imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Beda Nasib Buyback $CNMA vs $PRDA vs $UNVR

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Buyback saham sering dianggap sebagai sinyal bahwa manajemen merasa valuasi perusahaannya sedang murah, dan sebagai bentuk tanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga saham di pasar. Tapi, seperti biasa dalam dunia pasar modal, antara ekspektasi dan kenyataan sering kali tidak berjalan seiring. Tahun 2025 memberikan tiga studi kasus yang menarik dan sangat kontras yaitu CNMA, PRDA, dan UNVR. Ketiganya mengumumkan program pembelian kembali saham dengan nilai yang besar, namun hasil di pasar serta realisasinya menunjukkan cerita yang sangat berbeda. Ini jadi pelajaran penting buat investor yang lebih percaya aksi nyata daripada janji-janji korporat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

CNMA adalah kode saham PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, operator bioskop Cinema XXI. Mereka mengumumkan rencana buyback pada 27 Februari 2025 pukul 16.46 dalam bentuk surat koreksi resmi ke BEI. Total dana yang disiapkan sebesar Rp300 Miliar, dengan harga pembelian maksimal Rp270 per saham. Saat pengumuman, harga saham ada di Rp138. Secara teori, dengan selisih hampir 100% antara harga pasar dan batas harga maksimal, buyback ini terlihat sangat menjanjikan dari sisi potensi teknikal. Tapi teori di pasar tidak ada artinya kalau tidak ada aksi. Sampai akhir Juli 2025, tidak ada tanda-tanda bahwa buyback ini benar-benar dilaksanakan. Indo Premier Sekuritas (kode PD) disebut sebagai pelaksana, tapi aktivitas broker ini di pasar sangat minim. Harga saham hanya naik tipis ke Rp139, atau naik 0,72% dalam lima bulan. Angka ini terlalu kecil untuk ukuran efek buyback. RUPST pada 24 Maret 2025 sudah menyetujui rencana ini, dengan batas pelaksanaan sampai 24 Maret 2026, tapi sampai sekarang tetap tidak ada realisasi. Pasar wajar mempertanyakan niat sebenarnya dari manajemen. Tanpa akumulasi yang kasat mata, rencana ini terlihat seperti formalitas administratif semata. Investor tidak bisa disalahkan kalau mulai ragu dan merasa harapan yang dibangun di awal tidak ditepati.

Beralih ke PRDA, PT Prodia Widyahusada Tbk, yang mengumumkan buyback pada 7 Mei 2025. Dana yang dialokasikan sebesar Rp200 Miliar, namun tidak mencantumkan harga maksimal secara eksplisit. Mereka mengikuti aturan POJK yaitu harga pembelian maksimal menggunakan harga penutupan hari sebelumnya atau rata-rata 90 hari terakhir, mana yang lebih rendah. Pendekatan ini lebih fleksibel dan mencerminkan kehati-hatian. Hingga 25 Juli 2025, informasi resmi mencatat sisa dana sekitar Rp90 Miliar, artinya sekitar Rp110 Miliar sudah digunakan, atau 55% dari total anggaran sudah terserap. Harga saham naik dari Rp2800 ke Rp2920, mencatatkan return +4,29%. Broker pelaksana tidak disebutkan dalam keterbukaan informasi, namun dari broker summary terlihat bahwa kode CC (Mandiri Sekuritas) yang paling aktif menyerap. Kinerja fundamental juga membaik. EPS naik dari Rp288 ke Rp305 dan ROE dari 9,9% ke 10,7%. Ini buyback yang tidak banyak bicara, tapi kerja nyata. Tidak ramai janji, tapi ada hasil. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang berbeda justru UNVR alias PT Unilever Indonesia Tbk. Mereka baru mengumumkan rencana buyback pada 31 Juli 2025. Saat pengumuman, harga saham berada di Rp1710. Dalam 30 hari sebelumnya, saham ini sudah naik sekitar 16%. Dana yang disiapkan sangat besar yaitu Rp2 Triliun, tapi harga maksimal pembeliannya justru di bawah harga pasar, yaitu Rp1700. Jadi sejak hari pertama, secara teknis transaksi tidak bisa dilakukan. Mandiri Sekuritas ditunjuk sebagai broker pelaksana, tapi karena harga pasar tidak memenuhi ketentuan harga maksimal, realisasi belum bisa dimulai. Dari struktur ini, kelihatan bahwa buyback UNVR bukan untuk menaikkan harga, melainkan menjaga supaya harga tidak naik terlalu cepat. Tidak ada pernyataan euforia dari manajemen, hanya pelaporan formal dan taat regulasi. Karena baru diumumkan dan belum terjadi transaksi apapun, belum bisa dinilai apakah langkah ini akan efektif atau tidak.

CNMA ➡️ Harga hanya naik tipis 0,72%, belum ada realisasi, PD sebagai pelaksana tapi tidak aktif di pasar.

PRDA ➡️ Return +4,29%, realisasi sekitar 55% dari anggaran, CC alias Mandiri Sekuritas dominan menyerap.

UNVR ➡️ Baru diumumkan hari ini, belum bisa dieksekusi karena harga pasar di atas batas maksimal, tujuan lebih ke stabilisasi.

Pelajaran yang bisa diambil? Jangan langsung senang ketika dengar pengumuman buyback. Cek detailnya. Kapan diumumkan. Harga saat itu berapa. Siapa brokernya. Apakah ada akumulasi. Sekuritas pelaksana yang aktif seperti Mandiri Sekuritas biasanya lebih disiplin. Tapi kalau hanya dokumen tanpa eksekusi, itu hanya headline palsu. Dan kalau harga saham cuma naik Rp1 setelah pengumuman, jangan buru-buru nuduh pasar. Mungkin memang buyback-nya fiktif. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Karena pada akhirnya, pasar itu butuh aksi, bukan janji. Investor itu cari realisasi, bukan narasi. Dan paling penting, jangan biarkan angka-angka besar membutakan logika. Buyback yang baik bukan soal angka dana, tapi tentang niat dan pelaksanaan nyata.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/7

testestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy