imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MPMX LK Q2 2025: Laba Anjlok

Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

PT Mitra Pinastika Mustika Tbk atau MPMX adalah salah satu pemain mapan di dunia distribusi otomotif dan asuransi umum yang telah beroperasi sejak 1987 dan mulai go public pada 2013. Di balik kendalinya berdiri nama besar Saratoga Investama Sedaya Tbk yang menjadi pemegang saham pengendali. Bisnis utama MPMX terbagi dua. Pertama adalah distribusi dan ritel sepeda motor Honda beserta suku cadang yang dikelola melalui entitas seperti MP Mulia dan ERRO di wilayah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Kedua adalah lini asuransi umum yang dijalankan lewat AMPM yang kini 99,99% sahamnya telah dimiliki penuh oleh grup. Sejumlah anak usaha lama yang dulu aktif seperti MPM Auto dan AMK sudah ditutup operasinya. Langkah ini menunjukkan fokus manajemen untuk menyederhanakan struktur dan memperkuat lini bisnis inti yang paling menguntungkan dan terukur. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dalam kegiatan operasional, ketergantungan MPMX terhadap Astra Honda Motor sangat tinggi. Pada semester I 2025 saja, pembelian dari Astra Honda Motor mencapai Rp6,25 triliun. Ini sekaligus memperlihatkan risiko konsentrasi pada satu pemasok. Untuk menjaga perputaran piutang, MPMX mewajibkan pelanggan yang tidak mengikuti program dealer financing agar menyetor jaminan berupa deposito. Dalam hal pembiayaan, perusahaan memiliki fleksibilitas lewat berbagai fasilitas kredit dari lima bank besar, seperti HSBC dan BCA, dengan total plafon tak terpakai senilai Rp1,01 triliun per Juni 2025. Semua kovenan kredit juga masih dipatuhi, menunjukkan disiplin finansial yang baik.

MPMX juga terus memperkuat pengendalian terhadap lini asuransi. Setelah mengakuisisi hampir seluruh saham AMPM sejak 2020 melalui perjanjian opsi jual, perusahaan kini memiliki kendali penuh atas lini tersebut. Dalam pengelolaan risiko asuransi, AMPM menggunakan mekanisme reasuransi yang cukup lengkap. Sementara dari sisi pengeluaran rutin, manajemen kunci menerima kompensasi Rp35,77 miliar selama enam bulan. Tak ada kasus hukum besar yang berjalan, kecuali proses likuidasi anak usaha yang sudah lama tidak aktif.

Namun ketika bicara kinerja keuangan, sinyalnya tidak semanis cerita sejarah. Pendapatan bersih turun dari Rp7,69 triliun pada semester I 2024 menjadi Rp7,44 triliun di 2025 atau turun 3,3%. Penurunan ini mungkin terdengar ringan, tapi laba bruto turun lebih dalam yaitu 7,5% dari Rp694 miliar menjadi Rp642 miliar. Sementara laba usaha anjlok 24,6% menjadi hanya Rp270 miliar. Ini bukan sekadar karena penjualan turun, tetapi juga karena beban usaha justru naik dari Rp453 miliar menjadi Rp475 miliar. Kenaikan tersebut didominasi oleh biaya alih daya, biaya perawatan dan perizinan. Marjin laba pun terkikis dari semua sisi. Laba bersih dari operasi yang dilanjutkan turun 24% menjadi Rp248 miliar. Jadi, ini bukan sekadar masalah top line turun, tapi bottom line-nya juga makin sempit.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Yang paling terpukul adalah lini asuransi. Pendapatan dari segmen ini hanya Rp125 miliar, turun 20,6% dari tahun lalu. Tapi lebih parahnya lagi, laba segmen anjlok 73% dari Rp32,8 miliar menjadi cuma Rp8,7 miliar. Distribusi sepeda motor masih menyumbang Rp7,3 triliun pendapatan, tapi juga mengalami penurunan, dan labanya turun dari Rp319 miliar menjadi Rp298 miliar. Selain segmen inti, pos non-core seperti keuntungan selisih kurs juga ikut menyusut dari Rp30 miliar jadi hanya Rp1,9 miliar. Bahkan rugi dari entitas asosiasi seperti JMFI makin dalam, dari minus Rp22,5 miliar ke minus Rp29,4 miliar, di mana JMFI sendiri menyumbang rugi Rp38,9 miliar.

Masalah tak berhenti di laba. Arus kas operasi yang tahun lalu positif Rp541 miliar, kini berbalik negatif Rp125 miliar. Ini adalah peringatan besar. Sebab piutang usaha naik dari Rp240 miliar ke Rp298 miliar, sedangkan persediaan melonjak dari Rp437 miliar ke Rp708 miliar. Artinya sekitar Rp328 miliar kas perusahaan nyangkut di modal kerja. Kalau ini dibiarkan, bisa jadi masalah likuiditas. Free cash flow yang tahun lalu positif Rp496 miliar, kini minus Rp167 miliar. Bahkan di tengah tekanan ini, MPMX tetap membayar dividen Rp526 miliar, naik dari Rp503 miliar tahun lalu, padahal kas operasionalnya negatif. Ini seperti memaksakan hadiah di tengah dapur lagi kosong.

