Karena saya tidak bisa berkomentar, saya posting di sini.

Contoh komentar balasan ini adalah model beragama tanpa ilmu. Al-Ghazali berkata sia-sialah orang bergama tanpa ilmu.

Ulama Indonesia tidak kalah ilmunya dibanding ulama mana pun. Banyak ulama Indonesia yg menulis buku Islam dan menjadi kajian di jazirah Arab, baik di fan (bidang) ilmu fikih, hadis, tasawuf dll. Saat Saudi Arabia dan Mekkah masih terbuka sebelum era Dinasti Saud, banyak ulama kita mengajar di Masjidil Haram.

Di Al-Quran dan hadis nggak ada rujukan bahwa kita harus merujuk ulama berdasarkan daerah mana pun. Yang benar ya pakai ilmu. Dasar imunya Qur'an dan hadis. Baru ada yg pakai qiyas (analogi), dst.

Soal perbedaan ya biasa aja. Kalau Anda percaya pikiran Anda sendiri, ya silakan. Tidak perlu mengatakan yg lain tidak aman.

Prinsip saya yg bukan ahli agama. Sudah ada ulama berfatwa soal saham syariah $ISSI $JII, maka manut aja.