Kebangkitan $ADMG: Antara Harapan Laba dan Sinyal Teknikal Positif
Setelah bertahun-tahun mencatatkan kerugian, emiten industri petrokimia PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG) akhirnya menunjukkan secercah harapan. Pada kuartal II 2025, ADMG mencetak laba bersih sebesar Rp17 miliar, berbanding terbalik dari kerugian di kuartal sebelumnya yang mencapai Rp17 miliar. Ini menjadi titik balik yang dinanti banyak investor, meski akumulasi kerugian sepanjang 2024 masih membayangi. Kinerja ini menjadi sinyal awal bahwa perusahaan mulai menunjukkan perbaikan efisiensi operasional dan pengelolaan biaya yang lebih baik.
Dari sisi kepemilikan, struktur pemegang saham ADMG didominasi oleh Provestment Limited dengan 50%, yang juga berperan sebagai pengendali. PT Gajah Tunggal Tbk, konglomerat produsen ban terbesar di Indonesia, memegang 26%, sedangkan PT Satya Mulia Gema Gemilang menguasai 10%. Sisanya tersebar di masyarakat non-warkat dan warkat. Kehadiran nama-nama besar seperti Gajah Tunggal menandakan adanya sinergi dan potensi dukungan industri jangka panjang terhadap ADMG.
Sementara dari jajaran pengurus, ADMG diperkuat oleh nama-nama berpengalaman. Gautama Hartarto menjabat sebagai Presiden Direktur, sementara posisi Presiden Komisaris ditempati oleh Bacelius Ruru, tokoh senior yang dikenal di kalangan industri. Jajaran komisaris lainnya berasal dari kalangan independen dan profesional yang cukup beragam, menunjukkan tata kelola yang mulai diarahkan menuju transparansi dan akuntabilitas.
Dari sisi teknikal, saham ADMG mulai menunjukkan tanda-tanda positif. Harga saham perlahan mulai menembus beberapa rata-rata pergerakan harian (moving average) seperti EMA20 dan EMA50. Indikator MACD pun mulai menunjukkan potensi golden cross, sementara histogramnya mulai menguat. Volume perdagangan juga meningkat, memberi sinyal bahwa pasar mulai memperhatikan kembali saham ini. Namun, untuk benar-benar menandai awal dari uptrend, ADMG masih perlu membentuk pola “higher high” dan “higher low” dalam jangka pendek.
Melihat potensi perbaikan laba, dukungan pemegang saham besar, dan sinyal teknikal yang mulai menguat, ADMG memiliki peluang untuk bangkit di paruh kedua 2025. Namun investor tetap harus berhati-hati. Perjalanan perbaikan belum selesai, dan keberlanjutan profitabilitas masih harus dibuktikan pada laporan keuangan Q3 dan Q4. Jika ADMG mampu mempertahankan tren positif ini, maka bukan tidak mungkin saham yang dulu terpuruk ini bisa menjadi kuda hitam di sektor industri dasar BEI.