Akibat semua ini, kas dan setara kas perusahaan menyusut dari Rp1,87 triliun jadi tinggal Rp1,16 triliun, turun 38%. Sementara itu, aset turun 2,6% jadi Rp8,64 triliun, ekuitas menyusut 4,35% jadi Rp5,94 triliun, dan liabilitas naik tipis jadi Rp2,70 triliun. Current ratio pun ikut turun dari 1,74x ke 1,51x. Marjin laba bruto sekarang tinggal 8,64%, marjin laba usaha 3,63%, dan marjin laba bersih 3,35%, semuanya turun dibanding tahun lalu. Ini menggambarkan tekanan dari dua sisi, yaitu pendapatan yang stagnan dan beban yang tidak bisa dikendalikan.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi risiko, MPMX menghadapi tiga tantangan utama: kredit, likuiditas, dan pasar. Risiko kredit terbesar datang dari piutang usaha, tapi sudah dikelola dengan sistem ECL yang berbasis umur piutang dan analisis data historis. Likuiditas jadi masalah karena kas habis duluan sebelum tagihan masuk. Risiko pasar juga signifikan. Nilai eksposur terhadap USD adalah Rp389 miliar. Kalau rupiah bergerak 5% terhadap dolar, dampaknya bisa mencapai Rp15 miliar ke ekuitas atau laba. Untuk melindungi diri, anak usaha seperti JMFI sudah menggunakan instrumen derivatif seperti cross currency interest rate swap.

Tahun 2025 juga menandai implementasi PSAK 117 yang mengubah cara pencatatan kontrak asuransi. Ini bisa menurunkan ekuitas 1,2%-2,3% tergantung hasil penyesuaian. Namun manajemen belum bisa kasih proyeksi final karena masih dalam proses transisi. Dampaknya bisa tambah memperburuk segmen asuransi yang sudah lesu. Standar baru ini akan memaksa pengelompokan ulang kontrak, perubahan sistem TI, dan penyesuaian aktuaria, yang tentu makan biaya dan waktu.

MPMX sedang dalam masa sulit. Laba turun, arus kas negatif, kas menyusut, dan profitabilitas tertekan. Segmen asuransi justru menjadi sumber masalah. Namun perusahaan punya jaringan distribusi kuat, masih ada plafon utang yang belum dipakai, dan sistem manajemen risiko yang cukup disiplin. Untuk pulih, MPMX harus perbaiki manajemen modal kerja, kendalikan beban, benahi divisi asuransi, dan menyesuaikan kebijakan dividen dengan kondisi kas. Kalau tidak, dalam satu dua tahun ke depan kas bisa habis dan perusahaan terpaksa menambah utang atau bahkan jual aset. Jadi saat ini MPMX sedang berada di fase koreksi, dan nasibnya ditentukan seberapa cepat mereka bisa balik arah.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Valuasi saham MPMX pada harga Rp965 saat ini sebenarnya mencerminkan diskon besar terhadap nilai buku dan kinerja operasional historisnya, namun juga memperlihatkan tekanan nyata dari sisi kas dan pertumbuhan.

Dengan jumlah saham beredar sekitar 4,46 miliar lembar, kapitalisasi pasar MPMX di harga Rp965 berada di kisaran Rp4,23 triliun. Sementara itu, total ekuitas per akhir Juni 2025 tercatat Rp5,94 triliun, sehingga menghasilkan book value per share sebesar Rp1.330. Dengan harga saham saat ini, valuasi PBV hanya 0,73x, yang berarti pasar menilai MPMX di bawah nilai bukunya sendiri. Jika kita gunakan target PBV ideal 1,5x, maka harga saham seharusnya mendekati Rp1.995. Ini memberi sinyal bahwa secara valuasi aset bersih, harga saham saat ini bisa dibilang terlalu murah, setidaknya secara teori.

Namun ketika kita geser ke sisi profitabilitas, kondisi sedikit lebih rumit. Laba bersih semester I 2025 sebesar Rp249 miliar, jika disetahunkan (dikali dua), menghasilkan estimasi Rp498 miliar setahun. Dengan pembagi saham rata-rata tertimbang, EPS disetahunkan menjadi sekitar Rp113,72. Di harga Rp965, maka PER-nya sekitar 8,48x. Angka ini tergolong rendah dan secara umum terlihat murah dibanding banyak emiten lain, tapi harus dicatat bahwa angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya, karena laba bersih 2024 yang disetahunkan mencapai Rp655 miliar dan EPS-nya Rp149,74, sehingga PER 2024 di harga yang sama hanya 6,44x. Ini menunjukkan laba per saham mengalami penurunan sekitar 23,9%, jadi penurunan PER tahun ini lebih karena laba turun, bukan karena harga naik.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dihitung dari sisi PEG (Price to Earning Growth), karena growth-nya minus, maka PEG jadi negatif, yang artinya tidak relevan untuk menilai valuasi pertumbuhan. Jadi sekalipun PER rendah, kita tidak bisa langsung bilang ini saham murah tanpa mempertimbangkan prospek laba ke depan.

