IHSG - Dua Ukuran, Satu Esensi: Menyelami ROA dan ROE dari Akar Neraca
Pelajaran dari Alam
Bayangkan dua pendaki hendak mengukur ketinggian Gunung Everest.
• Pendaki A berdiri di basecamp pada permukaan laut dan mencatat ketinggian 8.848 meter.
• Pendaki B berdiri di Dataran Tinggi Tibet, di ketinggian 4.200 meter, dan berkata, “Hanya 4.648 meter!”
Siapa yang salah? Tidak ada. Mereka hanya menggunakan titik acuan yang berbeda.
Begitu pula dalam keuangan: ROA dan ROE adalah dua cara mengukur 'ketinggian' yang sama, asalkan kita tahu dari mana kita berdiri.
-------------------------------------------------------------------------------
Definisi yang Sering Dilupakan
Untuk memahami 'ketinggian' dalam investasi ini, mari kita segarkan kembali beberapa definisi dasar yang krusial.
1. Aset vs Ekuitas: Dua Sisi Neraca yang Saling Berbisik
• Aset: Sumber daya ekonomi yang dikuasai perusahaan.
• Ekuitas: Hak residual atas aset setelah dikurangi kewajiban.
Analoginya: Jika perusahaan adalah rumah:
• Aset = Nilai rumah + isinya
• Ekuitas = Bagian dari nilai rumah yang dibelanjakan pakai uang pribadi
2. ROA dan ROE: Dua Bahasa untuk Efisiensi
• ROA (Return on Asset): Mengukur seberapa baik perusahaan mengubah seluruh sumber daya (aset) menjadi laba.
ROA= Laba Bersih / Total Aset
• ROE (Return on Equity): Mengukur seberapa tajam modal pemilik (ekuitas) menghasilkan laba.
ROE = Laba Bersih / Total Ekuitas
ROE itu seperti melihat sepeda dengan roda gigi, tapi ROA menunjukkan tenaga pedal mentah, sedangkan ROE menunjukkan seberapa jauh sepeda bisa melaju dengan gigi yang digunakan.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Jembatan Antara Teori dan Realita
Mari kita selami contoh aktual untuk memahami perbedaan ini:
• $BBCA (Harga: 8.400; DER: 5,22; ROE: 22,78%; ROA: 3,66%; PBV: 4,20; PBA: 0,68)
BBCA memaksimalkan kinerja ekuitasnya yang terbatas dengan memanfaatkan leverage (utang). Penggunaan utang ini menyebabkan ROE menjadi jauh lebih besar dibandingkan ROA, karena secara matematis:
DER = Liabilitas / Ekuitas
Total Aset = Ekuitas + Liabilitas
=> Total Aset = Ekuitas + (DER × Ekuitas) = Ekuitas × (1 + DER)
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
=> Laba Bersih = ROE x Ekuitas
ROA = Laba Bersih / Total Aset
=> ROA = Laba Bersih / (Ekuitas × (1 + DER))
=> ROA = (ROE × Ekuitas) / (Ekuitas × (1 + DER))
=> ROA = ROE / (1 + DER)
ROA = 22,78% / (1 + 5,22) = 3,66%.
Dengan demikian, ROA yang lebih kecil dari ROE adalah konsekuensi logis dari kebijaksanaan memaksimalkan kinerja ekuitas dengan menggunakan utang (DER). Hubungan ini bersifat matematis dan berlaku mutlak selama data diambil dari laporan keuangan yang sama. Jadi meskipun ROA “hanya” 3,66%, nilai tersebut mampu menghasilkan ROE sebesar 22,78%, ini adalah tingkat keuntungan yang langsung dirasakan oleh pemegang saham.
Catatan tambahan: Total DER BBCA diatur oleh OJK melalui regulasi kecukupan modal (CAR), dengan batas maksimal DER sekitar 9x.
• $SSMS (Harga: 1.305; DER: 2,93; ROE: 29,57%; ROA: 7,52%; PBV: 4,16; dan PBA: 1,06):
SSMS memaksimalkan kinerja ekuitasnya yang terbatas dengan memanfaatkan leverage. ROE menjadi jauh lebih besar dari ROA, dan secara matematis:
ROA = ROE / (1 + DER) = 29,57% / (1 + 2,93) = 7,52%.
