Value Investing is Dead (?)
Halo teman2 semua, gimana kabar portonya di tengah IHSG yang infonya mau menuju 8.000? Semoga masih tetap bisa beat IHSG ya. Atau jangan2 malah portonya merah, tidak sesuai dengan euforia yang tercipta belakangan ini? Melihat saham2 value investor seperti $ARNA, TSPC, SIDO, dan ULTJ sepertinya sih pada underperform ya portonya.
Value investing sudah tidak relevan lagi! Saham2 value returnnya kecil! Value investing is dead! Sekarang jamannya ikut konglo yang powerful! Sekarang jamannya money flow. Mungkin inilah kata2 yang akan sering kita dengar kedepannya.
Naration and IPO stock, here I come!
Bisa dilihat pada suatu hari beberapa saham IPO kompak ARA berjamaah, yg membuat antusias 'investor' terhadap saham IPO semakin menjadi2. Apalagi kalau sudah ada bau2 konglo yang ada nama Depapepe di belakangnya. Dengan return 25% / hari (walaupun aktualnya cuma dapet jatah sepersekian persen dari porto), maka nafsu untuk mencari saham narasi dan IPO mana lagi yg akan menyusul semakin tercium belakangan ini, bisa kita sebut $CDIA & $COIN untuk saham IPO dan saham TOBA & WIFI sebagai contoh saham Narasi Konglo.
Saking hype-nya orang2 yang saya kenal tiba2 pada ikut saham IPO, dan ada yang tiba2 mulai meminta 'saran' untuk berinvestasi. Tidak sedikit juga yang ikut antusias memantau saham2 seperti CDIA (yang sebelumnya tidak pernah memantau saham). Luar biasa antusias yang 'sengaja' diciptakan ini. Ditambah bumbu2 IHSG akan dibawa ke 8.000 menuju ulang tahun Indonesia ke 80!!!
Sekedar gambaran saja kalaulah NVDA di US kita bilang sudah masuk tahap overvalue dan sudah menuju bubble AI, bandingkan PEnya dengan perusahaan2 seperti BREN, PANI, dan DCII, maka oppa WB juga seketika kena serangan jantung saya rasa ketika tahu begitu tidak masuk akalnya valuasi market di Indo saat ini.
Crypto, another big storm is coming
Kalau di saham saja sudah mulai 'tidak waras', fenomena yang lebih menyeramkan jika kita melihat teman-teman2 kita yang 'berinvestasi' di crypto. Bahkan saudara saya ada yang cerita anaknya sekarang terjun ke dunia keuangan (dan ternyata maksudnya mulai invest di crypto ;)). Jika return 25% / hari bagi kita investor sudah luar biasa besar, bagi salah satu kenalan saya yg fokus di crypto mulai merasa return 100% dalam beberapa bulan itu return yang 'wajar'.
'Easy' money yang didapatkan dengan cara seperti itu bukan tanpa efek samping sebenarnya. Bayangkan ketika saya jelaskan target return saya 15-20% / tahun, responnya menjadi "return segitu mah saya biasanya dalam 2 hari udah bisa dapet"! Bagaimana pula dengan target saya yang dari 1 saham mengejar dividen 6% / tahun, jelas return yang sangat culun di mata mereka (untuk saat ini).
Tidak hanya ritel2 yang mulai tidak waras, salah satu saham di IHSG yang bisnisnya adalah mengelola HOTEL tiba-tiba memiliki Bitcoin dan Ethereum senilai 4 M di porto mereka (aset mereka 500 M, yang berarti 1% porto). Sungguh di luar nalar saya keputusan manajemennya. Walaupun emiten saya juga ada yang diam-diam menjadi fund manager dengan membeli perusahaan berkualitas bagus seperti ASGR sih, kalau tiba-tiba ada crypto juga di aset investasinya saatnya saya out dari saham itu sih 馃ぃ.
No, value investing is not dead guys, it's just not their moment yet
Untuk membuktikannya mari kita compare kinerja 4 saham value yang saya bahas di atas, mari kita cek apakah penurunan harga sahamnya seiring dengan penurunan kinerjanya, atau jangan2 tidak ada korelasinya.
Mari kita cek satu persatu H1 25 vs H1 24
ARNA
Omset 1,4 T vs 1,2 T (naik)
Laba 204 M vs 203 M (naik)
SIDO
Omset 1,8 T vs 1,9 T (turun)
Laba 590 M vs 600 M (turun)
TSPC
Omset 6,7 T vs 6,8 T (turun)
Laba 700 M vs 820 M (turun)
ULTJ
Omset 4,1 T vs 4,4 T (turun)
Laba 600 M vs 755 M (turun)
Bisa kita lihat mayoritas memang mencatatkan penurunan kinerja, sehingga WAJAR jika sahamnya juga belum diapresiasi. Justru itulah value investing bukan? Bahwa lembar saham yang ada diperlakukan layaknya sebuah bisnis, bukan hanya lotere untuk tempat mengadu nasib saja. Sehingga ketika kondisi sedang kurang baik seperti saat ini memang saatnya bagi value investor garis keras untuk bersabar sambil menunggu pemulihan ekonomi khususnya kinerja saham yang mereka beli membaik kembali.
Kalau ada yang cukup anomali dari contoh di atas adalah ARNA, dimana omset dan laba naik namun harga sahamnya belum terlalu diapresiasi. Yang merupakan peluang untuk value investor ketika nanti giliran saham-saham value mendapat perhatian kembali. Dengan estimasi div yield di 2026 sekitar 6-7%, ditambah peluang perbaikan kinerja jika harga gas bisa didapatkan sesuai kontrak pemerintah di $9, maka investornya bisa cicil selot2 ala @skydrugz27 dengan santai sembari menunggu diapresiasi market kembali kedepannya.
Kefomoan ritel salah satunya bisa kita lihat dari Stockbit (dengan kode XL) yang menjadi Most Active Brokerage di Juni 2025 kemarin, dimana mayoritas investor di Stockbit adalah ritel. Yang bisa jadi mayoritas transaksi itu berkisar di saham2 konglo dan IPO, dengan ekspektasi return yang sudah tidak masuk akal lagi khawatirnya. Tidak ada pesta yang tidak berakhir, per 30/7 market terlihat mulai berhenti kenaikannya, dan bahkan di 31/7 mulai -0,87%. Bisa dilihat ketika CDIA turun 10% saja 31/7 ini sudah ada info ada korbannya yang hampir cerai karena kerugian yang dia dapatkan. Tidak terbayang jika semua narasi konglo dan IPO ini sudah berlalu seperti bank digital di 2022 lalu berapa banyak investor yang akan menjadi korbannya kali ini.
Saya ucapkan selamat buat yang sudah bersabar dan memilih setia dengan saham2 valuenya, kalian adalah orang-orang yang peluang selamatnya lebih tinggi ketika badai datang nanti. Semoga kita semua bisa selamat bersama2 menghadapi segala kegilaan di market saat ini, dan semoga tidak hanya selamat namun justru cuan besar dari guncangan tersebut!!!
Tetap semangat teman2, semoga Allah senantiasa menjaga kita dan harta kita 馃槝
Saya tutup dengan reff lagu karya M. Fredy Harahap yang dinyanyikan oleh Fatin Shidqia
'Maafkan diriiku
Memilih setia...
Walaupun kutaahu cuanmu
Lebih besar daarinya...'
1/10