Saham multibagger jadi inceran banyak orang di Indonesia saat ini. Saham backdoor listing dianggap paling mungkin bawa mereka bisa multibagger. Tapi apakah saham backdoor listing menjadi yang terbaik?
Saham backdoor listing memang dikenal bisa memberikan keuntungan luar biasa. Misalnya dari harga Rp100 jadi Rp2000 kan berarti cuannya sudah puluhan kali lipat.
Sampai akhirnya, banyak yang mencari info A1 dengan harapan bisa beli saham backdoor listing sebelum harga sahamnya naik. Apakah itu Works? jawabannya belum tentu.
Saham backdoor listing bisa meroket tinggi karena ada kepentingan owner. Jika ada kabar backdoor listing sebelum di-up atau naik, artinya ada kebutuhan likuiditas juga. Berarti, dengan begitu harga sahamnya bisa jadi sulit meroket.
Selain itu, saham backdoor listing juga punya risiko yang cukup besar mungkin bisa setara dengan potensi keuntungannya. Beberapa risikonya:
1. Likuiditas seret: oke kamu bisa beli banyak, tapi pas harga turun dari pucuk, kamu yang sudah cuan banyak dan pegang porsi besar bisa susah keluar karena likuiditas terbatas. Saat harga turun, hanya ada sedikit pembeli yang akhirnya total keuntunganmu menyusut.
2. Kena Suspensi hingga FCA: kebijakan FCA dan suspensi cukup ketat. Terakhir $TGUK yang kabar backdoor-nya sudah lama tersiar ternyata saat diumumkan malah harus kena suspensi. Faktornya banyak, termasuk pertanyaan itu dana IPO kemarin kemana, bisnis abis IPO kok malah merosot.
3. Risiko transaksi gak jadi dan gak jelas. Ada yang tanya, apakah transaksi setelah CSPA bisa gak jadi? ya bisa saja gak jadi jika ada persyaratan yang tidak dipenuhi.
$WOMF pernah mengalami hal tersebut. dan $DGNS yang sudah siap-siap akuisisi dengan right issue-nya ternyata kini hilang kabarnya juga.
Apalagi, jika dilihat dari deretan kisah backdoor listing, ada berapa saham backdoor yang hasilnya menarik? sejauh ini baru PANI dan PACK kan? kalau WIFI lebih ke corporate action bukan backdoor ya.
Meski ada risiko begitu, saham backdoor tetap menjadi pilihan untuk bisa multibagger, selain saham fast-growing dan turnaround.
Nah, jadi bagaimana strategi atur portofolio investor ritel ala Peter Lynch agar cuan optimal? kami ulas dan merelevansikan dengan market Indo di sini ya: https://cutt.ly/arARs8GV