Stop! Jangan Scroll!
5 Menit aja Paham Enterprise Value
Dalam analisis saham, Enterprise Value memberikan gambaran yang lebih lengkap dibandingkan market cap saja dan sering digunakan untuk mengevaluasi valuasi perusahaan, membandingkan perusahaan dalam industri yang sama, atau menilai potensi investasi.
➡️Pengertian Enterprise Value (EV)
Enterprise Value (EV) adalah nilai total suatu perusahaan, yang mencakup nilai pasar dari ekuitas dan utangnya, serta mempertimbangkan posisi kasnya. EV memberikan gambaran lebih komprehensif tentang nilai perusahaan dibandingkan dengan kapitalisasi pasar (market cap) karena memperhitungkan kewajiban keuangan perusahaan. Ukuran total nilai perusahaan yang mencakup kapitalisasi pasar, utang, kepentingan minoritas, kas dan setara kas.
➡️Rumus untuk perhitungan EV adalah:
EV = Kapitalisasi Pasar + Total Utang + Kepentingan Minoritas + Saham Preferen - Kas dan Setara Kas
Kapitalisasi Pasar: nilai pasar saham perusahaan, dihitung sebagai harga saham saat ini × jumlah saham yang beredar.
Total Utang: meliputi utang jangka pendek dan jangka panjang, termasuk kewajiban seperti obligasi atau pinjaman bank.
Kepentingan Minoritas: Nilai bagian ekuitas anak perusahaan yang tidak dimiliki sepenuhnya oleh perusahaan induk.
Saham Preferen: Nilai saham preferen yang diterbitkan perusahaan (jika ada).
Kas dan Setara Kas: Uang tunai, deposito, atau investasi likuid yang dapat digunakan untuk mengurangi biaya akuisisi.
➡️Perhitungan EV merupakan salah satu metrik keuangan yang penting dalam analisis fundamental karena:
• EV mencerminkan biaya teoritis untuk membeli perusahaan secara keseluruhan, termasuk mengambil alih utangnya dan menggunakan kas perusahaan untuk mengurangi biaya tersebut.
• Berbeda dengan kapitalisasi pasar, EV memperhitungkan struktur modal perusahaan (utang dan kas), sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang valuasi.
➡️Pentingnya EV dalam Analisis Saham
EV digunakan oleh investor dan analis untuk berbagai tujuan, termasuk:
1. Valuasi Perusahaan
EV memberikan pandangan secara keseluruhan tentang nilai perusahaan, bukan hanya nilai ekuitas saja seperti market cap melainkan beserta utang dan kas yang dapat digunakan untuk membayarkan utang tersebut. Hal tersebut cocok untuk menilai perusahaan dengan tingkat utang yang signifikan atau cadangan kas yang besar.
2. Perbandingan Antar Perusahaan
EV memungkinkan perbandingan perusahaan dalam industri yang sama, terlepas dari perbedaan struktur modal (misalnya, perusahaan dengan utang tinggi vs. rendah). Rasio berbasis EV (seperti EV/EBITDA) sering digunakan untuk membandingkan valuasi secara relatif.
3. Analisis Akuisisi
Dalam konteks merger dan akuisisi (M&A), EV menunjukkan biaya yang diperlukan untuk mengakuisisi perusahaan seutuhnya, termasuk membayar utang dan mengurangi kas yang diperoleh. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk melakukan merger & akuisisi perusahaan.
4. Penilaian Kinerja Operasional
EV sering dikaitkan dengan metrik operasional seperti EBITDA (Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) untuk mengevaluasi efisiensi operasional perusahaan, yaitu membantu menghilangkan pengaruh utang dan struktur modal yang berbeda-beda antar perusahaan, sehingga perbandingan antar perusahaan menjadi lebih adil, menghilangkan pengaruh pajak dan depresiasi, sehingga fokus pada kinerja operasional inti Perusahaan, dan cocok untuk membandingkan perusahaan di berbagai industri dan negara, bahkan yang memiliki perbedaan dalam sistem pajak dan akuntansi.
5. Identifikasi Peluang Investasi
Perusahaan dengan EV relatif rendah terhadap pendapatan atau laba operasionalnya mungkin dianggap undervalued, sehingga menarik bagi investor value.
➡️Cara Menganalisis EV untuk Menilai Total Nilai Perusahaan
Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan analisis EV dalam konteks investasi saham:
☑️ Hitung Enterprise Value
Menghitung nilai EV dengan mengumpulkan data dari laporan keuangan perusahaan seperti, market cap, total utang, kepentingan minoritas yang biasanya ada di bagian neraca, di bawah ekuitas, saham preferen (jika ada, maka akan tercatat di neraca), serta kas dan setara kas yang juga berada di neraca.
