Beberapa kali aku lihat pergerakan yang terasa terlalu kejam.
Harga digoreng cepat, naik belasan persen dalam hitungan hari. Semua jadi yakin. Semua merasa “kereta ini belum terlambat”. Tapi baru juga sempat masuk, harga langsung ambruk. Tanpa pantulan. Tanpa ampun.
Orang-orang menyebutnya koreksi. Tapi semakin lama aku di market, aku makin sadar, kadang itu bukan koreksi, tapi eksekusi. Bukan koreksi harga, tapi koreksi niat dari mereka yang ingin keluar, dan tak ingin ada yang mengikuti.
Dan di saat seperti itu, aku teringat satu pelajaran dari buku The 48 Laws of Power. Tepatnya Law 15 Crush Your Enemy Totally (Hancurkan Musuhmu Sepenuhnya).
Bandar tidak cukup puas hanya dengan ambil untung. Mereka ingin lebih. Mereka ingin memastikan yang rugi tak hanya uangmu, tapi juga mentalmu. Mereka ingin kamu bukan cuma keluar, tapi takut balik lagi.
Karena musuh yang masih punya keberanian bisa menjadi ancaman. Dan satu-satunya cara agar kamu tak pernah balik? Buat kamu trauma. Buat kamu percaya bahwa semua ini bukan permainan yang bisa dimenangkan.
Itulah kenapa saham-saham digoreng tanpa alasan, lalu dibuang tanpa peringatan.
Mereka biarkan kamu ikut saat harga tinggi. Mereka biarkan kamu merasa jadi bagian dari momentum. Tapi ketika kamu baru mulai yakin, harga jatuh vertikal. ARB berjilid. Seolah semua pintu keluar ditutup rapat.
Di titik itu, kamu tak lagi berpikir tentang cuan. Kamu hanya berpikir, bagaimana caranya selamat?
Law 15 berkata, "A feared enemy must be crushed completely. Sometimes peace can be a deadly trap. If one ember is left alight, no matter how dimly it smolders, a fire will eventually break out."
Dan di bursa, “api” itu adalah harapan. Bandar tahu, harapan adalah bahaya terbesar bagi strategi mereka.
Maka tugas mereka, padamkan sampai habis. Biar kamu tak hanya rugi, tapi juga hilang arah, kehilangan kepercayaan, dan tidak pernah ingin kembali ke saham itu lagi.
Mereka tak sekadar menjatuhkan harga. Mereka menjatuhkan kamu, dalam diam, dalam jebakan psikologis yang mereka rancang dengan rapi.
Kalau kamu merasa “kenapa selalu salah masuk”, bisa jadi kamu tak salah. Kamu hanya jadi bagian dari musuh yang sedang dihancurkan.
Bukan karena kamu lemah. Tapi karena kamu punya potensi untuk jadi lawan, dan itu tak boleh dibiarkan tumbuh.
Dan oleh karena itu, psikologi di market jadi sesuatu yang sangat penting.
Api harapan yang terus mereka coba padamkan, jangan pernah kita biarkan mati. Karena harapan itu adalah percikan kecil yang bisa jadi bara keyakinan.
Dan saat kita bisa tetap hidup, berpikir jernih, dan bertahan dalam kekacauan yang mereka ciptakan, di situlah kita mulai menang.
Bukan karena mereka berhenti menyerang, tapi karena kita berhenti jadi korban.
Menjaga mental tetap utuh di tengah jebakan adalah satu-satunya cara agar kita tetap relevan di pasar ini. Yang kuat bukan yang tak pernah jatuh, tapi yang apinya tak pernah padam.
Random Tag $MINA $IKAN $TOBA