imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Weekend gini, sempetin 5 menit yuk

Belajar Higher High | Higher Low
Lower High | Lower Low

Dalam analisis teknikal saham, konsep Higher High (HH), Higher Low (HL), Lower High (LH), dan Lower Low (LL) digunakan untuk mengidentifikasi tren harga dan pola pergerakan pasar. Istilah-istilah ini merujuk pada level harga tertinggi (high) dan terendah (low) dalam grafik harga, yang membantu trader memahami arah tren (bullish, bearish, atau konsolidasi).

➡️Higher High (HH)
Higher High terjadi ketika harga tertinggi (peak) pada suatu periode waktu tertentu lebih tinggi dibandingkan harga tertinggi pada periode sebelumnya. HH biasanya terlihat dalam tren naik (uptrend atau bullish). Hal ini menunjukkan bahwa pembeli (buyer) punya kekuatan yang cukup untuk mendorong harga ke level yang lebih tinggi dari puncak sebelumnya.
• Sebagai contoh misalnya, pada grafik daily, harga saham mencapai puncak pertama di Rp10.000, setelah itu harga kembali turun, hingga kemudian naik lagi ke puncak baru di Rp10.500. Puncak baru Rp10.500 inilah yang disebut dengan Higher High.
Titik HH dapat menunjukkan kekuatan bullish yang berkelanjutan di mana para trader sering melihat HH sebagai sinyal untuk mempertahankan posisi beli atau mencari peluang masuk (entry) dalam tren naik. Selain itu, HH sering diikuti oleh Higher Low untuk mengkonfirmasi adanya uptrend itu sendiri.

➡️Higher Low (HL)
Higher Low terjadi ketika harga terendah (trough) pada suatu periode waktu tertentu, lebih tinggi dibandingkan harga terendah pada periode sebelumnya. HL juga menjadi ciri-ciri uptrend apalagi jika terjadi HH pada titik puncaknya. HL dianggap wajar karena menunjukkan bahwa meskipun harga mengalami koreksi (penurunan sementara), penurunan tersebut tidak mencapai level yang lebih rendah dari sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa tekanan jual di pasar lemah dan dukungan pembeli yang lebih kuat.
• Contoh ilustrasi pada grafik seperti jika harga saham mencapai puncaknya dan kemudian turun ke harga Rp8.000, kemudian ditarik naik lagi membentuk puncak dan kemudian turun kembali ke harga ke Rp8.500 (penurunan harga tidak mencapai Rp8.000). Level Rp8.500 ini yang disebut dengan Higher Low.
HL mengkonfirmasi adanya sentimen bullish karena pembeli masuk pada level harga yang lebih tinggi dan tidak mendorong harga turun semakin dalam. Kombinasi antara HH dan HL merupakan tanda uptrend yang sehat di mana HL dapat digunakan sebagai level support yang berguna untuk menentukan titik masuk atau stop-loss sebagai bagian dari manajemen risiko yang baik.

➡️Lower High (LH)
Lower High terjadi ketika harga tertinggi (peak) pada suatu periode lebih rendah dibandingkan harga tertinggi pada periode sebelumnya. LH biasanya terlihat dalam downtrend atau bearish. Adanya titik LH menunjukkan bahwa pembeli tidak mampu mendorong harga kembali naik ke level puncak sebelumnya, dan penjual (seller) mulai mendominasi pasar.
• Sebagai contoh pada grafik adalah jika harga saham mencapai puncak di harga Rp10.000, kemudian harga turun sementara (koreksi). Setelah itu harga memantul naik lagi, namun puncaknya hanya sampai pada harga Rp 9.000. Pada level Rp 9.000 inilah yang diketahui sebagai titik Lower High.
LH menunjukkan bahwa melemahnya tekanan beli dan dimulainya tekanan jual yang cukup kuat di mana LH sering menjadi sinyal awal bahwa uptrend mungkin sedang melemah atau akan berbalik menjadi downtrend (bearish). Pada saat itu, trader dapat mempertimbangkan LH sebagai peluang untuk posisi jual atau keluar dari posisi beli.

➡️Lower Low (LL)
Lower Low terjadi ketika harga terendah (trough) pada suatu periode waktu lebih rendah dibandingkan harga terendah pada periode sebelumnya. LL adalah karakteristik tren turun (downtrend) atau bearish. Pada titik ini, penjual semakin mendominasi pasar dan mendorong harga ke level yang lebih rendah, oleh karena itu, posisi pembeli menjadi lemah dan tidak mampu mempertahankan level support (harga terendah) sebelumnya.
• Sebagai contoh adalah harga saham turun ke harga Rp 8.000, kemudian harga memantul naik sedikit. Setelah itu harga akan ditarik turun lagi ke harga Rp7.000. Pada level Rp 7.000 ini adalah level dari Lower Low.
LL dapat menjadi konfirmasi adanya dominasi penjual dan sentimen bearish di pasar. Kombinasi antara LH dan LL merupakan tanda downtrend yang kuat karena pembeli tidak cukup kuat untuk mendorong harga kembali naik. Pada saat adanya kombinasi LH dan LL sebagai konfirmasi bearish, trader dapat menggunakan LL untuk mengidentifikasi level resistance (setelah rebound) atau sebagai konfirmasi stop-loss untuk strategi jual.