Dengan demikian, ROA yang lebih kecil dari ROE adalah konsekuensi logis dari kebijaksanaan memaksimalkan kinerja ekuitas dengan menggunakan utang (DER). Hubungan ini bersifat matematis dan berlaku mutlak selama data diambil dari laporan keuangan yang sama. Jadi meskipun ROA “hanya” 7,52%, nilai tersebut mampu menghasilkan ROE sebesar 29,57%, ini adalah tingkat keuntungan yang langsung dirasakan oleh pemegang saham.
Catatan tambahan: SSMS adalah emiten non-keuangan. Penggunaan contoh ini lebih untuk menunjukkan kontras ekstrem, bukan untuk mengglorifikasi penggunaan utang tinggi. DER di atas 2 seharusnya menjadi sinyal kehati-hatian bagi investor dalam mengevaluasi kelayakan investasi.
• $SIDO (Harga: 525; DER: 0,1x; ROE: 27,32%; ROA: 24,73%; PBV: 4,25; dan PBA: 3,84 )
SIDO berhasil memaksimalkan kinerja asetnya dengan penggunaan utang yang sangat minim. Selisih antara ROE dan ROA sangat tipis, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan nilai ekuitas berasal hampir sepenuhnya dari kinerja operasional aset, bukan dari leverage. Secara matematis:
ROA = Laba Bersih / Total Aset
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
DER = Liabilitas / Ekuitas
Total Aset = Ekuitas + Liabilitas = Ekuitas × (1 + DER)
ROA = Laba Bersih / Total Aset = Laba Bersih / (Ekuitas × (1 + DER))
⇒ Laba Bersih = ROA × Ekuitas × (1 + DER)
ROE = Laba Bersih / Ekuitas
ROE = (ROA × Ekuitas × (1 + DER)) / Ekuitas
ROE = ROA × (1 + DER)
ROE = 24,73% × (1 + 0,1) = 27,32%
Artinya, ROE SIDO bersifat sangat organik dan mencerminkan efisiensi tinggi dalam penggunaan aset yang terbatas (tidak dibantu oleh leverage) dalam menciptakan laba bagi pemegang saham.
Dari tiga contoh ekstrem di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa baik ROA maupun ROE, jika diukur pada satu titik waktu, maka keduanya akan sama-sama dipengaruhi oleh struktur modal, yakni komposisi utang dan ekuitas. Oleh karena itu, tidak dapat disimpulkan bahwa salah satu indikator tersebut bersifat pengukuran kinerja yang lebih “murni” daripada yang lain. Semua bergantung pada konteks leverage di balik angka-angka tersebut.
-----------------------------------------------------------------------------------------
Mencari Jalan Tengah: Menyelaraskan Pengukuran
Jika penjelasan di atas masih melahirkan perbedaan perspektif, mana yang lebih ungggul antara ROE dan ROA, maka jalan tengahnya adalah membuktikan bahwa ROE dan ROA akan memiliki muara yang nilainya sama persis, jika menggunakan pembanding yang sama sifatnya.
Jika ROE dan ROA adalah return, maka pembandingnya adalah cost (biaya) yang dikeluarkan untuk mendapatkan return tersebut. Biaya ini kita dapat basiskan pada harga saham yang kita belanjakan. Dengan demikian, kita bisa melihat seberapa mahal uang yang kita investasikan dalam saham jika dibandingkan dengan kinerja perusahaannya.
• Jika kita ingin membandingkan dengan kinerja ekuitas, kita gunakan PBV (Price to Book Value) yang mencerminkan harga pasar ekuitas.
• Jika kita ingin membandingkan dengan kinerja aset, kita gunakan PBA (Price to Booked Value of Asset) yang mencerminkan harga pasar atas aset.
Model matematika membuktikan bahwa jika pembilang (return) dan penyebut (cost) kini sudah sebanding, maka hasilnya akan sama saja, baik kita menilai efektivitas ekuitas (ROE) terhadap harga ekuitas (PBV), ataupun efektivitas aset (ROA) terhadap harga buku aset (PBA).