☑️ Gunakan Rasio Berbasis EV
Rasio berbasis EV yang dapat membantu menilai perusahaan yang undervalued atau overvalued, seperti:
1. EV/EBITDA
EV/EBITDA = Enterprise Value / EBITDA
Digunakan untuk mengukur berapa kali nilai perusahaan terhadap laba operasional sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Rasio yang rendah (misalnya, <10) bisa menunjukkan perusahaan yang undervalued, sedangkan rasio tinggi menunjukkan valuasi premium.
2. EV/Sales
EV/Sales = Enterprise Value / Pendapatan
Digunakan untuk mengukur nilai perusahaan terhadap pendapatannya. Di mana hal ini berguna untuk perusahaan yang belum menghasilkan laba (misalnya, startup) atau industri dengan margin rendah.
3. EV/FCF (Free Cash Flow)
EV/FCF = Enterprise Value / Free Cash Flow
Perhitungan ini menunjukkan berapa kali lipat nilai perusahaan dibandingkan dengan arus kas bebas yang dihasilkannya. Rasio yang rendah menunjukkan perusahaan dapat menghasilkan kas yang relatif kuat terhadap nilainya.
☑️ Bandingkan dengan Perusahaan Sejenis
Bandingkan rasio yang menggunakan nilai EV (misalnya, EV/EBITDA) dengan perusahaan lain di industri yang sama untuk menilai apakah perusahaan tersebut dihargai wajar. Setiap sektor industri memiliki rata-rata rasio EV yang berbeda, misalnya pada sektor teknologi yang sering memiliki nilai EV/EBITDA >15 karena potensi pertumbuhan tinggi atau pada sektor manufaktur yang biasanya memiliki nilai 6-10 karena pertumbuhan lebih stabil.
☑️ Analisis Tren EV
Perhatikan perubahan nilai EV dari waktu ke waktu. Jika EV meningkat karena kenaikan harga saham atau utang baru, hal ini sebaiknya didukung oleh pertumbuhan pendapatan atau laba. Namun jika EV menurun, perlu dilakukan analisis lebih lanjut seperti penurunan harga saham (potensi undervaluation) atau pengurangan utang/kas.
☑️ Evaluasi Struktur Modal
Melakukan pemerikasaan komposisi EV (ekuitas vs. utang) karena perusahaan dengan utang tinggi dalam EV mungkin berisiko jika arus kas operasi lemah. Sedangkan perusahaan dengan kas besar mungkin memiliki EV rendah, hal ini dapat menjadikannya kandidat menarik untuk akuisisi.
☑️ Konteks Industri dan Ekonomi
Pertimbangkan faktor eksternal seperti siklus industri, suku bunga, atau kondisi ekonomi yang sedang terjadi. Suku bunga yang tinggi dapat meningkatkan biaya utang yang akan memengaruhi EV perusahaan dengan leverage tinggi. Sedangkan untuk industri yang padat modal (misalnya, telekomunikasi) cenderung memiliki EV lebih tinggi karena utang besar untuk CapEx.
➡️Kelemahan dalam Analisis EV
• Volatilitas Harga Saham
EV bergantung pada kapitalisasi pasar, yang bisa berfluktuasi karena sentimen pasar, bukan fundamental. Semakin banyak berita yang positif akan menghasilkan sentimen pasar yang positif pula, sehingga akan menaikkan harga saham tanpa kekuatan fundamental yang jelas. Namun jika sentimen pasar negatif, dapat menurunkan harga saham walaupun fundamental perusahaan dinilai relatif baik.
• Kualitas Utang
Tidak semua utang sama. Utang dengan bunga tinggi atau jatuh tempo pendek lebih berisiko karena bunga tinggi dapat meningkatkan beban pembayaran, sementara jatuh tempo pendek memaksa pembayaran menjadi lebih sering, sehingga meningkatkan risiko gagal bayar. Selain itu, suku bunga yang tinggi juga dapat mempersulit pengelolaan keuangan perusahaan karena biaya pinjaman yang lebih besar, terutama jika arus kas tidak stabil atau pendapatan tidak terduga.
• Kas yang Tidak Likuid
Beberapa “kas dan setara kas” mungkin tidak mudah diakses (misalnya, terikat dalam investasi jangka panjang). Hal ini dapat meningkatkan risiko gagal bayar karena nilai kas yang tidak likuid.
Enterprise Value (EV) adalah alat yang kuat untuk menilai total nilai perusahaan, karena mempertimbangkan ekuitas, utang, dan kas. EV sangat berguna untuk membandingkan perusahaan, mengevaluasi potensi akuisisi, atau mengidentifikasi peluang investasi. Dengan menggunakan rasio seperti EV/EBITDA, EV/Sales, dan EV/FCF, Klinikers dapat menilai apakah perusahaan dihargai wajar, undervalued, atau overvalued. Namun, analisis EV harus dilakukan dalam konteks industri, tren fundamental perusahaan, faktor ekonomi makro, dan analisis teknikal yang tepat.
Kalo kamu merasa edukasi ini bermanfaat, bisa share dan join ke komunitas kami
https://bit.ly/3T0CVhP
Untuk lebih banyak edukasi dan interaksi
$CDIA
$COIN
$PSAT