Menurut bank dunia 194.7jt orang di Indonesia termasuk dalam kategori miskin.
Menurut BPS 23.85jt orang di Indonesia termasuk dalam kategori miskin.
Mana yang mau dipakai?
Tentu kita gabisa mengikuti standar bank dunia dalam mengukur tingkat kemiskinan di Indonesia. Tapi kita juga tidak bisa setuju dengan BPS terkait angka kemiskinan di Indonesia, kenapa?
Karena menurut BPS seseorang dengan pengeluaran Rp 20.000 sehari tidak termasuk dalam kategori miskin.
Di sisi yang lain, presentase penduduk miskin di Indonesia berkurang dari maret 2024 yang sebesar 9.03% menjadi 8.47% pada maret 2025.
Pertanyaannya adalah, apakah BPS tidak tau biaya kehidupan dasar saat ini? Harga beras rata rata aja sekitar 13.000/kg, sisa 7.000 mungkin bisa dibeliin sayur, tahu dan tempe. Lalu untuk bayar air dan listrik gimana? Untuk bayar kontrakan atau PBB rumah? Untuk biaya ongkos kerja atau sekolah?
Lalu bagaimana menjelaskan tentang menurunnya angka kemiskinan disaat pertumbuhan ekonomi melambat yang di tandai dengan melemahnya daya beli? Dengan banyaknya PHK? Bahkan tergambar dalam pertumbuhan laba big banks yang bahkan di antaranya ada yang minus.
Data yang tersedia saat ini menurut saya tidak linear sama sekali, bahkan bisa disebut "gila" terkait angka kemiskinan ini.
Tolong yang lebih paham berikan pencerahan untuk saya yang masih belajar ini. Hanya sekedar diskusi sambil menikmati kopi di sore hari.
random tag :
$BMRI $CDIA $COIN