imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@rickysin Dalam negara demokratis yang sehat, seorang kepala biro statistik seharusnya tidak pernah punya pekerjaan tambahan sebagai tukang poles angka atau tukang jilat pantat presiden. Tugas utamanya cuma satu yaitu menyajikan data yang apa adanya. Data yang benar. Data yang faktual. Data yang meskipun pahit tetap mencerminkan kenyataan di lapangan. Karena statistik publik bukan bahan kampanye bukan alat branding politik dan bukan pula bagian dari strategi marketing untuk menaikkan elektabilitas. Tapi sayangnya dalam praktiknya ada saja pemimpin yang menganggap statistik itu seperti menu restoran bisa disesuaikan selera pelanggan. Kalau presiden sedang ingin terlihat berhasil maka angka inflasi harus rendah angka pengangguran harus turun dan ekonomi harus tumbuh meskipun rakyat makan nasi aking. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Itulah kenapa kasus pemecatan kepala BLS di Amerika Serikat terasa menyedihkan sekaligus menggelikan. Erika McEntarfer dipecat bukan karena terbukti salah bukan karena lalai bukan karena skandal korupsi. Ia dipecat karena menyampaikan kenyataan bahwa pertumbuhan lapangan kerja anjlok dan data bulan-bulan sebelumnya ternyata lebih buruk dari dugaan awal. Data seperti itu dalam dunia normal harusnya jadi bahan introspeksi. Tapi di tangan pemimpin yang lebih sibuk menyusun narasi ketimbang membaca realita data yang jujur dianggap sabotase politik. Muncul tuduhan ngawur bahwa data BLS diatur untuk menjatuhkan presiden. Padahal revisi data itu hal biasa. Justru kalau data tidak pernah direvisi baru kita patut curiga karena bisa jadi ada angka yang sengaja dibekukan demi kepentingan politik tertentu.

Sarkasmenya begini. Kalau kepala biro statistik harus ikut pesanan presiden biar aman berarti statistik bukan lagi sains tapi seni. Bukan lagi pengukuran realita tapi penciptaan ilusi. Kita tidak lagi bicara soal berapa juta orang yang kehilangan pekerjaan tapi berapa banyak angka yang perlu dikurangkan agar presiden tampak sukses. Ini seperti dokter yang disuruh menuliskan hasil lab palsu agar pasien tidak sedih. Padahal fungsi data justru untuk memberi peringatan membuka mata dan mendorong perbaikan. Bukan untuk menenangkan ego penguasa yang alergi kritik.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kepala biro statistik memilih jilat pantat presiden mungkin ia akan bertahan lebih lama di kursi empuknya. Tapi ia meninggalkan warisan beracun hilangnya kepercayaan publik terhadap data resmi negara. Investor akan pakai data alternatif media akan saling tuding siapa sumber terpercaya dan rakyat akan menganggap semua angka dari pemerintah sebagai omong kosong. Di situlah titik kehancuran dimulai. Karena ekonomi yang sehat butuh transparansi. Butuh realisme. Butuh keberanian menghadapi kenyataan meski menyakitkan. Dan statistik yang dimanipulasi adalah jalan pintas menuju keputusan yang salah krisis kepercayaan dan pada akhirnya bencana kebijakan.

Etikanya jelas. Kepala biro statistik harus pegang teguh integritas. Jangan ikut permainan politik. Jangan kompromi hanya karena tekanan kekuasaan. Kalau presiden tersinggung karena data tidak sesuai harapan itu masalah presidennya. Bukan masalah statistiknya. Yang harus berubah adalah kinerja bukan angkanya. Jadi kalau ada kepala lembaga statistik yang berani jujur meski akhirnya dipecat justru dialah yang layak dihormati. Karena ia tidak menjual integritas demi jabatan. Ia tidak mengganti kenyataan dengan ilusi. Dan dalam dunia yang makin dipenuhi oleh kebohongan publik dan pencitraan kosong keberanian seperti itu adalah bentuk paling langka dari pelayanan publik.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
$PTBA $TLKM $GOTO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy