imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Kok $TPIA bisa Jualan $CDIA, Bukannya Harusnya Lockup 12 Bulan?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Sejujurnya, saya pun tak tahu.

Pada zaman dulu kala, ada saham sebut saja namanya, $ZATA Bebebs Asep, yang jualan juga saham ketika masih lockup IPO. Waktu itu sebagai hukuman atas kesalahan tersebut maka OJK memberikan hukuman yang sangat berat pada ZATA yakni sanksi peringatan tertulis. Benar - benar berat sampai akhirnya ZATA anjlok ke under gocap. ๐Ÿ—ฟ Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang coba kita lihat case CDIA apakah sama seperti ZATA? Cek dulu faktanya biar ndak asal tuduh.

Pada 9 Juli 2025, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan harga IPO sebesar Rp190 per saham dan jumlah saham yang ditawarkan ke publik sebanyak 12.482.937.500 lembar. Nilai total dana yang dihimpun dari IPO ini sebesar Rp2,372 triliun. Berdasarkan data dari prospektus dan laporan hukum, struktur pemegang saham sebelum IPO adalah PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) sebanyak 74.897.620.800 lembar saham atau 66,7%, dan Phoenix Power B.V. sebanyak 37.448.816.400 lembar atau 33,3%. Jumlah total saham sebelum IPO adalah 112.346.437.200 lembar. Saham yang dijual dalam IPO berasal dari saham portepel yang sebelumnya belum ditempatkan dan bukan dari pengalihan saham milik TPIA maupun Phoenix.

Di sistem KSEI, saham CDIA milik TPIA tercatat melalui dua rekening efek berbeda. Pertama, rekening efek atas nama PT Chandra Asri Pacific Tbk di bawah PT BCA Sekuritas. Kedua, rekening atas nama PDNI HPAM โ€“ CAP Fund yang berada di bawah sekuritas milik Bank BJB (BJBR Sekuritas), dan dikelola oleh Henan Putihrai Asset Management (HPAM). Kedua rekening ini tercatat sebagai pemilik saham CDIA dengan jumlah total sebelum transaksi sebanyak 11.264.189.500 lembar, setara dengan 9,02% dari total saham CDIA setelah IPO. Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx

Tanggal 8 Juli 2025, sehari sebelum pencatatan perdana, sistem mencatat bahwa TPIA membeli atau mendapatkan alokasi atau konversi saham script ke scripless saham CDIA sebanyak 11.234.643.100 lembar (9,00%). Kemudian, pada 21 Juli 2025, muncul pencatatan penjualan sebanyak 29.546.400 lembar oleh TPIA, sehingga jumlah saham yang dimilikinya berkurang dari 11.264.189.500 menjadi 11.234.643.100 lembar, atau turun dari 9,02% ke 9,00%. Transaksi ini dilakukan melalui rekening efek PDNI HPAM โ€“ CAP Fund di bawah BJBR Sekuritas, bukan melalui rekening BCA Sekuritas atas nama langsung TPIA.

Ini agak aneh entah KSEI salah catat atau bagaimana, soalnya di 8 Juli tercatat 0% jadi 9% tapi di 21 Juli tercatat 9,02% jadi 9%.

Dokumen hukum yang disusun oleh AHRP Lawfirm dan dilampirkan dalam prospektus menyatakan bahwa TPIA dan Phoenix Power B.V. terikat pada ketentuan POJK No. 25/2017 tentang lock-up saham. Aturannya, pemegang saham pengendali dilarang mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya selama 8 bulan sejak pernyataan efektif. Bahkan, dalam surat pernyataan yang ditandatangani pada 16 April 2025, TPIA menyatakan tidak akan mengalihkan kepemilikannya secara langsung maupun tidak langsung selama 12 bulan setelah IPO dinyatakan efektif. Phoenix Power juga membuat pernyataan serupa dengan periode lock-up selama 8 bulan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun, hingga 22 Juli 2025, tidak ditemukan keterbukaan informasi dari CDIA maupun TPIA terkait aksi pengurangan saham tersebut. Belum ada pengumuman resmi dari pihak OJK maupun BEI terkait transaksi itu, sementara data perubahan jumlah saham muncul secara terbuka di fitur insider trading dan data KSEI.

Dari fakta-fakta tersebut, muncul beberapa hal yang butuh penjelasan lebih lanjut. Pertama, bagaimana proses pengurangan kepemilikan sebanyak 29.546.400 lembar terjadi di tengah periode lock-up. Apakah transaksi tersebut merupakan perpindahan saham antar rekening internal atau pengalihan ke pihak eksternal. Kedua, mengapa transaksi dilakukan melalui rekening PDNI HPAM โ€“ CAP Fund di BJBR Sekuritas, bukan dari rekening efek langsung atas nama TPIA di BCA Sekuritas. Ketiga, mengapa tidak ada keterbukaan informasi kepada publik meskipun transaksi tersebut melibatkan pemegang saham pengendali pada masa awal setelah IPO. Keempat, siapa penerima akhir dari saham tersebut dan apakah pihak tersebut termasuk dalam pengecualian lock-up jika memang ada. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Karena data yang tersedia menunjukkan adanya perubahan kepemilikan oleh pemegang saham pengendali di masa lock-up, dan belum ada klarifikasi resmi, maka idealnya BEI, OJK, TPIA, dan CDIA perlu memberikan penjelasan terbuka. Cara paling sederhana adalah melalui keterbukaan informasi resmi di laman BEI atau penyampaian langsung oleh OJK sebagai otoritas pengawas. Tujuannya agar publik memahami konteks transaksi ini secara utuh dan tidak menimbulkan spekulasi atau keraguan terhadap kredibilitas proses IPO serta kepatuhan terhadap regulasi. Penjelasan tentang bagaimana dan kenapa transaksi dilakukan penting untuk menjaga transparansi dan kepercayaan investor terhadap pasar modal.

Jadi saya pun tidak tahu apakah ini murni kesalahan TPIA? Kesalahan catat KSEI? Atau hal lain?

Biarkan OJK yang menilai. Karena OJK lah yang bisa memutuskan salah benarnya aktivitas di pasar modal.

Kalau pun ternyata TPIA salah karena jual saham Lock up maka hukuman terberat dari OJK mungkin hanya sanksi peringatan tertulis seperti yang didapatkan ZATA. Hukuman terberat apa? Kepercayaan investor bisa berkurang. Tapi investor nampaknya akan anggap itu angin lalu selama saham CDIA masih digoreng. Kalau saham CDIA anjlok karena hal tersebut, mungkin di situlah kepercayaan investor bisa turun.๐Ÿ—ฟ Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kepercayaan investor di IHSG itu sederhana. Harga saham naik, investor percaya padamu. Harga saham anjlok, investor tidak percaya. Sesimpel itu.

Jadi kalau bandar CDIA pengen masalah ini tidak berlarut - larut dan pengen investor tetap percaya, you know what to do.

Kalau memang salah, akui kesalahan, minta maaf, fry again.
Kalau tidak salah, segera klarifikasi, bikin keterbukaan informasi, fry again.
Apapun hasil akhirnya, benar atau salah, endingnya harus fry again. ๐Ÿ—ฟ

Itu lah realitas market IHSG. Just spit the fact. Investor tidak peduli sama fundamental dan GCG. Yang mereka pedulikan adalah how deep you can fry. Selama harga sahamnya naik, mereka tidak peduli. Bahkan kalau kamu bikin perjanjian dengan iblis atau ifrit, selama harga sahamnya naik, mungkin kamu akan dimaafkan.

Jadi intinya core of the core adalah kita tunggu saja keterbatasan informasi dari TPIA sebagai induk CDIA.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/6

testestestestestes
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy