馃搱 Sisi Positif (Kekuatan dan Peluang)
1. Pertumbuhan Pendapatan (Revenue Growth)
Pendapatan naik dari Rp86,9 miliar (2024) menjadi Rp105,7 miliar (2025) atau naik sekitar 22% YoY.
2. Kenaikan Aset Tetap
Aset tetap meningkat signifikan dari Rp141,1 miliar menjadi Rp159,9 miliar, mengindikasikan ekspansi dan investasi aset jangka panjang.
3. Peningkatan Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan meningkat dari 120 menjadi 131, menunjukkan ekspansi operasional perusahaan.
4. Penerimaan Kas dari Aktivitas Operasi Positif
Arus kas dari operasi tetap positif sebesar Rp9 miliar, walaupun menurun dari Rp11,7 miliar, ini menunjukkan kegiatan usaha masih menghasilkan kas.
5. Ekuitas yang Stabil
Total ekuitas relatif stabil: Rp129,4 miliar (2024) menjadi Rp128,2 miliar (2025) meskipun laba menurun. Ini mencerminkan struktur modal yang tetap kuat.
---
馃搲 Sisi Negatif (Kelemahan dan Ancaman)
1. Kerugian Bersih
Perusahaan mencatat rugi bersih Rp1,07 miliar di semester 1-2025, berbalik dari laba bersih Rp3,72 miliar pada semester yang sama 2024.
2. Margin Laba Menyusut
Laba usaha turun drastis dari Rp6,4 miliar (2024) ke hanya Rp2,99 miliar (2025).
Beban lain-lain membengkak menjadi Rp3,83 miliar, lebih besar dari laba usaha, yang menyebabkan kerugian sebelum pajak.
3. Penurunan Kas dan Setara Kas
Kas akhir periode turun dari Rp51,3 miliar ke Rp43,1 miliar, dan kas bersih turun sekitar Rp8,1 miliar selama periode.
4. Kenaikan Liabilitas
Total liabilitas naik dari Rp104,6 miliar (2024) ke Rp118,0 miliar (2025), terutama dari pembiayaan konsumen dan utang bank.
5. Rasio Laba Per Saham Menurun
Dari laba Rp1,73/saham menjadi rugi Rp0,50/saham di semester 1-2025.
---
馃攳 Kesimpulan:
Perusahaan masih berkembang secara operasional (aset, karyawan, pendapatan), namun menghadapi tantangan efisiensi biaya dan pengelolaan beban keuangan.
Untuk pemegang saham atau investor, penting memantau strategi pengendalian biaya, arus kas masuk bersih, dan kemampuan menghasilkan laba bersih kembali di semester berikutnya.
$LAJU
udah ya jelas 馃榿