$ADRO Akan turun lagi, berdasarkan hasil riset ada 5 Faktor yang menyebabkannya.
Berdasarkan analisis tren pasar batu bara global dan faktor-faktor spesifik perusahaan, terdapat argumentasi kuat yang mendukung proyeksi penurunan harga saham ADRO hingga mencapai atau bahkan di bawah level IDR 1.600.
Pertama, pasar batu bara global menghadapi pelemahan struktural yang mendalam. Permintaan batu bara global diperkirakan akan mendatar pada tahun 2025 dan 2026, sementara produksi tetap tinggi, menciptakan kondisi kelebihan pasokan yang persisten. Yang lebih signifikan, volume perdagangan batu bara global diproyeksikan berkontraksi selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2025 dan 2026, sebuah fenomena yang belum pernah terjadi sebelumnya di abad ini. Ini bukan sekadar penurunan siklus, melainkan pergeseran fundamental yang akan menekan harga batu bara dalam jangka panjang.
Kedua, proyeksi harga batu bara dari lembaga-lembaga terkemuka secara konsisten menunjukkan tren penurunan yang signifikan. Bank of America dan Bank Dunia memperkirakan penurunan tajam pada harga batu bara Newcastle dan Australia hingga tahun 2026, dengan prospek jangka panjang yang lebih rendah. Ini menunjukkan bahwa lingkungan harga "lebih rendah untuk lebih lama" akan menjadi norma, secara fundamental memengaruhi potensi pendapatan ADRO.
Ketiga, faktor makroekonomi dan transisi energi global memperburuk tekanan pada batu bara. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global, terutama di konsumen batu bara utama seperti Tiongkok dan India, secara langsung mengurangi permintaan. Lebih lanjut, pertumbuhan pesat energi terbarukan dan potensi puncak emisi global pada tahun 2024/2025 menandakan pergeseran yang tidak dapat diubah dari bahan bakar fosil. Investasi besar-besaran dalam energi bersih dan daya saing biaya energi terbarukan akan terus mengalihkan modal dari sektor batu bara, yang kemungkinan besar akan menyebabkan de-rating valuasi bagi perusahaan-perusahaan di industri ini.
Keempat, kinerja keuangan ADRO pada Kuartal I 2025 telah menunjukkan dampak langsung dari kondisi pasar yang memburuk, dengan penurunan tajam dalam pendapatan dan profitabilitas. Meskipun strategi diversifikasi ADRO ke sektor non-batu bara merupakan langkah positif untuk keberlanjutan jangka panjang, kontribusi finansial dari segmen baru ini masih terbatas dalam waktu dekat. Hal ini membuat ADRO rentan terhadap volatilitas dan tekanan harga di pasar batu bara inti.
Terakhir, analisis harga saham ADRO menunjukkan bahwa turun ke level IDR 1.600 bukanlah target yang tidak masuk akal. Target harga minimum dari analis mendekati level ini, dan analisis teknikal mengidentifikasi area ini sebagai support historis yang krusial. Kombinasi momentum penurunan harga saham saat ini dan potensi tekanan dari spin-off bisnis batu bara termal semakin memperkuat kemungkinan pergerakan harga ke level tersebut atau lebih rendah.
Dengan demikian, konvergensi pelemahan pasar batu bara global, proyeksi harga yang bearish, pergeseran struktural energi, tantangan keuangan internal, dan indikator teknikal/analis, secara kolektif memberikan dasar yang meyakinkan untuk proyeksi penurunan harga saham ADRO ke level IDR 1.600 atau lebih.
Bagaimana menurutmu?