$NRCA adalah contoh klasik saham undervalued yang lama terabaikan meski fundamentalnya membaik. Laba bersih konsisten tumbuh, posisi kas kuat, dan beban utang relatif rendah. Namun selama lima tahun terakhir, valuasinya stagnan di bawah nilai bukunya (PBV < 1), mencerminkan pasar yang cenderung apatis terhadap sektor konstruksi di luar emiten besar BUMN. Tapi semua berubah hanya dalam hitungan hari. Lonjakan harga drastis yang terjadi baru-baru ini bukan dipicu oleh kinerja operasional, melainkan oleh sentimen kuat dari narasi pasar “NRCA adalah anak usaha SSIA” dan $SSIA sedang dalam proses akumulasi besar-besaran oleh dua kelompok raksasa, Grup Djarum dan jaringan yang beririsan dengan Prajogo Pangestu.
Ini adalah dinamika yang menarik. Aksi di level induk yang bahkan belum tentu berdampak langsung ke entitas anak dapat memicu rerating valuasi karena pasar membaca potensi integrasi strategis, konsolidasi kekuatan modal, atau ekspektasi sinergi yang belum terjadi. Dalam ekosistem saham mikro dan midcap, narasi memiliki daya ungkit yang luar biasa. Nilai intrinsik sering kali menjadi sekunder ketika pasar percaya bahwa ada cerita besar di balik nama. Dalam konteks NRCA, yang dihargai bukan hanya kinerja, tapi kemungkinan bahwa dua konglomerat ini punya niat lebih dari sekadar berinvestasi pasif. Dan ketika pasar percaya pada kemungkinan itu, harga saham bisa bergerak lebih cepat dari logika laporan keuangan.