$ADRO
Sebagai emiten pertambangan batu bara terbesar di Indonesia, saham ADRO dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk selalu menjadi perhatian para investor. Berikut adalah rangkuman mengenai saham ADRO berdasarkan informasi terbaru:
Pergerakan Harga Saham
* Harga Penutupan Terakhir: Pada tanggal 1 Agustus 2025, harga saham ADRO ditutup pada level Rp 1.865 per saham, naik 0,81% dari harga penutupan sebelumnya.
* Pergerakan Jangka Pendek: Dalam seminggu terakhir, saham ADRO sempat mengalami koreksi. Namun, dalam satu bulan terakhir, saham ini menunjukkan kenaikan 1,91%.
* Pergerakan Jangka Panjang: Secara year-to-date (YTD), saham ADRO masih berada dalam tekanan, turun sekitar 23,57%. Dalam satu tahun terakhir, penurunan bahkan lebih dalam, mencapai sekitar 42,08%. Ini menunjukkan sentimen pasar yang masih cenderung negatif dalam jangka panjang, meskipun ada kenaikan dalam jangka pendek.
* Analisis Teknis: Beberapa analis melihat adanya potensi rebound jika saham ADRO mampu bertahan di atas level support kuat di area Rp 1.855.
Kinerja Keuangan dan Berita Terkait
* Laba Bersih: Kinerja keuangan ADRO pada kuartal I-2025 menunjukkan penurunan laba bersih menjadi US$ 76,6 juta atau setara Rp 1,27 triliun. Angka ini ambrol secara tahunan dari periode yang sama tahun lalu.
* Faktor Penurunan: Penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh pelemahan harga batu bara global. Meskipun demikian, perusahaan masih mampu melakukan efisiensi biaya, yang membantu menahan penurunan kinerja.
* Dividen: ADRO dikenal sebagai emiten yang rajin membagikan dividen. Pada tahun 2025, ADRO telah membayarkan dividen interim untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 106,84 per saham pada 15 Januari 2025. Selain itu, ADRO juga menjadwalkan pembayaran dividen final tahun buku 2024 sebesar Rp 166,69 per saham pada 26 Juni 2025.
* Prospek dan Rencana Bisnis:
* ADRO terus melakukan transformasi bisnis menuju energi terbarukan dan mineral masa depan (seperti aluminium) melalui anak usahanya.
* Beberapa analis merekomendasikan "buy" untuk saham ADRO dengan target harga yang lebih tinggi, seiring dengan adanya diversifikasi bisnis dan potensi kenaikan permintaan batu bara menjelang musim dingin.
* Namun, perlu diperhatikan juga kebijakan pemerintah terkait bea keluar fleksibel untuk komoditas batu bara yang akan berlaku mulai tahun 2026, yang bisa menjadi tantangan baru bagi eksportir.
Penting untuk Diperhatikan:
* Informasi ini hanya bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.
* Keputusan investasi harus didasari oleh analisis yang komprehensif, baik fundamental maupun teknikal, serta disesuaikan dengan profil risiko pribadi.
* Pergerakan harga saham sangat bergantung pada sentimen pasar, harga komoditas global, dan kebijakan pemerintah yang dapat berubah sewaktu-waktu.