Dari sisi kas, keadaannya lebih berat. CFO atau arus kas operasi disetahunkan menjadi minus Rp250 miliar, padahal tahun lalu masih positif Rp1,08 triliun. Artinya dari sisi Price to CFO, kita malah punya rasio negatif yang tidak bisa dijadikan ukuran sehat. Free cash flow juga sama, 2025 negatif sekitar Rp310 miliar karena capex Rp60 miliar tetap dikeluarkan, sementara kas dari operasi tidak masuk. Bandingkan dengan 2024 yang punya FCF sekitar Rp995 miliar. Ini menjelaskan kenapa P/FCF 2024 hanya 4,24x, sementara 2025 tidak bisa dihitung secara bermakna karena negatif.

Dari sisi EV atau Enterprise Value, saat ini MPMX punya EV sekitar Rp3,09 triliun karena punya kas Rp1,16 triliun dan utang bunga sangat kecil hanya Rp19,7 miliar. EV/EBIT untuk 2025 di angka 5,73x dan EV/EBITDA di 4,87x. Di tahun 2024 nilainya lebih murah karena laba operasional dan EBITDA lebih tinggi, sehingga EV/EBIT hanya 3,31x dan EV/EBITDA cuma 2,93x. Jadi secara valuasi relatif terhadap operasional, MPMX memang tidak bisa dibilang mahal, tapi ada penurunan kinerja yang membuat metrik itu naik signifikan.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Sementara dari sisi pendapatan, dengan revenue sekitar Rp7,44 triliun selama enam bulan dan asumsi disetahunkan menjadi Rp14,87 triliun, maka rasio Price to Sales-nya hanya 0,28x dan EV/Sales cuma 0,21x. Ini termasuk sangat rendah dan biasanya menarik buat investor value karena pasar memberi valuasi sangat kecil terhadap setiap rupiah penjualan. Tapi kita tahu bahwa margin laba bersihnya hanya 3,35%, jadi setiap Rp1 triliun penjualan hanya menghasilkan Rp33,5 miliar laba bersih.

Dari sisi dividen, MPMX sangat dermawan. Dividen tunai yang dibagikan tahun 2025 mencapai Rp526 miliar atau sekitar Rp117,77 per saham, menghasilkan dividend yield sebesar 12,2% di harga Rp965. Ini sangat tinggi, bahkan melebihi suku bunga deposito, dan menunjukkan perusahaan sangat fokus pada pengembalian ke pemegang saham. Tapi ada risiko di balik kemurahan hati ini. Karena dengan laba disetahunkan hanya Rp498 miliar, payout ratio-nya mencapai 105,5%. Artinya dividen yang dibagikan lebih besar dari laba yang dihasilkan. Tahun sebelumnya dividen Rp503 miliar dibayar dari laba Rp655 miliar alias payout ratio 76,9%, masih wajar. Tapi jika tren ini berlanjut sementara kinerja menurun, maka kebijakan ini tidak berkelanjutan dan bisa menggerus kas lebih cepat.

Lalu apakah valuasi saat ini adil? Kalau kita pakai kriteria ideal seperti PBV 1,5x dan PER 15x, maka harga saham seharusnya berada di kisaran Rp1.995 dan Rp1.705. Bandingkan dengan harga sekarang Rp965, maka kelihatannya undervalued. Tapi syaratnya berat. Untuk naik ke valuasi itu, MPMX harus bisa naikkan laba tahunan jadi sekitar Rp644 miliar untuk dapatkan PER 15x, atau menjaga ekuitas sambil mendorong harga naik dua kali lipat. Masalahnya, bukan hanya laba yang turun, tapi juga arus kas yang negatif dan modal kerja makin ketat.

Potensi earning jump belum terlihat dalam laporan interim ini. Justru yang muncul adalah risiko penyesuaian dari penerapan PSAK 117 yang akan menurunkan saldo ekuitas antara 1,2% sampai 2,3% karena perubahan cara pencatatan kontrak asuransi. Tidak ada indikasi bahwa hal ini akan menaikkan laba. Justru sebaliknya, bisa menambah beban adaptasi di sisi teknologi, kebijakan akuntansi, dan operasional asuransi.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Valuasi MPMX di harga Rp965 memang terlihat murah dari sisi PBV dan PER, bahkan sangat murah dari sisi P/S dan EV/EBITDA. Tapi kondisi riilnya menunjukkan tekanan cukup berat dari sisi laba, arus kas, dan efisiensi modal kerja. Dividen tinggi memang menarik, tapi jika tidak diimbangi dengan laba dan CFO yang kuat, bisa berubah jadi jebakan. Kalau MPMX bisa membalikkan tren ini, memperbaiki manajemen piutang dan stok, serta menaikkan profit margin, maka valuasi ideal itu sangat mungkin tercapai. Tapi kalau tidak, harga murah ini bisa justru mencerminkan realita baru yang lebih pahit.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ADRO $SRTG

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy