak jualannya masih aman-aman saja. Ibaratnya, kita sibuk mengepel lantai yang basah, tapi lupa menutup keran yang bocor.

Pada akhirnya, kejadian soal rekening tidur ini bukanlah cerita kemenangan. Ini adalah cerminan pahit betapa rapuhnya sistem kita. Kemudahan membuat rekening ternyata tidak diimbangi dengan pengetahuan kita akan risikonya. Keberhasilan PPATK menekan angka judi online 'untuk sementara' waktu ini justru menunjukkan ada masalah yang jauh lebih besar dan mendasar. Dan kita, para pemilik celengan yang tak diusik, hanya bisa berharap negara tidak perlu lagi merepotkan kita hanya untuk menambal lubang-lubang besar di atapnya sendiri.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Tag: $BBRI $BMRI $BBNI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy