$ARNA LK Q2 2025: Revenue Growth tapi Beban Ikutan Growth = Laba Growth Tipis
Request salah satu user Stockbit di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Arwana Citramulia Tbk bersama anak usahanya adalah salah satu pemain utama di industri keramik Indonesia, dengan pengalaman produksi yang sudah berjalan sejak 1 Juli 1995. Kantor pusatnya ada di Jakarta Barat, sementara pabrik tersebar di beberapa lokasi strategis seperti Jatiuwung Tangerang Banten, Serang Banten, Wringin Anom dan Randegan Mojokerto Jawa Timur, serta Ogan Ilir di Palembang Sumatera Selatan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Perusahaan resmi melantai di bursa pada 17 Juli 2001 lewat IPO sebesar 125,00 juta saham, kemudian melakukan rights issue pada 2002, dan stock split rasio 1 banding 4 pada 2013 yang menurunkan nilai nominal saham menjadi Rp12,50. Entitas induknya adalah PT Suprakreasi Eradinamika.
Bisnis ARNA terintegrasi dari hulu ke hilir, mulai dari pabrikasi keramik oleh anak usaha hingga distribusi lewat PT Primagraha Keramindo sebagai distributor utama yang kontraknya diperpanjang sampai akhir 2026. PGK ini lalu menunjuk beberapa sub-distributor, termasuk PT Catur Sentosa Adiprana Tbk $CSAP yang sendiri menjadi tulang punggung penjualan dengan kontribusi 68,65% dari total penjualan neto semester I 2025. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Dari sisi bahan baku, ARNA sangat bergantung pada body dan glaze yang harganya bisa naik turun mengikuti pasar global. Untuk itu, manajemen menjaga stok optimal dan membandingkan harga dari pemasok lokal maupun luar negeri seperti PT Bumi Mineral Indonusa, PT Arrow Indo Universal, hingga pemasok dari AS dan Tiongkok.
Di laporan keuangan per 30 Juni 2025, penjualan neto tumbuh dari Rp1,22 triliun menjadi Rp1,42 triliun atau naik 16,54%, tanda permintaan produk masih tinggi. Namun, beban pokok penjualan ikut melesat dari Rp803,37 miliar menjadi Rp985,92 miliar sehingga laba kotor hanya naik tipis dari Rp418,12 miliar menjadi Rp437,58 miliar atau 4,65%.
Margin kotor pun turun dari 34,23% ke 30,74%, sinyal bahwa biaya produksi naik lebih cepat dari harga jual. Beban penjualan naik ke Rp128,03 miliar, beban umum dan administrasi menjadi Rp44,69 miliar.
Laba usaha bertahan di Rp263,86 miliar, naik tipis 0,74%, tapi margin usaha ikut tergerus dari 21,44% menjadi 18,53%. Laba sebelum pajak sedikit naik ke Rp263,86 miliar, beban pajak turun tipis ke Rp57,75 miliar, namun laba bersih justru terkoreksi 1,20% ke Rp204,17 miliar. Jadi meskipun omzet naik, keuntungan bersih malah sedikit menurun akibat tekanan margin. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi neraca, total aset naik dari Rp2,59 triliun ke Rp2,66 triliun. Aset lancar melompat dari Rp1,15 triliun menjadi Rp1,51 triliun berkat kenaikan kas dari Rp165,67 miliar ke Rp391,89 miliar, piutang usaha dari Rp80,10 miliar menjadi Rp839,01 miliar, dan persediaan dari Rp165,69 miliar ke Rp181,70 miliar.
Sebagian persediaan ini menjadi jaminan pinjaman. Aset tetap neto sedikit terkoreksi dari Rp1,17 triliun menjadi Rp1,16 triliun karena penyusutan, meskipun ada belanja modal di segmen manufaktur. Liabilitas total naik ke Rp830,35 miliar, dengan liabilitas jangka pendek di Rp761,34 miliar dan jangka panjang stabil di Rp69,01 miliar. Utang bank jangka panjang sudah nol sejak 2024. Ekuitas naik ke Rp1,84 triliun, sebagian karena buyback saham hingga terkumpul 287,67 juta lembar saham treasuri senilai Rp169,92 miliar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Arus kas operasi menjadi bintang, naik dari Rp194,61 miliar ke Rp256,73 miliar. Kas dari investasi keluar Rp93,42 miliar, terutama untuk beli aset tetap. Arus kas pendanaan keluar Rp374,54 miliar, sebagian besar untuk dividen Rp303,82 miliar dan buyback saham Rp24,34 miliar. Artinya, meski laba turun tipis, arus kas inti dari operasional tetap sangat sehat. Piutang dan persediaan yang meningkat sejalan dengan penjualan, walau proporsi piutang berelasi yang besar harus diawasi.
Risiko suku bunga minim karena tanpa utang jangka panjang, tapi risiko kurs masih ada karena pembelian bahan baku dalam mata uang asing tanpa lindung nilai formal. Risiko kredit diatasi dengan seleksi pelanggan dan penempatan dana di bank besar. Risiko likuiditas dikelola dengan kas besar dan fasilitas kredit siap pakai, sedangkan risiko harga komoditas diminimalkan dengan stok optimal dan perbandingan harga pemasok. DER hanya 0,06x, jauh di bawah batas internal 2,50x. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari valuasi annualised, EPS Rp57,88 memberi PER 9,93x di harga Rp575. Nilai buku per saham Rp243,79 menghasilkan PBV 2,36x. CFO per saham Rp72,79 memberi P/CFO 7,90x. FCF Rp46,31 per saham menghasilkan P/FCF 12,42x. Penjualan Rp2,85 triliun menghasilkan P/S 1,42x. EV Rp3,77 triliun memberi EV/Sales 1,32x, EV/EBITDA 5,78x, EV/EBIT 7,15x, EV/CFO 7,34x, dan EV/FCF 11,55x. Dividend yield 7,48% dengan payout ratio 71,32% menunjukkan fokus tinggi ke pengembalian kas ke pemegang saham.
ARNA punya neraca super sehat, arus kas operasi kuat, FCF positif, dividen tinggi, dan distribusi yang mapan. Tantangannya ada di tekanan margin yang membuat laba bersih turun, ketergantungan pada satu grup pelanggan besar, risiko kurs tanpa lindung nilai, dan kewajiban cadangan wajib yang belum terpenuhi. Dengan modal kerja yang besar, kas melimpah, dan ruang untuk ekspansi, perusahaan punya peluang memperbaiki margin lewat efisiensi biaya dan strategi harga yang lebih tepat. Jika strategi ini jalan, valuasi sekarang masih punya ruang naik sambil mempertahankan daya tarik dividen bagi investor.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/8