๐ Masih Menantang, Penjualan Semen Lanjut Turun
Manajemen Indocement Tunggal Prakarsa ($INTP) mencatat bahwa volume penjualan industri semen di Indonesia turun -7,3% YoY pada Juni 2025, sehingga volume penjualan selama 1H25 turun -3,1% YoY (vs. 1H24: +2,2% YoY). Realisasi tersebut menandai penurunan volume penjualan semen pada periode semester pertama selama 3 tahun beruntun, jika mengecualikan Semen Grobogan dalam perhitungan 2024 (realisasi 1H24 tanpa Semen Grobogan: -0,9% YoY).
Berdasarkan segmentasinya, volume penjualan semen curah (bulk) seindustri turun -10% YoY dan kontribusinya terhadap total penjualan berkurang menjadi 28% (vs. 1H24: 30,2%). Penurunan ini terjadi seiring penurunan permintaan dari IKN, dengan volume penjualan di Kalimantan mengalami kontraksi -20% YoY selama 1H25 (vs. 1H24: +22% YoY).
Di sisi lain, volume penjualan semen kantong (bag) tercatat stagnan secara tahunan selama 1H25, dengan kontribusi penjualan meningkat menjadi 72% (vs. 1H24: 69,8%). Manajemen INTP menjelaskan bahwa harga jual semen kantong perseroan tetap terjaga per Juni 2025, sedangkan sejumlah kompetitor mulai memberikan diskon atau promosi di area yang mengalami kontraksi.
Penurunan volume penjualan seindustri tercermin pada kinerja INTP dan Semen Indonesia ($SMGR) selaku 2 pemain utama di industri semen. INTP mencatat penurunan volume penjualan semen sebesar -2,8% YoY selama 1H25 (vs. 1H24 termasuk Semen Grobogan: +10% YoY), sementara SMGR sebesar -2,2% YoY (vs. 1H24: -1,1% YoY).
Market share gabungan INTP dan SMGR pun turun menjadi 77,1% selama 1H25 (vs. 1H24: 79,4%, 1Q25: 77,2%), lebih rendah dari level ~79% pada periode 2023โ2024. Pelemahan ini utamanya disebabkan oleh market share SMGR yang terkikis menjadi 47,6% selama 1H25 (vs. 1H24: 50%, 1Q25: 47,1%), akibat penjualan domestik SMGR yang turun lebih dalam dibandingkan seindustri. Sebaliknya, market share INTP selama 1H25 sedikit naik menjadi 29,5% dari posisi tahun lalu (vs. 1H24: 29,4%, 1Q25: 30,1%).
๐ Key Takeaway
Manajemen INTP pada Maret 2025 memperkirakan pertumbuhan volume penjualan industri sekitar +1โ2% YoY selama 2025 (vs. realisasi 2024: -0,35% YoY). Secara historis, volume penjualan pada semester kedua cenderung lebih tinggi dibandingkan semester pertama, didukung oleh akselerasi belanja pemerintah dan berkurangnya hari libur. Namun, lemahnya realisasi penjualan pada 1H25 mengharuskan penjualan pada 2H25 untuk naik setidaknya sekitar +4โ6% YoY agar estimasi 2025 tersebut dapat tercapai. Adapun curah hujan yang tinggi, turunnya besaran insentif pada sektor properti, serta permintaan masyarakat yang lemah akan menjadi tantangan berat yang perlu dicermati.
Stockbit Snips 18 Juli 2025
https://cutt.ly/6rOlUyhK
1/2