Berikut adalah rumusnya:
=> ROE (Return on Equity) = Laba / Ekuitas
=> ROA (Return on Assets) = Laba / Total Aset
=> PBV (Price to Book Value) = Harga / Ekuitas
=> PBA (Price to Booked Value of Asset) = Harga / Total Aset
Maka, ketika kita membandingkan return dengan cost per saham:
ROE / PBV = (Laba / Ekuitas) / (Harga / Ekuitas) = Laba / Harga
ROA / PBA = (Laba / Total Aset) / (Harga / Total Aset) = Laba / Harga
Sehingga, terbukti bahwa:
ROE / PBV = ROA / PBA = Laba / Harga
Jika “Laba/Harga” kita balik, maka akan menjadi
PBV / ROE = PBA / ROA = Harga / Laba = PE Ratio (PER).
Catatan tambahan: Harga PBA tidak selalu tersedia di aplikasi sekuritas. Kita dapat menghitungnya sendiri dengan data yang tersedia pada banyak aplikasi sekuritas, yaitu dengan cara:
PBA = Market Capitalization / Total Asset
Atau menurunkan model matematis sehingga;
PBA = PBV / (1 + DER)
Contoh Simulasi
• BBCA (Harga: 8.400; DER: 5,22; ROE: 22,78%; ROA: 3,66%; PBV: 4,20; dan PBA: 0,68), maka, PE Ratio BBCA dapat dihitung dengan;
PE Ratio = PBV / ROE = 4,20 / 22,78% = 18,46; atau
PE Ratio = PBA / ROA = 0,68 / 3,66% = 18,46
Hasilnya, meskipun PBV dan PBA, serta ROE dan ROA memiliki nilai yang berbeda-beda, keduanya akan menghasilkan PE Ratio yang sama ketika dibandingkan secara sebanding.
• SSMS (Harga: 1.305; DER: 2,93; ROE: 29,57%; ROA: 7,52%; PBV: 4,16; dan PBA: 1,06): maka, PE Ratio SSMS dapat dihitung dengan;
PE Ratio = PBV / ROE = 4,16 / 29,57% = 14,06; atau
PE Ratio = PBA / ROA = 1,06 / 7,52% = 14,06
• SIDO (Harga: 525; DER: 0,1x; ROE: 27,32%; ROA: 24,73%; PBV: 4,25; dan PBA: 3,84 ): maka, PE Ratio SIDO dapat dihitung dengan;
PE Ratio = PBV / ROE = 4,25 / 27,32% = 18,44; atau
PE Ratio = PBA / ROA = 3,84 / 24,73% = 18,44
----------------------------------------------------------------------------------------
Kesimpulan dan Kembali ke Alam
Dari simulasi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa mendikotomi antara ROA dan ROE adalah pandangan yang keliru. Keduanya adalah hal yang sama dalam esensinya, hanya dengan sudut pandang yang berbeda. Ketika melihat perusahaan dengan ROE yang tinggi, jangan lupa bahwa sebagian besar return dihasilkan oleh aset yang dibiayai utang. Sebaliknya, pada ROA yang tinggi, ekuitaslah yang bekerja habis-habisan untuk membiayai aset.
Ini tidak mengherankan, sebab Matematika tidak pernah berbohong. Manusialah yang bebas memilih sudut pandang, tanpa perlu saling menyalahkan maupun mengatakan bahwa sudut pandang menilai produktivitas aset lebih baik daripada menilai dari sudut pandang efisiensi dalam penggunaan modal (ekuitas). Keduanya akan menghasilkan PER yang sama, dan itu seolah menjadi takdir alami: ketika perusahaan berusaha memaksimalkan pemakaian aset, maka otomatis ekuitas pun turut terefisiensi; dan sebaliknya, ketika terjadi efisiensi pada ekuitas, mau tidak mau perusahaan harus membuat aset bekerja lebih produktif.
Ini karena persamaan akuntansi yang mendasar:
Aset = Utang + Ekuitas
Maka tidak perlu mempertentangkan ROA atau ROE, karena jika kita menghitung dengan cara yang adil, kita akan sampai pada hasil yang sama.
Seperti sungai yang mengalir dari gunung ke laut, ROA, ROE, dan PER adalah aliran data yang bermuara pada satu samudera: nilai intrinsik perusahaan. Investasi yang bijak adalah memahami bahwa semua rasio hanyalah peta, bukan wilayahnya yang sesungguhnya.
Jika alam bisa harmonis dengan hukum gravitasi, mengapa kita harus ributkan ROA dan ROE?
Dalam dunia investasi, yang penting bukan siapa yang paling tajam menghitung, tapi siapa yang paling jujur memahami konteks.