Btw, sebelum lanjut, kalau mau belajar lebih banyak dan tanya-tanya boleh klik link ini


https://bit.ly/3T0CVhP


Foundernya aktif kok jawabin pertanyaan member

======================

➡️Hubungan dalam Analisis Tren
☑️Tren Naik (Uptrend)
Untuk kondisi uptrend, ditandai dengan adanya pola Higher High (HH) dan Higher Low (HL). Sebagai contoh, urutan HH dan HL adalah harga akan naik hingga pada puncak pertama yang kemudian akan terjadi koreksi dan kembali turun hingga mencapai level terendah pertama. Setelah itu terjadi rebound kembali hingga membentuk puncak kedua yang lebih tinggi dari puncak pertama yang menjadi level HH dan kembali mengalami koreksi harga ke level terendah kedua di mana masih lebih tinggi dibandingkan level terendah pertama yang disebut dengan HL, dan seterusnya. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pembeli terus mendominasi, dan setiap koreksi tidak cukup kuat untuk membalikkan tren menjadi bearish.
☑️Tren Turun (Downtrend):
Kondisi downtrend ini akan ditandai dengan pola Lower High (LH) dan Lower Low (LL). Untuk contoh urutan LH dan LL adalah harga akan naik mencapai peak pertama dan akan turun kembali hingga level through pertama. Setelah itu harga akan kembali naik hingga mencapai peak kedua yang lebih rendah dibandingkan dengan peak pertama dan disebut dengan LH, lalu harga mengalami penurunan kembali hingga pada through kedua, di mana nilainya lebih rendah dibandingkan dengan through pertama yang kemudian disebut dengan LL, dan seterusnya. Adanya LH dan LL yang berkelanjutan ini menunjukkan bahwa penjual mendominasi transaksi yang ada di pasar, dan setiap reboundnya tidak cukup kuat untuk membalikkan tren.
☑️Konsolidasi (Sideways):
Jika tidak ada HH/HL atau LH/LL yang jelas, harga cenderung bergerak sideways (datar). Hal ini terjadi ketika tidak ada pembeli atau penjual yang mendominasi pasar. Keadaan sideways ini harga akan bergerak dalam kisaran tertentu tanpa membentuk puncak atau lembah yang lebih tinggi/rendah secara signifikan.

➡️Aplikasi dalam Trading
1. Identifikasi Tren
HH dan HL digunakan untuk mengkonfirmasi uptrend, sehingga trader dapat mencari peluang beli pada level HL. Sedangkan LH dan LL digunakan untuk mengkonfirmasi tren turun, sehingga trader dapat mencari peluang jual pada saat harga level LH dan tidak terbawa turun lebih dalam lagi.
2. Menentukan Support dan Resistance
Dalam posisi uptrend, level HL dapat dianggap sebagai level support jika masih terbentuk HL yang kedua dan seterusnya, sedangkan LH dapat dianggap sebagai level resistance jika harga masih mengalami penurunan dan membentuk LH yang berikutnya dalam kondisi tren turun.
3. Sinyal Pembalikan Tren:
Jika dalam tren naik yang biasanya memiliki level HH dan HL, harga gagal membentuk HH namun malah membentuk LH, hal tersebut dapat menjadi sinyal tanda awal untuk pembalikan tren (reversal) ke arah bearish. Sebaliknya, dalam kondisi tren turun yang biasanya terdapat LH dan LL, terdapat kegagalan membentuk LL dan muncul posisi level HL, hal ini juga dapat menandakan akan adanya pembalikan ke arah bullish.

➡️Peringatan dalam Penggunaan
☑️False Signals
Tidak semua HH/HL atau LH/LL menjamin kelanjutan tren sesuai dengan teori. Pasar juga dapat berbalik arah karena adanya berita fundamental baik itu internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi harga atau volatilitas.
☑️Konteks Pasar
Selalu perhatikan faktor eksternal seperti berita ekonomi, laporan keuangan perusahaan, atau sentimen pasar untuk memperkuat sinyal tren dari HH/HL atau LH/LL. Jika adanya berita maupun laporan keuangan yang positif, dapat membuat harga di pasar menjadi naik begitu pula sebaliknya.
☑️Timeframe
Pola HH/HL/LH/LL bisa berbeda tergantung pada timeframe grafik (harian, mingguan, atau intraday). Perlu dipastikan kembali konsistensi dengan timeframe yang digunakan. Sebagai contohnya jika terdapat pola HH/HL pada timeframe 1h, belum tentu muncul pada timeframe 1d, sehingga trader dapat menentukan strategi trading yang sesuai.

Higher High (HH), Higher Low (HL), Lower High (LH), dan Lower Low (LL) merupakan alat dasar dalam analisis teknikal untuk mengidentifikasi tren, menentukan level support/resistance, dan mendeteksi potensi pembalikan tren. Pola ini juga dapat menunjukkan dominasi antara penjual dan pembeli di pasar. Untuk hasil yang lebih akurat, dapat dikombinasikan dengan indikator teknikal lain dan memerhatikan konteks pasar secara keseluruhan.

Kalo kamu merasa edukasi ini bermanfaat, bisa share dan JOIN ke komunitas kami

https://bit.ly/3T0CVhP
Untuk lebih banyak edukasi dan interaksi

$CDIA
$BRPT
$CUAN

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy